Mantan Kiai NU Menggugat

Tadinya ku tak begitu peduli. Namun ke-tidak bersedia-an pengarang untuk hadir dalam acara “ramah tamah” membuat tersenyum. Sebenarnya topik yang ditulis mirip dengan selebaran gelap duluuuuuu. Bedanya..yang ini berupa buku. Ada pengarangnya, tidak sembunyi. Namun ternyata pengarang tidak berani muncul ketika diajak bertukar pendapat. Tapi ku pikir alasan keamanan logis juga bagi dia, walau tampaknya mengada-ada.

Namun, daripada dituduh mencari sensasi, dan sebagai “mantan (atau masih) kyai”, seharusnya penulis buku berani tanggung jawab. Kenapa tak berani debat sama kyai NU? Kan dalil (katanya) kuat. Nanti orang bilang.. Tidak GENTLE maaan. Kalau takut tak aman .. kan bisa cari tempat yang jauh, yang aman n nyaman, yang tak de penggembira-penggembira.

Tapi .. siaran radio yaa. Biar ku rekam.. akan ku jadikan buku juga. Ayoo dhong gus Mahrus… Di acara Debat Metro azza sekalian.. aman.. yg lihat juga banyak.

“Mantan Kiai NU” itu Tidak Berani Debat Terbuka
Selasa, 4 Maret 2008 18:32

Surabaya, NU Online
Kurang sepuluh hari pelaksanaan dialog terbuka penulis buku Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik, H Mahrus Ali, penulis buku, menyatakan tidak siap hadir. Keputusan itu disampaikan kepada NU Online oleh Usman, katua panitia dialog terbuka Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya pada Selasa (4/3). Usman menyatakan hal itu setelah dirinya berkunjung ke rumah H Mahrus sehari sebelumnya. “Beliau menyatakan tidak bersedia hadir,” kata Usman.

Pernyataan Usman itu dibenarkan oleh Musa, salah seorang kepercayaan H Mahrus. Dihubungi NU Online via ponselnya, lelaki alumnus Pesantren Tambakberas Jombang itu menyatakan gurunya memang tidak siap hadir.

“Karena alasan keamanan,” tuturnya. Meski dijelaskan pihak panitia sudah menjamin keamanan H Mahrus, namun pihaknya belum ada rencana mengubah keputusan itu.

Pada mulanya Musa mengaku banyak alasan untuk membatalkan rencana awal, faktor keamanan hanyalah salah satunya. Namun ketika didesak untuk menyebutkan beberapa faktor penyebab keberatan itu, ia malah tidak bisa menyebutkannya. “Ya keamanan itu saja,” lanjutnya.

Menurut Musa, para murid H Mahrus yang kebanyakan berlatar belakang NU lebih menghendaki agar gurunya mau datang dalam dialog itu. Dengan adanya dialog terbuka, akan sama-sama tahu keabsahan dalil yang dipakai selama ini. Namun hingga kini gurunya masih belum menyatakan kesiapannya.

Di sisi lain, sekalipun gurunya yang berperan sebagai penulis buku tidak hadir, namun pihaknya meminta agar penerbit Laa Tasyuk! Pres juga diundang dalam dialog itu. Sebab yang membuat judul bombastis dan banyak menyingung perasaan tokoh NU itu adalah penerbit, bukan penulis buku.

“Dia yang makan nangkanya kita yang kena getahnya, kan tidak enak jadinya,” kata Musa yang mengaku sejak awal tidak setuju dengan judul buku itu.

Respon dari Tokoh NU
Sudah jelas, banyak tokoh NU merasa kecewa denga tidak hadirnya H Mahrus dalam dialog yang akan digelar di IAIN Sunan Ampel pada 12 Maret itu. Sebab sebelumnya mereka mendengar kabar kalau H Mahrus siap hadir. Tapi ketika kesediaan itu dibatalkan, mereka tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.

“Alasan karena keamanan itu tidak rasional,” kata KH Ali Masyhuri, salah seorang Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur. “Itu hanya mengada-ada,” lanjut kiai yang biasa disapa Gus Ali itu. Ia mengaku kecewa karena sejak lama ingin tahu wajah orang yang bernama H Mahrus Ali yang kontroversial itu.
Dengan nada menyakinkan, kembali ia mengharap agar H Mahrus mau hadir dalam acara dialog itu. Soal keamanan sepenuhnya ditanggung Gus Ali. “Saya jamin keamanannya,” ujarnya tegas.

Kekecewaan juga terlihat dari Ketua Tim LBM PCNU Jember, Drs KH Abdullah Syamsul Arifin, MHi. Ia juga mengaku gembira dengan adanya kabar H Mahrus siap hadir, namun ketika membatalkan kesediaan, tentu saja rasa penasaran itu muncul. “Kalau memang merasa benar dan dalilnya kuat, kenapa harus takut adu argumentasi?” begitu Kiai Abdullah mempertanyakan.

Lebih jauh ia mempertanyakan motivasi penulisan buku itu. Sudah jelas menginggung perasaan orang NU, diajak klarifikasi malah tidak mau. “Terus mau diselesaikan dengan cara apa?” begitu pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum Curang Kalong Bangsalsari Jember itu mempertanyakan. “Mestinya penulis itu berani mempertanggungjawabkan apa yang ditulis, bukan malah menghindar. Itu kan sama artinya tidak yakin dengan apa yang dia tulis sendiri,” tandas dosen STAIN Jember itu.

Salah seorang Wakil Katib Syuriah PWNU itu menuturkan, kisah serupa pernah terjadi di daerahnya dua tahun silam. Kala itu ada seorang wahabiyin bernama Lukman Ba’abullah, menyebarkan paham wahabi di Jember melalui buletin bernama Al-Ilmu. Sama dengan buku karangan H Mahrus, tulisan dalam Al-Ilmu banyak menyinggung perasaan nahdliyin. PCNU Jember bergerak dengan menulis buku bantahan dari buletin penyebar keresahan itu. Setelah itu Lukman diajak adu argumentasi secara terbuka. Berkali-kali diajak tidak mau, akhrinya kasusnya dibawa ke FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama). Di depan FKUB Lukman meminta maaf dan menghentikan tulisannya yang banyak menyinggung perasaan umat Islam itu. “Sekarang kasusnya terulang lagi,” tutur Kiai Abdullah.

Menurut Kiai Abdullah, panitia tidak harus memaksa penulis buku itu nanti hadir. Hanya saja sebagai konsekwensi logis, sebagai jalan keluar, pihaknya meminta agar penerbit dan penulis menarik seluruh buku yang menyinggung perasaan itu. “Mau bagaimana lagi, diajak ngomong enak-enak juga tidak mau,” tuturnya dengan nada mulai meninggi.
Dari panitia pelaksana dikabarkan, meski penulis buku menyatakan tidak hadir, namun acara dialog terbuka itu tidak dibatalkan, karena KH Muammal Hamidy, pemberi kata pengantar, menyatakan siap. Panitia mengaku tidak mempermasalahkan apakah dialog itu menarik atau tidak, karena hanya dihadiri pemberi kata pengantar (mungkin juga penerbit), namun rencana itu tidak dibatalkan. Sudah banyak pondok pesantren yang minta diberi undangan agar bisa hadir dalam pertemuan itu. Bahkan sebagian dia antara permintaan itu datang dari Jakarta. (sbh)

.

NB:

Ternyata ada buku bantahannya tohh. Judulnya “Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik.” Diulas di sini.

152 thoughts on “Mantan Kiai NU Menggugat

  1. Memang sebenarnya buku-buku kontroversi yang memecah ukhuwah umat Islam harus diselesaikan dengan dialog. Kalau tidak, biar buku dilawan dengan buku. Biar nanti masyarakat yang menilai siapa sebenarnya yang benar.

    –> salam kenal ..mas yasir. Kalau menurut saya sihh.. lebih diutamakan yang buku dibalas dengan buku. Buku lebih monumental, dibaca sepanjang zaman. Selain itu, di-qiyas-kan dengan;

    apabila seseorang menampar pipi kiri-mu, maka balaslah dengan tamparan di pipi kirinya dengan sama kerasnya..tidak lebih dan tidak kurang. Namun memberi maaf lebih baik.

    Masalahnya … si penampar tidak meminta maaf .. bahkan semakin menjadi-jadi. Apabila tidak diladeni maka akan membahayakan umat.

    • lah…lah…sesama umat islam…. kok gitu…
      zaman sahabat….mereka berbeda pendapat tetapi mereka tidak sampai segitunya.
      pak Mahrus Ali adalah orang yang mencoba mengekspresikan ketidak puasan tentang dalil-dalil fiqih yang dikemukakan oleh ulama yang jadi panutan NU.
      saya anggap sebagai hal yang wajar…. sebagaimana kita berbeda dalam selera memilih baju untuk lebaran…
      masih banyak yang bisa dilakukan daripada saling menghujat dan merasa lebih benar. KALAU MEMANG MAU MEMBALAS,…. BALASLAH TULISAN DENGAN TULISAN…. jangan “mengeroyok” gitu….

