Penerbit buku Islam di Indonesia

Sebuah daftar penerbit beserta kategorinya yang ku dapat dari, http://www.mail-archive.com/keluarga-islam@yahoogroups.com/msg09166.html

Pengklasifikasian (komentar) bukan dari kami, namun sesuai tulisan asli dari sumbernya.


Penerbit buku Islam di Indonesia
Sumber: http://smd.antibidah.net/?p=260 (Catatan : sumber  smd.antibidah.net adalah sebuah blog salafi/wahabi fanatik. Sudah almarhum.)

Daftar penerbit buku terpercaya InsyaAllah tsiqah diatas Islam (sunnah)
( Silahkan membacanya )
Pustaka Azzam
Darul Haq
Darul Falah
At-Tibyan
Media Hidayah
Pustaka Imam Syafi’i
Pustaka Ima Bukhari
Pustaka Barakah
Pustaka al-Furqan
Pustaka at-Tauhid
Pustaka as-Sunnah
Pustaka as-Sofwah
Pustaka Arafah
Pustaka Bina Umat
Elba
Najila
al-Qowam
Maktabah Salafi Press
Maktabah adz-Dzahabi
Risalah Gusti
Darus Sunnah

Daftar penerbit buku Islam yang sebagian besar bisa dipercaya
( Perhatikan penulisnya, penterjemahnya, pengantarnya, haditsnya )
Mujahid
Penerbit Cendekia
Pustaka al-Kautsar
Qisthi Press

Daftar penerbit buku Islam berbahaya/Sesat-menyesatkan
( Jangan dibaca apalagi dibeli! )
Lentera (Syi’ah)
al-Huda (Syi’ah)
Serambi (Syi’ah)
Teraju (Syi’ah + Rasionalis + Filsalaf)
Mizan (Syi’ah + Liberal + Rasionalis)
Paramadina (JIL)
Pustaka Hidayah (Syi’ah)
Putra Pelajar (Rasionalis)
DAR!Mizan (Komik dusta dan bergambar)
Remaja Rosdakarya (Rasionalis + Filsafat + Syi’ah)
Az Zahra (Syi’ah)
Pustaka Progressif (Rasionalis + Filsalaf)
Kepustakaan Populer Gramedia (Filsafat)

Daftar penerbit buku Islam tercemar bid’ah
( Hati-hati membacanya! )
Gema Insani Press (Hizbiyah)
Robbani Press (Hizbiyah)
Syaamil (Hizbiyah)
Era Intermedia (Hizbiyah)
Aqwam (? salah satu bukunya “Huru Hara Akhir Zaman”)

.

Sebuah daftar lain. Diambil dari,
http://forum.nu.or.id/viewtopic.php?f=4&t=1068

Beberapa penerbit Aswaja. Aman untuk dibaca…:

1. Al-Hidayah (Surabaya)
2. Sinar Baru Algesindo
3. Ampel Mulia (Surabaya)
4. Mitra Gayatri (Kediri)
5. Toha Putra (Semarang)

6. Logung Pustaka
7. Menara Kudus (Kudus)
8. Pustaka Firdaus
9. Darul Hikmah (Jombang)
10. Pustaka ‘Azm

11. Pustaka Pesantren (Yogyakarta)
12. Khalista
13. Pustaka Warisan Islam
14. Taman Ilmu
15. Al Mawardi

16. Arti Bumi Intiran
17. Al-Miftah (Surabaya)
18. Muara Progresif
19. Islamuna Press
20. Lakpesdam NU

21. Pustaka Zawiyah
22. Pustaka Amanah (Kendal)
23. Ar-Ridha (Semarang)
24. Khasanah Intelektual
25. PP Takhossus Ilmu Fiqh (Mojokerto)

26. LBM/LTN PCNU
27. Pustaka Bayan
28. Pustaka Sidogiri
29. Pustaka Tarbiyah
30. Hayat Publishing

31. Risalah Gusti
32. Cahaya Ilmu
33. LTN Kesan (Tuban)
34. Abshor (Semarang)
35. Cahaya Berkah Sidogiri
36. PP Lirboyo (Kediri)

36 thoughts on “Penerbit buku Islam di Indonesia

  1. daftar yang sangat tendensius…
    hanya merekomendasikan buku-buku terbitan NU.
    hehehe…

    –> Kl sampeyan baca yg bagian bawah.. memang, karena itu diambil dari site NU. Kl lihat yang atas yaa sebaliknya. Any way .. jika ada rujukan lain (entah promosi paham yg manapun), kami berterima kasih jika bersedia menambahkannya/ menyertakannya di sini.