      • sebenarnya seh tidak ada masalah pak kiai haji mahrus ali ingin mengekspresikan ketidapuasanya ttg dalil2 fiqih yang dipakai oleh kalangan NU..tp perlu diingat loh ya…amaliyah yg biasa diamalkan oleh NU itu bukan NU saja loh yang mengamalkan…

        jd klo boleh saya kasih saran…(bolehkan kasih saran)…lbih baik seh…ga usah bawa2 nama NU…so pasti lah bisa bikin resah warga NU…

        MOHON MAAF BANGET LOH YAAA….BUKANNYA SAYA SOK PINTER LOH YA…YA SIAPA TAU BISA MEMBUAT KEADAAN MENJADI BAIK…tp yg jelas mari berusaha utk beramal dengan penuh keikhlasan…

  2. Assalamualaikum Wr Wb.Kalau saya perhatikan, persoalan disini bukan sekedar persoalan antara MAHRUS ALI dengan warga NU, tetapi bisa jadi antara warga NU dan Muhammadiyah. karena dalam persoalan ini KH. Muamal Hamidi yang tidak lain adalah orang Muhammadiyah ikut diuntungkan. gak mungkin buku itu pengantar juga orang NU yang mendukung tentang tahlilan, isthigotsah dan sejenisnya.Isu seperti ini biasanya ada latar belakang politiknya. mungkin saja pendapat yang lebih ekstrim mengatakan Mahrus Ali hanya cari uang setelah dapat ya sudah, seperti murid – muridnya sekalian dan semua orang yang mendukung Mahrus Ali. Mereka semua tidak mau berfikir yang rasional, merekan tidak punya akal akan kebenaran ajaran jika didepannya hanya ada uang. dan yang saya sesalkan lagi, KH Muamal Hamidy yang juga orang penting di Muhammadiyah kok bisa – bisanya menjadi pengantar buku yang dia juga belum paham isinya yaitu tentang dalil – dalil (dialog di IAIN), ini menunjukkan secara tidak langsung kompetensi Kyai yang ada di Muhammaddiyah kompetensinya harus dipertanyakan, apakah Kyai produk pesantren yang benar – benar pesantren atau Kyai jadi – jadian seperti Kyai yang dipilih masyarakat lewat polling SMS.Kebenaran ada di tangan ALLA SWT. Hidup warga Nahdliyin.Wassalam

    • MAZHAB MU’TAZILAH : Mengingkari banyak kebenaran yang sudah tetap. Mu’tazilah bersikap konfrontatif terhadap Ahli Sunah dalam menafsirkan Al-Qur’an mengenai sejumlah kebenaran Agama, kita bisa melihat misalnya mereka mengingkari hakikat sihir dan pengaruhnya, mengingkari keberadaan jin dan pengaruh mereka, mereka juga mengingkari karomah wali,mereka juga banyak menolak mukjizat rasulullah saw diantara yang mereka tolak adalah terbelahnya bulan walaupun kejadian itu di nyatakan dalam Al-Qur’an dan masih banyak lagi. mereka mengatakan bahwa semua itu khurafat. Dalam menafsirkan ayat-ayat yang memaparkan kebenaran-kebenaran itu, mereka selalu menggunakan akal, mereka menolak terjadinya Isra-Mi’raj (mereka menganggap perjalanan Rasulullah saw hanya RUH nya saja, tanpa jasad) mereka juga banyak menolak Hadis hadis Shahih yang berkenaan dengan hal-hal tersebut atau mentakwilkannya sesuai dengan selera mereka, itulah sepintas tentang Mazhab Mu’tazilah.
      Kalau ingin tahu Firqah mana saja yang mengusung Faham Rasional Mu’tazilah-lihat saja siapa yang Awal Ramadhannya/Ied Fitri/Ied Adha (mahiwal)berbeda dengan mayoritas umat islam lainnya.mereka juga menutup diri(Islam Puritan).

    • asalamuaikum bwt mas asrton kita jangan mempereruh swasana kita lihat faktanya aja,banyak kiai 2 NU yg tersesat yg bid’ah d katakan sunah. contoh acara selamatan org mati(tahlilan)pd acr 1,3,7,100,1th,2th,1000hari itu jelas ajaran hindu tp knp para kiai/ nu malah menjadi imamnya???????
      klw memdalil tdk jelas apa yg diucapkan melenceng dr dalil yg ada,dalilnya tdk d ktkn shohih/daif dan masih banyak lg.kklw tdk percaya baca artikel”muallaf hindu menggugat selamatan oleh ust abdul aziz”

      –> perkara 1,3,7, dst dari Hindu, mungkin anda benar. Tapi simaklah tahlilan sekarang .. adakah unsur hindu-nya? TIDAK. Semuanya berdzikir tahlil dan sedekah kepada tetangga. Dan ingat majelis dzikir tahlilan tak hanya ada dalam rangka kematian seseorang, namun telah diadopsi ke acara-acara lain. Pengajian, Rapat kampung, arisan, dll.

      Dalil-dalil dzikir dalam majelis tahlil (tahlilan) semuanya sahih. Cek di blog ini juga.

      JIka hal ini (perkara 1,3,7, dst) tak boleh hanya karena berasal dari tradisi rakyat (yg dulunya notabene Hindu), maka acara ulang tahun pun tak boleh, neton, dasawarsa, milad, bahkan hari pahlawan, kemerdekaan, DLL tak boleh. Itu semua bukan dari Islam, dan jelas bukan dari ARAB.

      Saya tak tahu reaksi anda jika putra anda merengek-rengek minta di-ulangtahun-kan.

      • ya jelas saya tolak kerna itu bkn acr orng islam,maaf sdh saya cek. tapi tahlil itu tdk utk di per banyak tp hrs d amal kan, acr ultah itu jelas acr thoghut dan itu sdh menyimpang dr arti tahlil.Rasul SAW aja mengamal kan tahlil d musuhi oleh banyak org pa lg sekrg?????


        –> bukannya majelis tahlil (tahlilan) itu mengamalkan tahlil. Lha wong yg dibaca juga tahlil kok. Sekr juga dimusuhi banyak orang. Non muslim (dan ada sebagian muslim) mencoba menggerusnya dengan berbagai cara.

  3. assalamu’alakum
    saya benar-benar prihatin sekali, orang yang seharusnya jadi panutan, kini memberikan stetmen yang nantinya menjadi perpecah di kalangan nahdiyyin, kalao hanya mau popularitas tolong jangan bawa-bawa soal kenyakinan. saya berharap bapak KH Mahrus Ali mau dan bersedia berdialog secara terbuka, biar ummat sendiri menilai kebenarannya.

    • Ustadz mahrus Ali kan latar belakang NU jadi tahu karakter orang-orang NU, biasa kalah argumen biasane ngajak jotosan,
      jadi ya lebih baik nulis terus aja nggak usah di tanggapi ocehan penggede 2 NU.
      kan masyarakat ntar menilai.
      jawab aja dengan buku mana yang ilmiah.

      –> kalau masalah jotosan, suporter bola pun jotosan. Dan .. maaf .. sesama wahaby pun gemar jotosan. Tak layak ungkapan jotosan ditonjolkan di sini. Ungkapkan argumen anda dengan lebih ilmiah dan santun.

      • abu naim, kalon mo menilai karakter orang NU, cobalah bergaul dg org NU dulu. baru anda ngasih komen. orang NU itu org yg paling cinta damai. tapi kalau dibilang syirik, siapa yg gak marah sih? saya jijik dg komentar abu naim

      • Eh Bro///Mahrus Ali itu antek Wahabi-ana punya bukunya berjudul:MEMBONGKAR KEBOHONGAN BUKU ” Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik “

      • abu naim anda bnr.bwt okta15 siapa yg yg menuduh syirik??/ itu fakta contoh dalam sholawat nariyah yg menyamakan rasul sawdgn Allah itu jelas syirik,mengikuti acara org hindu: puji pujian,kendurinan, khaul,selamatan org mati,dll
        banyak yg meminta pd makam2 wali/org saleh.jelas bid’ah dan rasullulah tdk pernah mecontohkan tp para kiai2 NU bilangdgn statmennya asal baik tdak apa.itu sdh memberi fatwa yg sesat.
        org 2nu ingin membubarkan ormas FPI yg nyata ingin menegakkan hk ALLAH lewat wahid institut. yg ingin menghalangi itu semua musuh allah.

        –> Sebenarnya tuduhan2 musyrik anda itu lagu lama .. dan justru telah diterangkan dalilnya (ada di blog ini juga), jika anda mau obyektif. Tapi .. itulah wahaby, selalu saja menuduh2 syirik kepada sesamanya, tidak peduli dengan dalil yg telah dijelaskannya.

        lhoo .. perkara NU sama FPI jangan dimasukkan ke sini. Itu urusan mereka. Saya akan hapus semua komentar yang melenceng dan tak kondusif.

  4. Oh ya Mas, tolong buku bantahan tersebut bisa dibeli dimana? Sekarang saya ada di Jakarta. Saya sangat perlu sekali memilikinya.
    Tolong informasikan ke email saya yasir.maqosid@gmail.com atau sms ke 081542179705.
    Terima kasih sebelumnya.

    –> Wahduh mas .. maaf saya ga bisa bantu. Silakan rekan lain yg lebih mengetahui membantu.

    TB Walisongo ada nggak? Jika tidak ada, anda bisa cari alamat email atau telp ke penerbitnya. Tanyakan langsung ke sana bagaimana cara mendapatkan/ membeli langsung.

    Atau .. kalau bisa, anda pesen ke toko buku langganan anda. Toko buku biasanya mau memesankan/ membelikan jika ada pesanan. Janjian mau diambil kapan.

    Hanya saran ini yg bisa saya bantu.

  5. saya juga pernah hidup dalam keluarga NU…lagi pula pengamalan tahlilan itukan dasarnya dari agama buddha,kenapa di lakuka di Islam…bukankah ini menyerupai kaum kafir???”Barangsiapa menyerupai suatu kaum,maka dia termasuk golongan kaum tersebut”. sungguh aneh orang NU,logikanya begini saja deh,kalo kita ingin mencari madu,lebih bagus dan terjamin kalau langsung ke peternak madu tersebut.Jadi kalau kita ingin mencari ilmu Islam,ya belajar di Mekah dan Madinah…tanyakan pada masyarakat di sana apakah ada tahlilan??Pasti tidak ada,itu semua adalah bid’ah!!!!!!!

    –> Tahlilan dari budha? .. ehm .. baru denger ini saya. Anda tahu ajaran budha nggak? Bagian mana yang diambil dari ajaran tersebut?

    Tahlilan itu ada hujah, ada tulisan kami di lain tempat di sini. Silakan simak.

    • Itu ritual orang hindu…aq baru beli d pengakuan mantan pendeta hindu yang sdh masuk islam. Alhamdulillah. Ingat Hindu masuk ke Indonesia abad ke 8 sedangkan islam masuk ke indonesia abad 16. wajar kalo ajarannya tercampur ama hindu. Di sini Mahrus Ali insya Allah benar Islam tdk boleh dicampur adukkan dgn ajaran lain…Masuk Islam dengan kaffah…

      –> Iyaa .. ber-islam memang dengan kaffah. Tapi juga jangan ngawur. Tunjukkan bagian mana yang dicampur adukkan. Baru kita bahas.

      • MAAF YA MAS semua… NU memang mengadopsi dari agama lain, dan di adaptasi.
        sesua dengan tindakan Nabi Yang mengadupsi Gerakan solat Kafir jahiliah. jadi kita juga Bener dong ngadopsi hindu.
        itu terbukti g da hadits tang bener2 menggambarkan gerakan solat. tapi nabi berkata ” solatlah seperti ko melihat solatku”
        siapa yg pernah liat solatnya nabi? menurutku ( aku anak NU )
        nabi-> Sahabat -> tabiin -tabiit tabiin -> ulamak-> sampai kiai2 sekarang. terus kalo wahabi mengatakan ulama’2 bidah, landasan solat kalian siapa?

      • bismillah, buat mas himam nasi
        1. mohon cantumkan dalil yang mengatakan bahwa nabi mengadopsi cara peribadahan (sholat) dari orang kafir, bagaimana hubungannya dengan peristiwa mi’raj?
        2. kalau toh benar (andai) nabi mengadopsi dari ajaran kafir,jangan lupa nabi punya wewenang membuat syariat, sebab ia adalah utusan Allah;karena tidak satupun perkataan, perbuatan, takrir nabi yang lepas dari wahyu. sekarang, kalau ulama NU juga ikut-ikutin dengan prinsip “kalo nabi mengadopsi , boleh dong kita juga mengadopsi” lalu mengikuti jejak nabi itu, siapa yang memberikan rekomendasi benar atau salah, Allah? bukankah ini sama saja mensejajarkan antara posisi nabi para ulama NU, mohon jawab dengan jujur!bagaiman adab nabi ketika IStrinya khodijah meninggal, bagaimana adam Nabi ketika para syuhada gugur dimedan pertempuran? jwb dengan dalil buka dengan logika (tholabul I’lmi)

      • Dd anda bnr;yg d campur adukkan – acara selamatan orng mati 1,3,7,-,1000hari itu jls dari hindu tp pr kiai NU malah mengamalkan. WALLAHU ‘alam

    • para dai sebelum datang ke indonesia sudah mngenal dan mengamalkan majlis dzikir, doa dan hadiah pahala yg bermanfaat untuk mayit, karena sudah diterangkan dalam hadis Nabi (hadisnya ga usah saya kutip ya, soalnya dikutip jg percuma toh ente2 pada ngotot memaksakan pendapat ente ke kami2)
      begitu jg telah diterangkan oleh para ulama pakar dari madzhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali..
      ini beberapa ratus tahun sebelum para dai datang ke indonesia lho..
      walaupun caranya berbeda, tapi intinya sama yaitu berdzikir dan menghadiahkan pahala bacaan untuk mayit..

      jadi argumen amalan dari hindu itu agak sush dibenerkan..

      kalo bangsa inka membuat bangunan mirip kaya piramid, masa iya sih mereka dianggap MENIRU mesir??
      gimana logikanya sih?

  6. Setidaknya buku ini menjadi catatan buat warga NU tentunya, tidak semua kebiasaan dalam tatacara beragama yg dilakukannya selama ini mutlak benar. Ambil yg baik dan buang yg jeleknya dari isi buku ini, saya rasa itu yg paling bagus. Dari pada berdebat yg sudah jelas ujungnya tidak akan berkesudahan.

  7. Kalau menurut pendapat ku sih…. itu adalah ulah orang yang sengaja memecah belah kesatuan umat di Indonesia aja, si pembuat buku adalah antek-antek komunis, mereka sengaja di danai untuk memecah belah kita, So…. jangan pernah gentar hadapi cobaan, tetap bersatulah umat muslim Indonesia….. ALLAHU AKBAR!!!!!!!!!!3X

    –> Sabar sabar… Komunis sudah bangkrut, Sovyet sdh bubar. Saya kira ini hanya masalah dapur. Ada orang menangkap peluang bisnis dengan memanfaatkan kontroversi di masyarakat. Wallahu a’lam.

    • Islam….jangan separo-separo!!!kalo haq tolong katakan haq,kalo bathil ya sampe kiamat pun tetep bathil!….mestinya banyak orang bersyukur karena ada yang berusaha meluruskan hal yang sebenarnya tidak ada tuntunan dari Rosul!!!

  8. Baca lagi buku H Machrus Ali berikutnya : Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan…”. Di halaman depan ada hasil Muktamar NU I. Tentang apa? ya baca sendiri….

    –> baca itu artinya beli :D .. wahh promosi nihh ..

  9. Ass. Wr. Wb.

    Saya, Luqman, sudah membaca penuh buku “Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik”. Sekarang sedang membaca buku “Mantan Kiai NU Menggugat Tahlilan, Istighosahan & Ziarah Para Wali”. Kedua buku tersebut ditulis oleh Mahrus Ali.

    Saya bekerja sebagai engineer teknik elektro. Tidak pernah terlibat dengan ormas Islam, aliran, & parpol tertentu selama hidup saya. Saya belajar Islam otodidak saja (dgn baca buku, dengar ceramah, bergaul, nonton film, internet, dll).

    Menurut saya, kedua buku tsb sangat ilmiah dan jelas. Ditulis dgn gaya bahasa yang sopan, terperinci dengan ayat2 Qur’an dan hadist2 yang dikutip dari qitab2 yang mampu ditelusuri oleh orang awam spt saya. Nomor2 hadist nya pun ditulis jelas. Rujukan2 yang dipakai sangat gamblang. Artinya, penulis hampir tidak pernah menjelaskan ttg suatu hukum ibadah hanya berdasarkan logika & hawa nafsunya belaka. Latar belakang penulis yang mengaku pernah belajar & hidup bertahun2 di Saudi pun bisa ditelusuri dan di-check-recheck kebenaran atau kebohongannya.

    Saya yang awam dan msh belajar ttg Islam, ingin menyarankan kpd saudara2 saya sesama muslim utk menelaah & membaca tuntas kedua buku tsb dahulu, baru berkomentar. Saya amat khawatir, hidup kita yg cuma 1x ini akan sia2 jika dipengadilan akhirat kelak ternyata Mahrus Ali lah yg benar dimata Alloh. Hal itu sangat mungkin sekali terjadi. Dan kita yg salah dlm beribadah, tidak akan mungkin kembali ke dunia.

    Wass. Wr. Wb.
    -Luqman-

    • kalaupun kalian menganggap semua bid’ah dholalah dan yang mengerjakannya musyrik itu hak kalian, yang ingn saya sampaikan adalah pada zaman rasulullah Saw, shalat jum’at hanya satukali adzan, namun pada masa khalifah ustman ibn ‘affan ra. menjadi 2kali, karena pada masa khalifah utsman orang2 tak setaat pada zaman nabi, maksud sayyidina utsman adalah adzzan pertama untuk mengumpulkan jama’ah, dan adzan kedua untuk memulai shalat jum’at, yang dilakukan sayidina utsman tak dilakukan pada zaman nabi, berarti secara tidak langsung kan sayidina utsman melakukan bid’ah, kalaupun mereka menganggap semua bid’ah dholalah, dan yang melakukan bid’ah adalah musyrik, HAYO……… SIAPA YANG BERANI MENGATAKAN SAYIDINA UTSMAN MUSYRIK? TANYA DENGAN KYAI KALIAN BAGAIMANA HUKUMNYA JIKA MENGHUKUMI KHULAFAUR RASYIDIN MUSYRIK, SEDANGKAN RASULULLAH PUN MENGATAAKAN BAHWA BELIAU-BELIAU ADALAH PENERUS PERJUANGAN RASULULLAH.

      • Pemahaman khulafur rasyidin itu jauh lebih tinggi dibanding kyai NU mas….karena mrk mndapat ilmu islam langsung dari Rasulullah….
        jadi anda tidak bisa membandingkan dan menyetarakan para Khulafur Rasyidin dengan Kyai NU ataupun Ulama saat ini dalam membuat keputusan ataupun amalan baru…
        Lantas apakah Kyai atau ulama boleh membuat sesuatu yang baru yang tidak jelas hukumnya dengan bersandar pada apa yang Ustman bin affan lakukan..????

        –> Benar kata anda, bahwa pemahaman khulafur rasyidin itu jauh lebih tinggi dibanding kyai NU,.. demikian juga dibanding syaikh-syaikh yang bukan NU. Karena zaman berbeda. Kita hidup ribuan tahun setelah zaman sahabat.

        Maka ada ukuran. Adakah sandaran dalil dari sebuah amal. Ketika dalil syariat (baik naqli dan aqli) dapat disodorkan, dan teruji keshahihannya, maka tak ada masalah di sini.

      • saya yakin orang NU tahu, bahwa pada jaman Rasul adzan jumat cuma sekali, saya yakin orang NU tahu bahwa nabi tarawih 8 rakaat, saya yakin orang NU tahu kalo shalat ied juga di tanah lapang, saya yakin orang NU juga tahu masalah Qunut,… tapi saya heran kenapa tidak mengikuti Rasul aja………….

  10. Untuk membaca hasil muktamar NU I (tahun 1926) tidak perlu membeli bukunya Mahrus Ali ttg Tahlilan. Sebab hal tsb ditulis di cover bukunya.

    Tulisannya sbb :

    Mukatamar NU ke-1 di Surabaya tanggal 13 Rabi’us Tsani 1345H / 21 Oktober 1926M menyatakan bahwa Selamatan setelah kematian adalah bid’ah yang hina.

    Wass. Wr. Wb.
    -Luqman-

    –> Wa’alaikum salam wrwb. Salam kenal mas Luqman. Senang anda sudi berkunjung ke sini. Terima kasih info-nya.

    Apakah hanya kalimat itu saja yg tertulis di buku itu ttg fatwa NU tsb? Kalau demikian .. ini adalah fatwa gunting tambal, karena tidak menuliskan keseluruhan fatwa. Hanya mengambil sebagian kalimat yang mendukung (menguntungkan) pendapatnya saja, kemudian membuang yg lainnya. Maka, makna fatwa (tergunting) justru bertentangan dengan maksud fatwa asli.

    Kalau benar pengarang buku bermaksud menggunting tambal fatwa, maka ini adalah cara yg licik (maaf). Di blog ini pula, ada tercatat fatwa CCP (gunting potong tambal) dari missionaris nasrani yg sangat membahayakan umat islam yg awam. Fatwa2 dipotong2 sedemikian rupa sehingga menyesatkan.