  2. Assalamualaikum

    salut buat tulisan diatas. memang harus dijelaskan hal-hal seperti itu agar ora wam tidak slaah dalam membaca buku. syukron

  3. kalau sekianya orang awam maklumlah maklumat demikian akan diamini,namun bagi yang telah mampu menimba ilmu dari ulama rabani mereka tidak akan taklid/membebek.

    jadilah pencari kebenaran bukan pencari pembenaran,bukan Rosulluloh telah dijauhkan oleh umatnya karena dituduh orang gila,tukang sihir?
    begitulah perigai/cara menjauhkan dengan Islam di masa Rosulluloh

    • uut ketipu sama makhrus ali. hehehe…ayo, siapa lg yg seneng ditipu makhrus ali? dia ngakunya mantan kyai NU, padahal aktif di NU aja gak pernah

  4. @ uut
    Mencari kebenaran ke orang yg tdk maw diajak diskusi. Astaghfirullaah..
    Lebih baik taklid k mayoritas ulama Aswaja drpd k Albani yg tdk diakui keilmuannya oleh mayoritas ulama..

      • TANGGAPAN HABIB MUNZIR TENTANG ALBANI

        Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

        Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,

        Saudaraku yg kumuliakan,
        beliau itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukin dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini, kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a’lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliua hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman,

        Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits2 besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya.

        Muhaddits adalah orang yg berjumpa langsung dg perawi hadits, bukan jumpa dg buku buku, albani hanya jumpa dg sisa sisa buku hadits yg ada masa kini.

        Albani bukan pula Hujjatul Islam, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yg tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits.
        AL Imam Nawawi itu adalah Hujjatul islam, demikian pula Imam Ghazali, dan banyak Imam Imam Lainnya.

        Albani bukan pula Alhafidh, ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karena ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits hadits tsb,

        Abani bukan pula Almusnid, yaitu pakar hadits yg menyimpan banyak sanad hadits yg sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul saw, orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al Musnid, sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yg muttashil.

        berkata para Muhadditsin, “Tiada ilmu tanpa sanad” maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu’.

        apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.

        saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong.

        Wallahu a’lam

      • Ungkapan habib mundzir tidak tepat. Syaikh Albani tidak pernah menyebut dirinya dengan Alhafidz atau Al musnid. Sedangkan Muhadits tidak disayaratkan bertemu dengan perawi hadits. Kalau syarat ini yang dilakukan maka tidak ada lagi Muhaddits setelah generasi Imam Bukhari. Tentu anda tidak akan berani mengatakan bahwa Imam Ibnu Hajar bukan seorang muhadits.
        Anda tidak akan menjumpai perkataan Syaikh albani yang menyambung sanad hadits kepada diri beliau.
        Orang ini (Habib mudzir) sungguh tidak tahu adab. Orang-orang yang lebih alim darinya tidak berani mengatakan perkataan seperti ini. Ilmu hadits yang dimiliki habib mudzir tidak akan mampu melebihi mata kaki Ilmu hadits yang dimiliki Albani. Beliau telah menulis begitu banyak kitab yang dijadikan rujukan oleh para ulama’. Ketika beliau mengatakan sebuah hadits dhaif atau shahih beliau sandarkan pada jarh wa ta’dhil dari ulama-ulama terdahulu, bukan asal ngomong seperti yang diungkapkan orang ini.
        Bahkan anda tidak akan menjumpai hampir semua toko2x buku Islam di indonesia apalagi di timu tengah tanpa karya dari Albani. Sedangkan tentang kemuliaan, tidak diragukan lagi bahwa syaikh Albani adalah seorang yang mulia, Ulama yang dihormati baik kawan maupun lawan. Kalau dulu Imam bukhari dimasa hidupnya, masih ada orang-orang yang pembelaan kepada Sunnah seperti beliau. Disana ada Imam Ahmad guru beliau, Imam abu dawud, Nasai, ibnu majah, Abu hatim dan ulama2x lain yang sejaman dengan beliau.
        Sedangkan jaman ini sangat sedikit orang yang menggeluti ilmu hadits sepeti Syaikh Albani, yang menghabiskan lebih dari 50 tahun untuk menyebarkan Sunnah yang selama ini tertutup kabut bid’ah dan fanatisme madzhab.
        Sekarang saya bertanya kepada habib mudzir, dimana pembelaan anda terhadap Sunnah dan sudah berapa kitab yang anda tulis yang bermanfaat bagi kaum muslimin ?
        Apakah keilmuan anda diakui oleh ulama2x yang ada di zaman sekarang?
        Saya pernah membaca situs yang diasuh oleh habib mudzir. Dia mengartikan Isbal dengan pakaian yang diatas mata kaki. Padahal justru Isbal adalah pakaian yang di bawah mata kaki. Ini membuktikan pada kita bahwa habib mudzir adalah orang yang sangat miskin terhadap Sunnah Nabi salallahu alaihi wasallam.