    Saya kebetulan mendapatkan artikel ttg masalah ini di sebuah forum NU. Tepatnya di sini, http://forum.nu.or.id/

    Berikut saya copy paste-kan (hanya yg berhubungan dengan masalah ini saja),

    .

    Keputusan Muktamar NU ke 1 di Surabaya 13 rabi’uts tsaani 1345 H/21 okktober 1926, fatwa no 18 tentang keluarga mayit menyediakan makan kepada pentakziah

    Tanya :

    bagaimana hukumnya keluarga mayat menyediakan makanan untuk hidangan kepada mereka yang datang berta’ziah pada hari wafatnya atau hari-hari berikutnya, dengan maksud bersedekah untuk mayat tersebut? Apakah keluarga memperoleh pahala sedekah tersebut?

    Jawab :

    Menyediakan makanan pada hari wafat atau hari ketiga atau hari ketujuh itu hukumnya makruh, apabila harus dengan cara berkumpul bersama-sama dan pada hari-hari tertentu, sedang hukum makruh tersebut tidak menghilangkan pahala sedekah itu.

    Keterangan, dalam kitab I’anatut Thalibin :
    “Makruh hukumnya bagi keluarga mayit ikut duduk bersama orang-orang yang sengaja dihimpun untuk berta’ziyah dan membuatkan makanan bagi mereka, sesuai dengan hadits riwayat ahmad dari jarir bin abdullah al bajali yang berkata :”kami menganggap berkumpul di (rumah keluarga) mayit dengan menyuguhi makanan pada mereka, setelah si mayit dikubur, itu sebagai bagian dari ratapan (yang dilarang)”. (I’anatut Thalibin Kitabul Janaiz)

    Dalam kitab Al Fatawa Al Kubro disebutkan :
    “Beliau ditanya semoga Allahmengembalikan barokah-Nya kepada kita. Bagaimanakah tentang hewan yang disembelih dan dimasak kemudia dibawa di belakang mayit menuju kuburan untuk disedekahkan ke para penggal kubur saja, dan tentang yang dilakukan pada hari ketiga kematian dalam bentuk penyediaan makanan untu para fakir dan yang lain, dan demikian halnya yang dilakukan pada hari ketujuh, serta yang dilakukan pada genap sebulan dengan pemberian roti yangdiedarkan ke rumah-rumah wanita yang menghadiri proses ta’ziyah jenazah.
    Mereka melakukan semuua itu tujuannya hanya sekedar melaksanakan kebiasaan penduduk setemoat sehingga bagi yang tidak mau melakukannya akan dibenci oleh mereka dania akan merasa diacuhkan. Kalau mereka melaksankan adat tersebut dan bersedekah tidak bertujuaan (pahala) akhirat, maka bagaimana hukumnya, boleh atau tidak? Apakah harta yang telah ditasarufkan, atas keingnan ahli waris itu masih ikut dibagi/dihitung dalam pembagian tirkah/harta warisan, walau sebagian ahli waris yang lain tidak senang pentasarufan sebagaian tirkah bertujuan sebagai sedekah bagi si mayit selama satu bulan berjalan dari kematiannya. Sebab, tradisi demikian, menurut anggapan masyarakat harus dilaksanakan seperti “wajib”, bagaimana hukumnya”

    Beliau menjawab semua yang dilakukan sebagaimana yang ditanyakan di atas termasuk bid’ah yang tercela tetapi tidak sampai haram (alias makruh), kecuali jika prosesi penghormatan pada mayit di rumah ahli warisnya itu bertjuan untuk “meratapi” datau emuji secara berlebihan (rastsa’)……… ” (Al Fatawa Al Kubro)

    (AHKAMUL FUQAHA, Solusi Problematika Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-1999 M), halaman 16-18), Penerbit Lajnah Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur)

    Bahkan fatwa di situ tak ada tertulis kata “bid’ah yang hina” sama sekali. Dari mana kata2 ini dikutip oleh si mantan kyai?

    Ehm … Jika ada yg penasaran karena kelicikan fatwa gunting tambal ini, silakan konfirmasi kepada pengarang buku.

    Wallahu a’lam.

  11. Tundukkan hawa nafsu, gunakan kejernihan pikiran, gunakan metode ilmiah, hadirkan
    kitab2 yang dijadikan rujukan telusuri secara bijak dan adil, tanyakan kepada ulama hadits jaman ini yang terpercaya keilmuan dan kesholihannya

    –> demikian pula pendapat kami

  12. Wah apa gak capek nih orang-orang NU ngurusin orang Wahabi yang memang rata-rata keras kepala dan mau menang sendiri. Pokoknya jangan pernah berharap kalau mereka ini (para pecinta Wahabi) mau berdamai dengan pendapat yang tidak sefaham dengan mereka (jangan harap deh!!!!!!!!!!!!!) Kita khan tahu bahwa orang yang keras kepala itu (wahabi) paling susah untuk mau menerima apalagi mendengar pendapat orang lain. Kira-kira gimana ya mas supaya Wahabi itu Taubatan Nasuha……(ada yang tahu gak ya jawabannya….). Saya sih terus terang ketika melihat cover/judul dari 2 buku mahrus ali itu saja udah gak selera, karena dari judulnya saja udah terkesan arogan dan sok (pake acara ngaku-ngaku Kyai lagi, gak ada sejarahnya seorang kyai pernah mantan/bekas, emangnya barang rongsokan…). Yang lebih bikin dongkol lagi mahrus ali ini kok malah ngumpet untuk berdebat ilmiah, mana ada kyai yang takut berdebat kalo dia benar, berahlak, berilmu, (ingat mahrus ali sudah menyatakan dirinya kyai!!!!!!!!). wah mulai sekarang kalau ada orang yang ngaku-ngaku pernah jadi kyai tetapi berjiwa pengecut lebih baik kyai itu kita pinggirkan jauh-jauh deh, kemana kek yang penting dia gak jadi virus…………..amin……….

    • Kalau di ketemukan juga ngak nyambung kan percuma, mendingan sama-sama nulis kan bagus.
      lebih baik baca dulu buku -bukunya nggak paham tannya sama kyai yang makanannya yang halal yang bukan dari nipu masyarakat ( makan dari acara kedok agama tapi bukan ibadah yang di perintah agama )

      cari kyai yang jujur ntar juga paham … ……baru komentar.

      –> mas abu naim/abu tabriz .. tak perlu anda berganti2 nama.

  13. Bukan hanya wahabi yang harus taubatan nasuha tapi KITA semua umat islam !!!

    Nampaknya anda yakin betul kalau wahabi itu salah dan banyak dosa? sehingga harus tauban nasuha. Dari mana anda mengetahuinya?
    Terus bagaimana dengan yang non wahabi? Apa anda yakin sudah betul?
    Hanya Allah swt yang tahu.

    –> Sepertinya artikel ini tidak membahas/ mengatakan bahwa wahabi harus taubat nasuha. Tetapi membahas sebuah buku yg mensyirikkan amalan orang2 NU dan pengarangnya. Anyway .. setuju bahwa setiap orang harus bertaubat, apa pun latar belakangnya.

  14. Buku Mahrus ali di anggap fitnah besar suatu fitnah juga. Buku itu banyak di beli oleh kalangan Muhammadiyah dan juga di jadikan rujukan mereka , bahkan konon di jadikan pelajaran korikolom di salah satu Universitas Muhammadiyah. Banyak kalangan mereka yang menanti terbitan buku seri selanjutnya. Jadi bila fitnah , mereka tidak akan menjadikan buku itu sebagai pijakan hidupnya .
    Bahkan ada di kalangan mereka yang menjadikannya sebagai bahan materi pengajian dalam salah satu radio amatirnya sebagaimana di Solo atau Yogya . Saya ingat dengan firman Allah :
    Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
    Di sini, yang jadi permasalahan adalah kaum kafir jahiliyah tidak percaya kepada kebenaran ayat al Quran , dan mereka tetap di katakan kafir ,tapi sebagai bukti kebenaran ayat ini di benarkan oleh salah satu orang banu Israil yang pernah dituruni kitab suci dari kalangan bangsa lalu . Maksudnya dia telah memahami ajaran Allah yang ada dalam kitab suci mereka. Saya hawatir orang – orang yang menolak keterangan berdalil dalam buku itu sama dengan kafir jahiliyah , karena itu , intropeksi diri lebih afdhal sebelum ajal menjemput kita .

    Debat di forum aula yang di hadiri audien tidak menjamin debat yang ilmiyah , bahkan sering terjadi jotosan seperti kasus debat Ahmadiyah dan kaum muslim yang lain , lalu pengikut ahmadiyah di jotosi , dan debat di DPR pun juga ada yang terjadi tindakan anarchis . Bahkan Ahmad Jaiz setelah debat terbuka juga di jotosi . Nah mahrus ali tidak memilih debat yang di ambang bahaya itu , dia pilih debat di rumah satu persatu agar lebih tenang , tidak emosi , ingin mencari kebenaran dan tidak lagi di support oleh audien yang terkadang memihak kepada golongan . Jadi akhirnya bila menang karena mayoritas mendukung , dan pihak yang terkalahkan bukan karena tidak punya dalil tapi kalah pendukung. Ini yang perlu di perhatikan dan akan membikin kebenaran menjadi salah dan salah di bikin benar . Bila ingin tahu cukup di rekam lalu di edarkan sebanyak mungkin , kan sudah puas dengan cara yang ilmiyah ini dan tidak emosi seperti suporter sepak bola

    –> Salam kenal mas aiman. Debat mmg tak selalu ilmiah .. namun bukan pula berarti selalu tak ilmiah.

    Pendapat saya, seharusnyalah buku dijawab dengan buku. Ulama-ulama NU seharusnya menjawab dengan buku lebih banyak lagi. Namun saya tak sependapat jika kebenaran sebuah buku hanya diukur dari dijadikannya buku itu sebagai rujukan oleh kalangan tertentu.

    Ulama-ulama NU pun terbukti berani berhujah bahwa amalannya sesuai Al Qur’an dan sunnah Nabi saw. Justru pengarang buku itu yg justru tak berani .. apapun alasannya. Ustadz Muammal Hamidi (dari pihak pengarang/ penerbit) bahkan mengakui/ membenarkan hujah yg disampaikan ustadz Abdullah Syamsul Arifin, wakil dari NU. So … silakan simpulkan sendiri.