        –> mas .. kl ngomel-ngomel ke habib munzir atau ingin konfirmasi, datang saja ke websitenya sana langsung. Bukan di sini tempatnya. Blog ini rumah kami .. bukan milik habib Munzir. Juga anda pun mengomentari bukan pada topik yang tepat.

        maaf kl tak berkenan.

    • Catatan buat mas Hadi:
      Kalau yang mas hadi maksud ulama di indonesia, mungkin benar karena yang di sebut ulama di negeri kita adalah Para kyai yang tidak sepaham dengan manhaj syaikh Albani dan tingkat Keilmuan mereka masih perlu diuji. dinegeri ini orang yang bisa mengisi yasin dan tahlil bisa disebut Ulama. Sedang ulama Sesungguhnya sangat sulit kita jumpai di negeri ini.
      Seandainya Syaikh Albani tidak diakui keilmuannya oleh mayoritas Ulama tentu anda tidak akan menjumpai kitab2xnya menjadi rujukan dalam penulisan berbagai karya tulis tentang Aqidah, Fiqih, Hadits, Ahlaq dll. Coba anda buka salah satu kitab terjemahan yang dutulis di jaman ini, perhatikan catatan kaki. Kalau anda cermat anda akan menjumpai bahwa para ulama menjadikan rujukan penshahihan dan pendhaifan hadits yang dilakukan oleh albani. Bahkan mereka terkadang hanya menuliskan judul kitabnya saja pada catatan kakinya. Ini menunjukkan bahwa kitab Albani telah masyhur dikalangan Ulama atau penunutut Ilmu.
      Sedangkan kalau anda menjumpai orang-orang yang mencela Albani, mungkin mereka tidak tahu tentang beliau. Atau mereka hanya membebek kepada orang2x yang memang tidak menyukai Albani Atau mungkin memang mereka jahil tentang Agama ini.

      Wallahu alam

      –> KOntroversi tentang syaikh albani tidak hanya di tanah air. Kami juga mencatat tentang berita tentang syaikh albani di sini dan di sini. Keduanya bukan ulama tanah air.

    • Info lagi buat mas hadi:
      Alhamdulillah, saya diberi kemudahan oleh Allah untuk berhaji sekitar 4 tahun lalu. Ketika saya berada di masjid Nabawi, saya merasa takjub dengan seorang Syaikh saat membahas sebuah kitab hadits kalau tidak salah kitab hadits Ibnu Majah. Murid-murid beliau membacakan hadits beserta perawi2x haditsnya kepada beliau. Ditengah penyebut rawi beliau langsung menjelaskan tentang riwayat dari perawi2x itu. Kemudian dijelaskan tentang syarahnya. Sangat luar biasa karena beliau menjelaskan tanpa membaca sebuah kitab !! kalau anda melihat sendiri tentang bagaimana hebatnya hafalan orang ini pasti anda akan kagum. Saat beliau pulang, diikuti orang beberapa orang yang meminta fatwa, dan beliau biasanya memberikan jawaban dengan suara yang lembut kepada si penanya. Saya sendiri baru pernah melihat kajian Islam sehebat itu. Anda tahu siapa Syaikh itu ? Insyaallah Syaikh itu adalah Syaikh Abdul Muhsin al Abbad salah satu murid Syaikh Albani. Syaikh Abdul muhsin pernah menjadi wakil rektor di Universitas Islam Madinah. Salah satu Universitas yang banyak menghasilkan Da’i hebat. Kalau muridnya seperti ini bagaimana dengan gurunya ?
      Tentu anda setuju dengan ungkapan “Kualitas seseorang bisa dilihat dari bagaimana murid2xnya”. Kalau dulu Anda melihat Imam bukhari, Abu dawud, Nasa’i dll adalah orang2x yang luar biasa dan mereka dihasilkan oleh guru2x yang luar biasa pula seperti Imam Ahmad, Yahya bin Ma’in, Ali Al madini. Begitu pula Syaikh Albani telah menghasilkan murid2x yang luar biasa seperti Syaikh Abdul muhsin al Abbad, Syaikh Muqbil, Syaikh Rabi’ Syaikh Ali al halabi dll yang diakui keilmuannya dan telah mengarang ratusan kitab dalam rangka membelah Sunnah yang mulai ditinggalkan Kaum Muslimin.

      wallahualam

  5. Pada zaman skrg bbrp cara dilakukan untuk menjauhkan umat dgn ulamanya. Dgn propaganda jangan ikuti ulama ‘A’ dia byk bid’ahnya. Padahal dalil yg dia pake sgt lemah. Bisanya otak atik, potong sana potong sini.
    Dia blg jangan taklid tp dia sndiri taklid kpd orang yg kredibilitas ilmunya diragukan. Gmn bisa qt mengikuti ulama yg 100rb hadits saja tdk hapal tapi brani mendoifkan Imam Bukhori. Apalagi mengikuti orang yg ngaku mantan kyai NU tp diajak diskusi tdk brani. Astagfirullaah..
    Rasul saja brani disingkirkan umatny karna dia memegang kebenaran. Tapi mantan kyai NU itu?klo benar napa tdk brani diajak diskusi. Seperti itukah guru yg meneladani Rasul?Pantaskah qt berguru kpdnya?hanya orang2 bodoh yg tdk memakai akal yg seperti itu..

    • Dari Abu Aly Hanbal bin Ishaq bin Hanbal ia berkata, seseorang menyurati Imam Ahmad minta izin untuk menulis kitab menerangkan bantahan terhadap ahli bid’ah dan berdialog dengan mereka untuk membantah mereka maka Imam Ahmad membalasnya :
      “Semoga Allah memperbaiki akhir hidupmu, menghindarkanmu dari hal yang tidak disenangi dan dihindari. Sebagaimana yang kita dengar dan kita dapatkan dari para Ahli Ilmu bahwa sesungguhnya mereka tidak suka berdebat dan duduk bersama ahli zaigh (yang condong kepada kesesatan, ahli bid’ah). Bahwasanya perkara agama ini adalah menerima dan kembali (merujuk) kepada apa yang diterangkan dalam Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bukan duduk bersama ahli bid’ah dan ahli zaigh untuk membantah mereka karena sesungguhnya mereka akan mengelabui kamu (dalam perdebatan itu) sedangkan mereka tetap tidak akan kembali. Maka yang selamat –Insya Allah– adalah menjauhi majelis mereka dan tidak memperdalam pembahasan (bersama mereka) tentang bid’ah dan kesesatan mereka. Oleh sebab itu hendaknya seseorang bertakwa kepada Allah dan kembali kepada apa yang memberi manfaat baginya pada masa mendatang (yakni akhirat) berupa amalan shalih yang ia usahakan untuk dirinya dan hendaknya janganlah ia termasuk orang yang mengada-adakan urusan karena ketika perkara baru itu keluar darinya ia membutuhkan hujjah dan berarti ia membawa dirinya kepada sesuatu yang mustahil dan ia mencarikan hujjah bagi perkara yang ia ada-adakan itu dengan sesuatu yang haq dan yang bathil agar ia dapat menghiasi bid’ahnya dan apa yang ia ada-adakan itu. Dan yang lebih berbahaya lagi dari itu semua adalah kalau ia menuliskannya dalam sebuah kitab yang memuat perkara tersebut, ia akan menghiasinya dengan perkara yang haq dan bathil walaupun Al Haq itu telah jelas dan bukan seperti itu. Dan kami memohon kepada Allah agar memberi taufiq untuk kami dan kamu, Wassalamu’alaika.” (Al Ibanah 2/471-472 nomor 481)