    Ketika pengarang menyatakan siap hadir jauh hari sebelumnya, dan tiba-tiba menyatakan tidak akan hadir hanya 3 hari (koreksi jika salah) menjelang pertemuan, dengan alasan yg .. entahlah, anda dan pembaca pun niscaya akan meragukan niat baik pengarang buku ini. Jika memang tak siap hadir, ungkapkan jauh sebelumnya. Jika ingin tempat yg dirasa aman .. ungkapkan di mana.

    Selain itu, komentar #12 menunjukkan bahwa ada pemelintiran fatwa. Cara licik yg biasa dipakai oleh kaum missionaris.

    Ketika anda menyetarakan orang-orang yg “diserang” buku itu dengan menggunakan ayat untuk kaum kafir, apakah itu artinya anda menyetarakan orang2 NU sebagai kafirun?

    Bagaimana jika keadaan sekarang dibalik .. ayat yg sama diterapkan kepada pihak “penyerang”? Karena justru ustadz Mahrus lah yang seharusnya instropeksi. Mengingat perilaku tak jantan pengarang buku itu, serta dari pembuktian hujah2 dari ulama NU .. bahwa amalan mereka pun berdasar kepada al Qur’an dan Sunnah Rasul saw.

    Maaf kl tak berkenan. Wallahu a’lam.

  15. Kalau saya memantau dari awal hingga akhir debat antara KH Muammal vs LBM Jember itu lewat vcd , saya bisa menyimpulkan bahwa LBM Jember saat itu tidak memenangkan debat di aula pasca Sarjana IAIN Surabaya itu . Setahu saya , berkali – kali dalil yang di sampaikan oleh KH Abdullah Syamsul arifin itu sudah di nyatakan lemah oleh Pak Muammmal, tapi tidak di gubris. Karena itu, Pak Muammal tidak menyatakan tawassul pada mayat atau minta- minta pada orang mati di perbolehkan . Pak Muammal tetap menyatakan di larang bertawassul dengan mayat atau minta minta padanya. Karena keduanya itu barang baru dan tidak di contohkan oleh Rasulullah SAW .Dan saya tidak mengetahui para sahabat menjalankannya. Jadi belum bisa di katakan saat itu ,Muammal di nyatakan kalah.
    Dalil yang di pakai oleh KH Abdullah Syamsul arifin sbb:
    عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ خَدِرَتْ رِجْلُهُ ، فَقِيْلَ لَهُ : اُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ (صلى الله عليه وسلم) ، فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ “.
    Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya kaki Ibnu Umar mati rasa,lalu di katakan kepadanya : Sebutlah orang yang paling kamu cintai , lalu dia b ilang : Ya Muhammad SAW seolah dia lepas dari tali HR Bukhari dalam kitab al adabul mufrad.
    Komentar penulis buku sebagai jawabannya sbb:
    Al albani menyatakan hadis tsb lemah , Dhoif adabul mufrad 148/964 dari Abd Rahman bin Sa`d berkata : ………………….. Ia juga lemah , Al kalimut thoyyib 236 , bahkan ada yang dari Mujahid , tapi palsu , lihat di al kalimut thoyyib 173/1. Bahkan dalam al adzkar linnawawi 305/1 di katakan lemah sanadnya . Sanadnya menurut Ibnus sunni sbb :
    حَدَّثَنيِ مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمِ اْلأَنْمَاطِي ، وَعَمْرُو بْنُ الْجُنَيْدِ بْنِ عِيْسَى ، قَالاَ : ثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ خَدَّاشٍ ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ بْنِ عَيَّاشٍ ، ثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ السُّبَيْعِي ، عَنْ أَبِي شُعْبَةَ ،
    Muhammad bin Ibrahim Al anmathi menceritakan kepadaku dan Amar bin Al Junaid bin Isa berkata : Muhammad bin Khaddast bercerita kepada kami , lalu berkata : Abu bakar bin Ayyasy , lalu berkata : Abu Ishak Assuba`I dari Abu Syu`bah .

    وَ قَالَ الْحَاكِمُ أَبُو أَحْمَدَ : لَيْسَ بِالْحَافِظِ عِنْدَهُمْ .
    وَقَالَ ابْنُ سَعْدٍ………
    وَ كَانَ ثِقَةً صَدُوْقًا عَارِفًا بِالْحَدِيْثِ وَ اْلعِلْمِ ، إِلاَّ أَنَّهُ كَثِيْرَ الْغَلَطِ .
    Al Hakim Abu Ahmad berkata : Dia ( Abu bakar bin Ayyasy ) bukan hafizh menurut mereka .
    Ibnu Sa`d berkata : Abu bakar bin Ayyasy perawi terpercaya , alim terhadap hadis dan ilmunya banyak hanya saja sering keliru .
    Perawi Muhammad bin Khaddasy tidak di cantumkan oleh Ibnu hajar dan Adz dzahabi dalam kitab tahdzibnya . Dan dia bukan murid Abu bakar bin Ayyasy .
    Lalu siapakah yang menyatakan hadis tsb sahih . Lalu siapakah para sahabat selain Ibnu Umar yang melakukan seperti itu. Sayang disini Tim Penulis LBM NU cabang Jember tidak mencantumkan sanadnya sehingga bisa di lacak pengakuan hadis tsb sahih atau tidak . Dari sanad akan ketahuan identitas perawi – perawinya .
    Imam Bukhari , Muslim tidak mencantumkan hadis tsb dalam kitab sahihnya , Nasai , Abu dawud , Ibnu Majah dan Imam Ahmad tidak meriwayatkan hadis tsb. Saya mencarinya di kitab Sunan Tirmidzi , tapi saya tidak menjumpainya .
    Seorang penyair berkata :
    وَإِنْ مَذِلَتْ رِجْلِي دَعَوْتُكِ أَشْتَفِي… بِدَعْوَاكِ مِنْ مَذْلٍ بِهَا فَيَهُونُ
    Bila kami kebas ( tidak bisa bergerak ) aku memanggilmu ( kekasihku ) , aku berkeinginan sembuh dengan memanggil namamu dari kaki yang tidak bisa bergerak lalu bisa ringan penyakitnya.
    Jadi penyakit sembuh karena memanggil nama kekasih itu tiada landasan nya dari Al Quran dan hadis . Ia hanya perkataan seorang penyair . Dan kalimat orang yang paling kamu cintai dalam hadis lemah itu tidak harus nabi Muhammad SAW , mungkin juga kekasihnya yang bukan nabi , baik lelaki atau perempuan.
    Orang – orang yang hobby tawassul itu mirip dengan orang – orang syi`ah . DR Sholahuddin dari Syi`ah mengatakan :
    وَالتَّوَسُّلُ بِالنَّبِي وَأَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ مَشْرُوْعٌ فِي حَيَاةِ النَّبِي وَبَعْدَ وَفَاتِهِ.

    Tawassul dengan nabi dan ahlul baitnya adalah di syariatkan baik waktu Nabi SAW hidup atau setelah meninggalnya
    فَلَقَدْ رَوَى الْعَدِيْدُ مِنْ عُلَمَاءِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَكَذَلِكَ الشِّيْعَةُ أَنَّ اْلوَسِيْلَةَ هُمُ اْلأَئِمَّةُ الْمَعْصُومِيْنَ مِنْ أَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
    Sungguh banyak kalangan ulama ahlus sunnah dan syi` ah yang menyatakan wasilah adalah imam – imam yang ma`shum dari kalangan ahlul bait as.

    Bila anda katakan mahrus Ali dalam berfatwa selalu memelintitr , maka katakan yang mana ada dalil yang dipelintir dalam bukunya dan yang jelas buku LBM Jember membongkar kebohongan buku mantam kiyai NU selalu berlandaskan hadis lemah , palsu dan boleh anda lihat nanti dalam buku jawabannya yang akan terbit sebentar lagi ….. bersabarlah , kekeliruan buku LBM Jember akan tampak dan akan di ketahui orang .

    –> Jawaban saya singkat saja. Setuju bahwa meminta-minta kepada mayat adalah syirik. Namun setahu saya, tawasul adalah tidak meminta-minta kepada si mati. Jika anda mendefinisikannya sebagai meminta kepada si mati, maka itu definisi anda saja.

    Ada banyak kitab dan buku yang membolehkan tentang tawasul. Itu bukan karangan ulama NU saja. Dan hadits lemah tak sama dengan hadits palsu. Telah sepakat jumhur ulama bahwa dimungkinkan hadits-hadits dloif dapat dipakai sebagai dasar amal keutamaan.

    “Bila anda katakan mahrus Ali dalam berfatwa selalu memelintitr …”. Ini kata anda. Saya tak mengatakan mahrus Ali dalam berfatwa selalu memelintir. Apa anda akan memelintir kalimat saya, sedangkan kalimat saya masih jelas terpampang di atas.

    Mengenai VCD debat, “Muammal Hamidy Cabut Tuduhan ‘Musyrik’ untuk NU” (#2), dan “Pak Muammal tetap menyatakan di larang bertawassul dengan mayat atau minta minta padanya” (kata anda), serta “Ustadz Muammal Hamidi mengakui/ membenarkan hujah yg disampaikan ustadz Abdullah Syamsul Arifin” (kata saya), maka biarlah masyarakat yang menilai. Toh di youtube juga ada.

  16. Menurut saya, kita jangan terlalu “kasar” dalam menyikapi buku ini, apalagi sampai menjelek-jelekan sesama umat islam. Buku tersebut merupakan satu pendapat yang ingin disampaikan oleh penulisnya disertai dengan sandaran/dalil2 shahih terhadap fenomena yang terjadi ditengah umat Islam Indonesia. Menurut saya ini adalah masalah khilafiyah. Silahkan bagi yang merasa “tersinggung” mengutarakan pendapatnya melalui buku juga disertai dalil-dalil shahih yang mendukung pendapatnya. Biar nanti masyarakat yang akan menilai buku-buku tersebut mana yang bisa dijadikan rujukan atau manfaat. HANYA SATU GOLONGAN YANG BENAR YAITU YANG MEYAKINI, PERCAYA, DAN MENGAMALKAN AL-QUR’AN DAN HADIST NABI SAW. ALLAHUAKBARRR……!!!!