      Dari Yahya bin Sa’id ia berkata, Umar bin Abdul Aziz berkata :
      “Siapa yang menjadikan agamanya bahan perdebatan dan perbantahan maka ia adalah orang yang paling sering berpindah-pindah (pemikirannya).” (Asy Syari’ah 62 dan Ad Darimy 1/102 nomor 304)

      Dari Abdus Shamad bin Ma’qil ia berkata, saya mendengar Wahb mengatakan :
      “Tinggalkanlah percekcokan dan perdebatan dalam urusanmu karena sesungguhnya kamu tidak mungkin melemahkan salah satu dari dua lawanmu yaitu seorang yang lebih alim darimu maka bagaimana mungkin kamu membantah dan mendebat orang yang jelas lebih alim dari kamu? Dan seorang yang kamu lebih alim dari dia maka apakah pantas kamu membantah dan mendebat orang yang lebih bodoh dari kamu? Sedangkan ia tidak akan mentaati kamu, putuslah yang demikian atasmu.” (Asy Syari’ah 64)

      Jeleknya Berdebat dan Berbantahan Mengenai Agama

      Abul Harits berkata, saya mendengar Imam Ahmad (Abu Abdillah) berkata :
      “Apabila kamu lihat seseorang suka berdebat maka jauhilah dia.”
      Dan diceritakan kepadaku tentang Abu Imran Al Ashbahani ia berkata, saya mendengar Imam Ahmad berkata : “Jangan duduk dengan orang yang suka berdebat meskipun untuk membela As Sunnah sebab sesungguhnya yang demikian tidak akan berubah menuju kebaikan.”
      Maka jika ada yang berkata : “Anda telah memperingatkan kami agar menjauhi perbantahan, percekcokan, debat dan berdiskusi dan kami tahu ini adalah kebenaran dan merupakan jalannya ulama dan para shahabat serta orang-orang yang berakal dari kaum Mukminin dan ulama yang berpandangan tajam (memiliki bashirah). Seandainya seseorang mendatangi saya dan menanyakan suatu perkara dari ahwa ini yang telah nyata dan tentang madzhab-madzhab rusak yang telah tersebar dan ia mengajak dialog dengan sesuatu yang menuntut jawaban dari saya sedangkan saya termasuk orang yang dianugerahi Allah Yang Maha Mulia ilmu dan bashirah untuk menjawab dan membongkar syubhatnya itu. Apakah saya harus tinggalkan dia mengatakan apa yang dia inginkan dan tidak dijawab dan saya biarkan dia dengan hawa nafsunya serta bid’ahnya itu dan saya tidak membantah ucapannya yang rusak tersebut?”
      http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=591

      • Berdiskusi dengan Berdebat beda mas. Semua orang juga taw itu bedanya.
        Berdiskusi adalah tradisi yang telah dilestarikan oleh ulama-ulama.
        Kanjeng Nabi pun mengajarkan Islam kepada Sahabat juga lewat diskusi.
        Trus kenapa yang mengaku merasa paling sesuai Sunnah tidak maw diajak diskusi seperti yang dilakukan Rasul??pantaskah dia disebut ulama waratsatul anbiyaa..??

        Diskusi juga tradisi di pesantren dan di kampus-kampus..
        Hanya orang-orang picik yang tidak suka diskusi..

  6. Subhanallah, situs ini sangat bermanfaat, terutama buat ana pribadi dan insya Allah buat kaum muslimin pada umumnya.
    Insya Allah akan ana sebarluaskan ke saudara2 muslim lainnya.
    Jazakallah buat FUUI, mudah2an yang antum lakukan menjadi batu penopang kebangkitan Islam.

  7. saya ingin mengajak bekerjasama dalam 1 proyek. Saya banyak menulis tentang telaahan al-quran atau mengartikan maksud dari tiap-tiap ayat dan suratnya.
    jadi saya mohon apakah anda bersedia untuk bekerjasama dalam menerbitkan sabuah buku. jika anda tertarik bisa di liat sebagian kecil yang saya jadikan contoh di http://ninik45.blogspot.com di dalam itu hanya sebagian kecil contohnya. Terimakasih.