    –> Setuju .. buku memang idealnya dijawab dengan buku. Sangat disayangkan apabila para ulama NU kemudian berhenti menulis buku ttg hal ini. Mengenai sikap kasar dan menjelekkan sesama, seharusnyalah itu diimbaukan kepada semua pihak .. baik pihak “pelaku bid’ah” maupun penuduhnya.

    Wallahu a’lam.

  17. Komentar2 atas terbitnya buku Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat dan Dzikir Syirik, Karya H Mahrus Ali secara tidak langsung mengarah pada satu tokoh yaitu As Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Bin Sulaiman Bin ‘Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Rasyid At Tamimi.
    Kutipan berikut mungkin bermanfaat bagi kita semua untuk mengenal apa itu WAHABI! MOHON DIBACA.
    SIAPAKAH WAHABI??
    Al Ustadz Ruwaifi’ Bin Sulaimi Lc.

    xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx cut xxxxxxxxxxxxxxxxx

    –> Maaf saya cut. Lihat alasan di Tentang Blog ini. Selain itu, tulisan anda tak ada kaitan sama sekali dengan artikel.

  18. Tim LBM NU Jember menyatakan dalam bukunya : . Membongkar kebohongan buku mantam kiyai NU …………. 123
    3. Pengamalan Ulama Salaf yang Saleh
    Menurut al-Hafizh al-Suyuthi dalam al-Itgan fi ‘Ulum all quran dua cara unluk mengetahui khasiat-khasiat yang dikandung al quran Al Karim, pertarna, melalui keterangan dari hadits-hadits Rasulullah SAW dan kedua, melalui pengalaman orang-orang yang saleh.
    Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh khasiat- khasiat al Qur’an berdasarkan
    pengalaman orang-orang saleh:
    sayidina Abdurrahman bin ‘Auf ,,
    Al imam al-Muhaddits Badruddin al-Zarkasyi menyebutkan dalam kitabnya al-Burhan fii ulumil al-Qur’an (1/434) bahwa Sayidina Abdurrahman bin Auf ,ra menuliskan huruf-huruf yang ada diper mulaan surat-surat untuk tujuan menjaga harta benda dan perkakas rumahnya, sehingga semuanya aman dan ter jaga. Membongkar kebohongan buku mantam kiyai NU …………. 123

    Komentarku :

    Berikut ini saya tuturkan kalimat aslinya dari pengarang Al Burhan tadi sbb:
    وَذَكَرَ بَعْضُهُمْ أَنَّهُ وَقَفَ عَلَى أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنَ بْنَ عَوْفٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ كَانَ يَكْتُبُهَا عَلَى مَا يُرِيْدُ حِفْظَهُ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَالْمَتَاعِ فَيُحْفَظَ
    Sebagian ulama menyebutkan bahwa dia menemukan bahwa Abd Rahman bin Auf ra menulis permulaan – permulaan surat untuk menjaga harta benda dan perkakas rumah yang di kehendaki, lalu terjaga . Al burhan fii ulumil quran 434/1

    Kalimat sebagian ulama` menyebutkan atau mentuturkan menunjukkan bahwa kisah yang di sebutkan ini lemah tidak boleh di buat pegangan karena tidak akurat .
    Pengarang Al Burhan fii ulumil quran hidup di masa abad ke 8 , lahir pada tahun 745 H , beliau juga hapal kitab al minhaj karya Imam Nawawi . Al burhan fii ulumil quran 3/1
    Sudah tentu , beliau tidak bertemu dengan sahabat Abd Rahman bin Auf , Ia menerima kisah Abd Rahman itu dari orang ke orang dan tidak memiliki refrensi yang akurat . Bila sahabat Abd rahman tidak melakukannya , maka siapakah yang di salahkan dalam hal ini . Karena itu , kita tidak usah mencantumkan berita yang kita sendiri masih perlu mengkaji ulang atas validitas datanya .
    Mengapa penyusun kutubut tis`ah , Imam Bukhari, Muslim , Tirmidzi , Nasa`I , Abu Dawud , dan Imam Ahmad bin Hambal atau Imam malik tidak berani mencantumkan kisah seperti itu dalam kitab – kitab karya mereka bahkan imam madzhab empat juga tidak pernah menyebutnya dalam kitab – kitab mereka , bahkan gurunya Ibnu Katsir atau Imam Nawawi tidak melakukannya .
    Dan dalam kitab Al burhan tidak di cantumkan refrensi yang akurat yang bisa membikin pembaca tenang dan mantap . Lalu siapa yang di salahkan bila kita para pembaca ini di arahkan untuk bikin jimat dengan menulis permulaan ayat seperti itu , lalu mengapa para sahabat yang sering keluar kota untuk melanjutkan peperangan tidak melakukannya untuk harta benda mereka . Inilah hal yang banyak orang tidak ingat kepadanya dan tidak menyadari , termasuk saya sendiri ketika saya masih berlumuran dengan kebid`ahan . Bukankah jimat di larang sesuai dengan hadis :
    إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْك
    Sesungguhnya suwuk ,jimat dan guna – guna adalah syirik “.

    Menurut Al albani hadis tsb sahih ,nomer 1632 sahihul jami`

    قاَلَ أَبوُ عُبَيْدٍ الِتّوَلَةُ مَعَاذَةْ أَوْ وَرَقَةٌ تُعَلَّقُ عَلىَ اْلإِنْسَانِ
    Abu Ubaidberkata : Attiwalah adalah jimat atau kertas yang di kalungkan kepada manusia .Tashifatul muhaddisin 369 /1

    Kalau tulisan dalam wéfék itu ayat – ayat al Quran , maka saya katakan , tiada tuntunannya , para nabi dan sahabat tidak melakukannya . Ia bid`ah yang perlu di jauhi.
    Rasulullah SAW bersabda :
    إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ قَالَتْ قُلْتُ لِمَ تَقُولُ هَذَا وَاللهِ لَقَدْ كَانَتْ عَيْنِي تَقْذِفُ وَكُنْتُ أَخْتَلِفُ إِلَى فُلاَنٍ الْيَهُودِيِّ يَرْقِينِي فَإِذَا رَقَانِي سَكَنَتْ فَقَالَ عَبْدُ اللهِ إِنَّمَا ذَاكَ عَمَلُ الشَّيْطَانِ كَانَ يَنْخُسُهَا بِيَدِهِ فَإِذَا رَقَاهَا كَفَّ عَنْهَا إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكِ أَنْ تَقُولِي كَمَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا *
    Abdullah bin Masud berkata; Rasulullah saw, bersabda : “ Sesungguhnya suwuk ,jimat dan guna – guna adalah syirik “.
    Zainab – istri Abdullah berkata : “ Mengapa kamu berkata demikian, demi Allah, mataku sering mengeluarkan air mata, aku datang kepada fulan yang yahudi menyuwuk aku . Bila dia menyuwuk aku , mataku tenang lagi .
    Abdullah berkata : “Itu adalah perbuatan setan yang menusuk dengan tangannya, Bila disuwuk, setan diam. Cukup untuk mengatasi hal itu,, kamu membaca apa yang di bacakan oleh Rasulullah saw, sbb :
    اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ اشْفِ …….. وَأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
    Allahumma robban nas adzhibil ba`sa isyfi………………. Wa antassyaafii laa syifa`a illa syifaa`uka syifaa`an laa yughoodiru saqoman
    Ya Allah , hilangkan penderitaan ,sembuhkan ………….. , Engkau yang menyembuhkan ,tidak akan sembuh kecuali dariMu dengan penyembuhan total dan tidak menyisakan penyakit . HR Bukhori 5675

    Yang penting , para nabi , sahabat – sahabatnya tidak memakai jimat lalu kita ikut mereka akan lebih selamat.
    Ibnu Hajar berkata :
    وَالتَّمَائِمُ جَمْعُ تَمِيْمَةٍ وَهِيَ خَرْزٌ أَوْ قِلاَدَةٌ تُعَلَّقُ فِي الرَّأْسِ كَانُوا فِي الْجَاهِلِيَّةِ يَعْتَقِدُوْنَ أَنَّ ذَلِكَ يَدْفَعُ الآفَاتِ
    Tamimah adalah kalung yang biasanya di gantungkan di kepala. Orang – orang Jahiliyah menganggap bisa menolak bahaya- Fathul bari 196 /10
    وَالتِّوَلَةُ بِكَسْرِ التَّاءِ وَفَتْحِ الْوَاوِ وَاللاَّمِ مُخَفَّفًا شَيْءٌ كَانَتِ اْلَمَرْأةُ تَجْلِبُ بِهِ مَحَبَّةَ زَوْجِهَا وَهُوَ ضَرْبٌ مِنَ السِّحْرِ

    Tiwalah biasanya di gunakan oleh seorang perempuan agar di cintai suaminya dan ini termasuk sihir – Fathul bari 196 /10
    Untuk lebih jelasnya tentang jimat , tumbal , onto kusumo , lihat buku : Mantam kiyai NU menggugat peraktik syirik dan buku solusi tuntas tentang masalah agama karya Mahrus ali
    Dalam kitab al Burhan sendiri juga di jelaskan bahwa Syaikh Badruddin Muhammad bin Abdillah sendiri tulisannya jelek , sulit di baca , sehingga dalam karangannya banyak kekeliruan , bukan dari beliau tapi dari pengutip atau penulisnya yang akan menerbitkannya . Ini masalah yang tampaknya remeh tapi harus di tangani dengan serius agar tidak terjadi salah paham yang mengakibatkan kekeliruan umat lalu kekeliruan itu akan mencoreng nama baik penyusunya.