    –> Terima kasih tawarannya. Kami merasa belum siap melakukan hal itu. Jika ada rekan pembaca yg lain tertarik, silakan menghubungi ybs. Mohon maaf sebelumnya.

  8. Hadits yang tertulis pada frame kiri atas halaman ini setahu saya yang dijadikan dasar oleh yang biasanya dianggap mengamalkan bid’ah:
    “Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam perkara baru yang baik maka baginya pahala dari perbuatan tersebut juga pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala mereka, dan barang siapa merintis dalam Islam perkara baru yang buruk maka baginya dosa dari perbuatan tersebut juga dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dosa-dosa mereka sedikitpun” (H.R. Muslim).

    Mereka mengatakan yang mereka lakukan bukanlah bid’ah tetapi perkara yang baik yang dalam agama Islam sebagaimana disebut oleh hadits di atas. Contoh yang sering digunakan adalah yang dilakukan Umar bin Khattab ra ketika memerintahkan tarawih berjamaah. Beliau mengatakan “ini adalah bid’ah hasanah”.
    Barangkali ada yang bisa memberikan penjelasan?

    adesa

    –> Bung .. Hadits itu adalah sabda baginda Nabi saw, dan mengamalkan hadits itu jelas mengikuti sunnah baginda Nabi saw. Bukan mengamalkan bid’ah. Bagaimana mungkin mengikuti/mengamalkan sunnah Rasul saw .. kok malah dikatakan sebagai mengamalkan bid’ah (sesat).?

  9. Saya sudah beli buku terbitan At-Tibyan yang berjudul “Hukum Sholat Berjamaah Kedua Dalam Satu Masjid” maksud tujuan membeli buku tersebut karena ingin tahu apakah para Salafi mempraktekannya,ternyata ada juga yang mempraktekkannya

  10. Tulisan di web ini seolah – olah catatan dari nabi atau utusan tuhan yang bertugas mengatakan ini sesat ini bid’ah, padahal yang mereka nilai adalah penerbit yang notabene adalah penerbit islam dengan pemikiran yang beragam, apa yang disesatkan itu adalah cara orang berpikir / pemikiran orang lain oleh tulisan ini. Kalau begitu mungkin anda salah satu dari berikut ini
    1.anda tidak bisa beda pendapatsebaiknya anda tinggal saja sendiri, digunung atau yang tidak ada manusianya,
    2.anda memang seorang yang suka memecah belah ( kalau begitu anda sedang menjalankan misi musuh umat islam yaitu israel dan Amerika )atau
    3.anda seorang yang sangat Fanatik mazhab sehingga anda akan menyesat semua orang yang tidak sepaham dengan anda.
    4. anda seorang nabi atau utusan tuhan yang baru ( sebaiknya anda mengaku sebagai nabi – biar jelas orang menilai anda siapa)

  11. Sungguh blok ini bagus sekali mau mengingatkan kita kaum muslim.

    @Adi+Adesa :
    yg jd masalah kalo hadist isinya dihapus/ditambahi. Krn itu kita wajib meneruskan budaya mengkaji kitab hadist supaya tdk diputarbalikan begitu saja.
    Sdh banyak situs web yg mengungkap kejahilan pis. Freemasonry dibelakang ini semua.

  12. Pingback: Jejak Browsing | Perseverance

  13. SEKILAS TENTANG PENULIS

    Terima kasih kepada Allah.
    Aku telah menjual semuanya, kepada-Nya.
    Bagaimana aku berfikir tentang Allah, sedangkan aku berfikir dengan otak, padahal bukan aku yang menciptakan otak dan hati, karena kasihan kepada manusia, sehingga berdo’a kepada-Nya, ya Allah, bagikan semua hidayah di dalam hatiku kepada semua orang yang mengenalku, walau aku tidak kenal, sehingga aku tidak memiliki hati.
    Aku ikuti iblis, karena diapun dari Allah.
    Aku tidak mau bertanya kepada manusia, karena itu mendurhakai Allah, yang Maha Berilmu, Mendengar pertanyaanku.
    Maka aku telanjang di jalanan, karena begitulah bisikan iblis.
    Aku tahu dan sadar, di mana aku melepas celanaku. Di Talangsari, depan pesantren KH Ahmad Siddiq, jam 3 pagi.
    Akupun telah memberikan leherku, karena syaitan menggugat, kamu kalah ikhlas dari Ismail.
    Dan Allah menepati janji-Nya, Allah tidak melepasku.
    Terima kasih ya Allah.
    Sesungguhnya syaitan tidak mampu berbuat apa-apa terhadap hamba-Nya yang ikhlas.

    Aku akan menerbitkan bukuku, dalam waktu dekat. Bangsa ini sudah hampir kehilangan rasa percaya dirinya, sampai-sampai Soekarno yang sudah matipun masih juga dibawa-bawa dalam percaturan politik di Indonesia. Lalu Allah di mana??? Allah selalu dibuang! Bukan Soekarno yang menciptakan otak dan hatinya. tidaklah layak kalian mengkultuskan manusia, bahkan rasul sekalipun. Agama bukanlah buatan manusia, aku berhak menanyakannya langsung kepada Allah. 24 tahun aku bungkam (1988 – 2012), dan Allah telah mengembalikan hatiku sekarang. Sungguh, tidak adanya kemandirian spiritual telah membuat bangsa ini kacau balau. Tanda dari Allah sudah datang kepadaku, menyebabkan gempa beberapa saat lamanya, tanggal 04 September 2012 jam 01.30. Aku tidak bisa sembunyi lagi, tunggulah!
    Penulis
    -Satria Piningit-
    Cacuk, Jember.

  14. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaarakatuh
    Saudara-saudara yang dirahmati Allah, hati-hatilah dalam bersikap dan berbicara jangan sampai kita yang selalu aktif menyampaikan kebenaran dan rencana perbaikan ternyata telah dicap oleh Allah sebagai orang-orang yang memecah belah agama menjadi beberapa bagian dan masing-masing kelompok menyatakan dirinya yang paling benar, hati-hatilah orang-orang yang disinyalir oleh Allah SWT ini sebagai orang Musyrik, Nauzubillahi min Zhalik.

  15. Assalamualaikum wr.wb
    Terimakasih, atas informasinya! sangat membantu untuk saya mewaspadai penerbit syiah di Indonesia.
    Wassalamualaikum wr.wb

  16. Allah berfirman: “Janganlah kalian merasa paling bersih sendiri, karena Dia yang lebih tahu siapa yang lebih bertaqwa”.
    kenapa kita takut pada buku bacaan? dalam kitab-kitab Syafi’iyah yang diajarkan di pesantren-pesantren banyak yang menerangkan: “apa hukum orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat”. wajib di bunuh!!! (ada hadisnya). Bagaimana hukum orang yang meninggalkan shalat berturut-turut? Menurut Syafi’i: hukumnya kafir, Hmmmmm… betapa kitab-kitab Syafi’iyah ini juga begitu ekstrim? bagaimana kalau ini dilaksanakanan?? nah di sini kita sering menjadi buta karena perbedaan tafsir. sesama muslim mestinya yang nyaman. banyak perangkap yang dibuat tetangga sebelah yang hampir tidak pernah kita sadari, dan di situ kita menjadi bodoh. sudah jelas Allah mengatakan: “Dan berpegang teguhlah kalian dengan tali (agama) Allah, dan janganlah saling berpecah belah…”. tafsir apa lagi yang dikehendaki dengan ayat ini selain perintah bersatu dalam agama Allah?. kalau kita mengikuti tafsir manusia, kita tidak akan menjadi lebih baik, selama bertentangan dengan perintah Allah…. namun betapa saya sadar: sebaik nasihat apapun, tidak akan pernah berguna manakala diri kita telah diselimuti oleh sikap fanatisme. dan ini yang dikritik Allah: “Masing-masing golongan (hizb) berbangga diri terhadap yang mereka miliki”. jika nasihat al-Quran tidak lagi didengarkan, dan begitu pula nasihat Nabi tidak digubris, masihkah patut kita disebut muslim yang taat?. Ingat Allah tidak pernah mengajarkan perpecahan dalam agamaNya, dan begitu pula Nabi. hanya nafsu kita yang cenderung egois…

Leave a comment