  19. Kebetulan sudah baca kedua buku KH Mahrus Ali. Sebenarnya buku tersebut menyajikan dengan sederhana. Pengambilan dalil sudah tepat dan bisa diterima dengan akal sehat serta bagi siapa yang mencari kebenaran. Bagi yang sudah meninggalkan akalnya (baca: taqlid) tentu akan sulit untuk menerima. Mungkin saja keengganan beliau dikarenakan debat yang digelar bukan untuk mencari kebenaran melainkan sebagai ajang jidal untuk membenarkan pendapat masing-masing. Padahal, jika semangatnya mencari kebenaran, bisa jadi, atas kehendak Allah, kedua belah pihak mendapatkan apa yang benar. karena bisa jadi KH Mahrus Ali salah dalam mengambil dalil atau menyimpulkan, sebaliknya bisa jadi memang apa yang dikritisi oleh beliau memang suatu yang salah dalam Sunnah. Saya selalu berharap, ummat islam (saudaraku) selalu berusaha mencari kebenaran melalui Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman para Sahabat, bukan dengan pemahaman para Kyai/Ustadz/Habib yang sangat jauuuuuh dari kehidupan Nabi shalallahu alaihi wasalam. Kyai/Ustadz/dll hanya kita ikuti jika mereka mengikuti Sunnah yang benar. Kyai yang taqlid buta harus ditinggalkan pendapatnya. Dan kalau kita tidak mau dikatangan menumpulkan akal kita, maka janganlah mau taqlid begitu saja. tidak semua yang disampaikan kyai itu benar. ingat, kyai, bahkan ulama/imam yang 4 atau yang lainnya tidak maksum. Allahu A’lam.


    –> Ada satu hal mengganjal. Menurut anda, jika pemahaman para Kyai/Ustadz/Habib pun jauuuuuh dari Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman para Sahabat, siapa lagi yg dapat mengajarkan kepada umat tentang agama ini? Kalau anda katakan syaikh ini atau syaikh itu, maka siapa yg jamin .. apa ukurannya? Maka anda pun terjebak pada taqlid buta yang sama.

    Ingat .. para kyai itu berani mempertahankan hujah-nya, bahwa pemahamannya/ amalannya sesuai dgn Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman para Sahabat. Justru mantan kyai itu yg tak berani datang, dengan alasan yg … entahlah.

    Setahuku, kata-kata “Jangan ikuti kyai/ ustadz … bla bla bla .. ” merupakan bagian kampanye missionaris, untuk menjauhkan umat ini dari ulama-nya. Sadarkah bahwa anda telah menjadi juru kampanye mereka? Berhati-hatilah. Manfaat belum tentu diraih, mudlarot sdh tampak nyata.

    Anyway .. artikel awal di sini menyoroti sikap tak gentle pengarang buku. Jika mmg yakin benar hujah-nya, kenapa takut. Alasan2 yg dikemukakan untuk menghindari debat pun dibuat-buat.

    Dan kami tak masuk pembahasan isi buku (juga untuk menanggapi #18 #21). Jika anda ingin masuk ke pembahasan untuk membuktikan bahwa buku itu ilmiah benar, silakan hubungi para kyai yg debat kemarin. Silakan debat lagi .. dengan lakon baru anda-anda ini (mewakili bapak mantan kyai). Saya mau lihat hasilnya.

    Kemudian buat gus-gus, kyai, habib, ustadz, murabi, syaikh … jika anda yakin benar sesuai Q n H dgn pemahaman sahabat dan salafus shalih, .. silakan tulis sesuatu. Jangan hanya puas menang debat.

  20. Jemaah Nahdiyiin sebagai pilar ahlusunnah waljamaah itu ibarat balon karet. Makin dalam dimasukkan ke dalam air, maka akan makin tinggi lompatannya. Jadi semoga kita warga nahdiyiin tetap tabah menghadapinya. Yakin bahwa Allah SWT selalu menolong kita hingga akhir zaman. Semoga orang Banjar jangan terpengaruh dengan munculnya fatwa mantan kiyai yang menghebohkan saat ini.


    –> Amien.

  21. perbedaan pendapat memang selalu ada, meski dalam hal sekecil debu, maka yang paling bijak menurut pendapat aku, kita harus bisa menerima perbedaan tersebut.

  22. Kenapa sich orang MUHAMMADIYAH selalu mengatakan ajaran-ajaran NU seperti Tahlilan dan Ziarah kubur Bid`ah? Padahal Tahlilan itu artinya adalah membaca kalimat tahlil secara berulang-ulang. Apakah ada yang salah mengenai membaca tahlil secara berulang-ulang? Orang NU berziarah kubur itu tujuannya selain mendoakan orang yang sudah menianggaladalah intropeksi diri agar mereka sendiri tahu nantinya akan menyusul mati seperti pendahulunya, sehingga mereka takut akan siksa kubur dan bisa memperbaiki amal ibadahnya di dunia ini..

    Jangan asal ngomong bid`ah, kalo sedikit-sedikit bid`ah ya di zaman ini kita nggak bisa hidup. Contohnya banyak sekali, Orang muhamadiyah sendiri kalo sakit pergi ke dokter, beberapa diantaranya dokter itu non muslim. dan kalo dokter non muslin itu kalo mengobati jelas tanpa membaca basmallah. Padahal jelas-jelas dikatakan bahwasanya segala tindakan yang tidak diawali dengan bacaan basmalah hukumnya batal.. kenapa nggak minta doa para kyai saja yg jelas-jelas membaca basmalah dan doa kepada Allah. Pada zaman nabi hal seperti itu juga dicontohkan. Kalo memamg semua hal harus menurut apa yang pernah dilakukan nabi, SILAHKAN AJA PERGI HAJI NAIK ONTA, jangan naik pesawat seperti sekarang ini.

    jangan asal bicara bahwa ajaran anda paling benar sebelum anda mempelajari yang lainnya. Semisal dalam satu meja ada 10 macam kue dan anda memakan 1 kue saja dan langsung menyimpulkan kue itu paling enak, tentu saja anda sudah KEBLINGER dan orang lain jelas-jelas tidak akan setuju dengan pendapat anda. Tapi kalau anda sudah memakan 10 macam kue itu dan anda menyatakan salah satu kue paling enak, mungkin orang lain baru menyetujuinya..
    Makanya, jangaan asal menyetujui apa yang dikatakan orang lain sebelum anda mempelajari sendiri apa yang dikatakannya.
    Semoga perbedaan pendapat ini bisa menjadi rahmat bagi kita semua……

    –> Mas .. ada banyak di dalam isi buku “mantan kyai” yg tak mungkin dibahas di sini satu persatu. Kami tampilkan hujah-hujah di artikel yg lain. Titik berat artikel ini adalah ketidak gentle-nya si mantan kyai. Bukan membahas isi buku.

    • setahu saya orang muhammadiyah nggak pernah bilang ziarah kubur itu bid.ah,……… asal tata caranya sesuai ajaran Rasul,…. itu akan menjadikan kita ingat mati,…… bisa nambah rajin,… ibadah yg nggak boleh itu kalo anda bertawasul melalui orang yg dikubur, tersebut,…. berdoalah langsung kepada Allah tanpa calo…. insya ALLAh akan diijabahi……..

      –> maaf … rupanya anda yang justru tak tahu bahwa tawasul itu boleh. Yang tak boleh itu meminta-minta kepada orang mati (bahkan kepada yang hidup sekalipun). Sedangkan tawasul itu tidak meminta kepada yang mati.

    • jadi benar sekali kalau iblis itu sangat senang sekali dgn para ahli bid”ah dan pelaku bid”ah dari pada pelaku maksiat, coba saudara tanya orang yg melakukan zina,koruptor, pencuri,pembunuh,perampok, mereka pasti ngerti kalau yg dia lakukan adalah salah atau dosa, kemudian saudara tanya para ahli bid”ah atau para pelaku bid”ah mereka pasti tidak akan mau dikatakan sesat, salah,atau dosa,mereka ahli bid”ah pasti akan merasa benar. padahal ahli bid”ah itu telah tersesat ttp tidak sadar.kalau diingatkan atau ditunjukkan yang benar sesuai AlQur”an dan Hadist tidak akan berterima kasih, malah yang ngasih tahu dimusuhi bahkan menuduh yang macam2, itulah cirikas para ahli bid”ah dan pelaku bid”ah.

      –>

      iblis itu sangat senang sekali dgn para ahli bid”ah dan pelaku bid”ah dari pada pelaku maksiat

      maaf .. dalil anda ini mungkin benar, namun ini juga dalil bid’ah. Adakah baginda Nabi saw yang mengatakan ini.

      • saudaraku yang seiman ini perkataan dari imaam ahlus sunnah wal jamaa”ah yakni sufyan ats tsauri rohimahullooh dinukil darikitab imaam al laaalika”i rohimahullooh yang berjudul” syarah ushuul i”tiqood ahlis sunnah wal jamaa”ah. ” perbuatan bid”ah lebih dicintai oleh iblis dari pada kemak”syiatan dan pelaku kema”shiyatan masih mungkin dia untuk bertaubat dari kema”syiatan; sedangkan pelaku bid”ah sulit untuk bertaubat dari bid”ahnya ” krn merasa benar. sekrng terserah saudara mau mengikuti generasi utama/terbaik umat. atau mengikuti para ahli bid”ah terserah anda

  23. Masalah Dzikrulloh telah dicontohkan atau diajarkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Disebut di dalam al-Qur’an Sungguh ada bagi kamu di dalam diri Rosul itu contoh yang bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Alloh dan hari akhir, maka Dzikirlah kepada Alloh yang sebanyak-banyaknya(Qs: Al-Ahzab: 21).

    Apapun dasar yang dipakai oleh penulis yang menggugat Dzikir, maka hukumnya bathal karena bertentangan dengan Al-Qur`an. Jadi ya silahkan pelajari Al-Qur`an lagi bagi yang bilang dzikir itu bid`ah, syirik, sesat atau apapun yang lainnya.

  24. Subhanallah, nampaknya kaum missionatris sudah banyak yang menyelusup dikalangan orang-orang islam yang mungkin pemahamannya masih sederhana,embaca buku agama maunya yang enteng dan ringan (termasuk saya) insya Allah mudah-mudahan saya tidak taqlid buta, saya percaya apa yang telah diajarkan oleh para kiai NU, mungkin saja dari sekian ribu kiai NU yang berbeda pemahamannya hanyalah KH.Machrus Ali seorang.Mungkin saja mereka yang mencemooh dan mengatakan bid’ah mereka adlah orang-orang yang iri yang minta dikasihani karena pengikutnya sedikit, yang penting saya makan kacang tanpa kulit. Mohon maaf tidak bermaksud menyinggung semua pihak. Salam kenal az mass.

    –> Salam kenal juga. H Makhrus Ali telah menyatakan dirinya sebagai mantan kyai NU, bukan kyai NU, sesuai judul bukunya.

  25. Memang udah saatnya antara NU atau MD segera xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

    –> Bung upatta atau jatim global. Jangan gitu dhoong… masak marah-marah.

  26. Pada komentar nomor 18, sang pemilik blog menjawab:

    “Ada banyak kitab dan buku yang membolehkan tentang tawasul. Itu bukan karangan ulama NU saja. Dan hadits lemah tak sama dengan hadits palsu. Telah sepakat jumhur ulama bahwa dimungkinkan hadits-hadits dloif dapat dipakai sebagai dasar amal keutamaan.”

    Saya hanya ingin mengomentari kalimat terakhir saja:
    – Apakah ada perbedaan antara fadlailul a’maal dan Al-‘Amalul fadhiilah?
    bukankah terjemahan fadlailul a’maal adalah keutamaan amal bukan amal keutamaan?

    Kemudian jika yg dimaksudkan fadlailul a’maal adalah keutamaan amal maka yg saya pahami adalah bahwa hadits dho’if dapat dipakai untuk menunjukkan keutamaan-keutamaan amal sementara dasar dari amal tersebut harus dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits shahih.

    –> Anda benar .. saya kurang teliti. Hadits Dhoif adalah hadits yg lemah hukum sanad periwayatnya atau pada hukum matannya. Hadits dhoif tak dapat dijadikan Hujjah atau dalil dalam suatu hukum, namun para Imam telah menjelaskan kebolehan beramal dengan hadits dhoif bila untuk amal shalih, penyemangat, atau manaqib, inilah pendapat yg mu’tamad.

  27. Assalamu Alaikum Wr.Wb.

    Buku Mahrus Ali yang berjudul Mantan Kiai Nu Menggugat Tahlil,tabarruk dll adalah buku yang sangat kontra produktif untuk Ukhuwah Islamiyah, semangatnya tetap sama seperti kaum puritan wahabi umumnya yaitu memiliki tiga ciri utama : 1.Gemar memecah-belah ummat dengan tuduhan musyrik,kafir,dan lain-lain.
    2.Pengecut dan tidak berani berdialog secara ilmiah dan mengedepankan akhlak.
    3.Merasa yang paling benar sendiri orang lain yang berbeda manhaj dengan golongannya adalah salah.

  28. Assalamu’alaikum ya Akhi ya Ukhti..
    Sudahlah.. hentikan saling merasa paling benar..
    Mari beristighfar kpd Allah.. ingatlah SaudaraQ, sesama muslim, yang banyak belum tentu benar, dan yang sedikit belum tentu salah (dan sebaliknya)..

    –> Wa’alaikum salam wrwb. Benar mas .. hentikan menghujat sesama muslim. Sebaiknya mas wahyu juga menghimbaukan hal ini ke pihak penghujat/ pengarang buku itu.

    • pengarang buku tsb bukan penghujat tapi dia berpendapat… terserah lah pada dia.. ngapain anda harus kaya kebakaran jenggot…

      • to M. Nafi

        sudah baca bukunya belum??
        mohon baca dulu bukunya, kemudian tolong analisa, isinya lebih cenderung pada menghujat apa berpendapat..

        baru anda ngomong..

  29. Error terus kenapa admin??????

    –> Lhooo?? bukan salah sini. Coba ulangi lain kali. Mungkin sambungan internet baru ngadat.

  30. Lanjutan,
    Tawasul adalah berdoa kepada Allah dengan suatu perantara, baik dengan amal baik kita, dengan nabi atau dengan para shilihin yang kita anggap mempunyai posisi yang lebih dekat kepada Allah.

    Dasar / dalil tawasul itu banyak sekali,baik dari Al-Qur`an atau Al-Hadits.
    Dalil dari Al-Qur`an ( التوسل في القرآن )

    1. يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا اليه الوسيلة…..و
    Artinya :,”Hai orang2 yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.”

  31. 2. ولو أنهم اذ ظلموا انفسهم جاؤوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما
    Artinya :,”Jikalau sesungguhnya mereka ketika berbuat dzolim terhadap diri mereka (berbuat dosa)datang kepadamu (Muhammad)kemudian mereka memohon ampun kepada Allah dan Rosulpun memohonkan ampun untuk mereka, maka pasti mereka mendapati Allah maha penerima taubat dan maha penyayang.”

    Di sini terdapat lafadz (واستغفر لهم الرسول / Rosulpun memohonkan ampun untuk mereka ), ini disebut wasilah/tawasul,yakni melalui rosul Muhammad SAW,sesuai penadapat ulama bahwa boleh bertawasul dari zaman masih hidup atau setelah wafatnya.

    3. اولئك الذين يدعون يبتغون الي ربهم الوسيلة ايهم أقرب ويرجون رحمته
    Artinya :,” Orang2 yang mereka seru, merekapun mencari wasilah kepada tuhan mereka,mana2 diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)dan mereka mengharap rahmat-Nya.”

    Sangat jelas tersebut mereka bertawasul dengan org2 yang mempunyai kedudukan yang lebih dekat ke Allah ( أيهم أقرب / mana2yang lebih dekat (Allah) diantara mereka.

    4. قول يعقوب لأبنائه : قال سوف أستغفر لكم ربي انه هو الغفور الرحيم
    Artinya :,”Ucapan Nabi Ya`qub kepada anak2nya (ketika mereka berbuat kesalahan dan ingin memohon ampun kepada Allah melalui Nabi Ya`qub sebagai wasilah/perantara),Berkata Ya`qub : saya akan memohonkan ampun kepada Tuhanku untuk kalian. Sesungguhnya Ia maha pengampun dan maha penyayang.”

  32. Dalil2 di atas digunakan ahli sunah wal jamaah tentang kebolehan bertawasul bahkan dalil itu juga dipakai golongan Syiah Al-Itsna `Asyriyah.

    Dalil2 dari hadits (dari sini juga diketahui tawasul/wasilah digunakan dari zaman ke zaman, dari Nabi adam dan seterusnya ) ( التوسل في لأحاديث )

    1. وخرج الحاكم في مستدركه علي صحيحين من حديث عمر رضي الله عنهما انه ص. لما اقترف آدم الخطيئة قال يا رب أسالك بحق محمد لما غفرت لي فقال الله يا آدم و كبف عرفت محمدا ولم اخلقه قال يارب لأنك لما خلقتني بيدك ونفخت في من روحك رفعت رأسي فرأيت علي قوائم العرش مكتوبا لااله الله محمد رسو ل الله فعرفت أنك لم تضف الي اسمك الا أحب الخلق اليك فقال صدقت يا آدم انه لأحب الخلق الي واذ سألتني بحقه قد غفرت لك ولو لا محمد ما خلقتك .قال الحاكم صحيح الإسناده
    Artinya :,”Imam Al-Hakim mengeluarkan hadits dalam mustadraknya atas keshohehain dari hadits Ibnu Umar semoga Allah meridoi keduanya,Sesungguhnya nabi bersabda :,”Ketika Adam membuat kesalahan,Adam berdoa, Wahai Tuhanku saya memohon kepadamu dengan hak Muhammad (berwasilah)supaya engkau mengampuni saya.Maka Allah bertanya : Hai Adam bagaimana kamu kenal Muhammad sedangkan saya belum menciptakannya ? Adam menjawab : Wahai Tuhanku ketika engkau menciptakan aku dengan tanganmu dan menghembuskan sebagian ruh-Mu ke dalamku,saya mengangkat kepalaku maka saya melihat atas tiang2 arasy tertulis لا اله الا الله محمد رسول الله maka saya jadi mengerti bahwa Engkau tidak akan menggabungkan kepada nama-MU kecuali engkau sangat mencintai nama mahluk itu, Kata Allah : benar engkau wahai Adam,Sesungguhnya saya sangat mencintai nama mahluk itu dan karena kamu memohon kepada saya dengan haknya maka sungguh Aku ampuni kamu walaupun Muhammad tidak Aku ciptakan untukmu.Berkata Imam Al-Hakim hadits ini bersanad shoheh.

    2. ورواه الطبراني ايضاوزاد ( وهو آخر الأنبياء من ذريتك ) توسلت يا ربي اليك بحقه لتغفر زلاتي وتقبل توبتي
    Artinya : dan meriwayatkan Imam Thobroni seperti itu juga dengan ada tambahan ( dia (Muhammad) adalah nabi terakhir dari keturunanmu (Adam)). maka saya (yakni Adam ) bertawasul kepada engkau wahai Tuhanku dengan haknya (Muhammad) supaya engkau mengampuni kesalahanku dan menerima taubatku. Bersambung……

  33. 3. وروي عن عثمان بن حنيف انه قال ان رجلا ضريرا أتي النبي ص. فقال أدع الله أن يعافيني فقال ص. : ان شئت دعوت وان شئت صبرت وهو خير قال فادعه فأمره ص. أن يتوضأ فيحسن وضوءه ويصلي ركعتين ويدعو بهذا الدعاء : اللهم اني اسألك وأتوجه اليك بنبيك نبي الرحمة , يا محمد اني أتوجه بك الي ربي في حاجتي لتقضي اللهم شفعه في . قال ابن حنيف فو الله ماتفرقنا وطال بنا الحديث حتي دخل علينا كان لم يكن به ضر
    Artinya :,”Diriwayatkan dari Usman Ibnu Anif,sesunguhnya dia berkata : bahwa seorang laki2 buta datang kepada Nabi SAW dan berkata kepada Nabi : Berdoalah kepada Allah agar menyembuhkan saya (dari Buta),Nabi menjawab : jika kamu menghendaki berdoalah,jika kamu menghendaki bersabarlah itu lebih baik. Kata Usman : maka rosul mendoakannya dan menyuruhnya untuk berwudlu dengan baik dan sholat 2 rakaat dan berdoa dengan doa ini : Wahai Allah sungguh aku memohon kepada-Mu dan menghadapkan wajah kepada-Mu dengan perantara (tawasul) nabi-Mu, nabi yang mengasihi,Ya Muhammad sungguh saya menghadapkan wajah denganmu kepada tuhanku supaya keinginanku terpenuhi. Wahai Allah sembuhkanlah aku. Berkata Ibnu hanif : demi Allah belum kami berpisah karena panjangnya pembicaraan (bincang2), sehingga masuk laki2 itu dengan keadaan seperti tidak pernah mengalami buta. ( dalam kitab Musnad Ahmad juz 4/hal 138, Mustadrak Al-Hakim 1/313, Al-jamii` shoghir 59, Athwashul ilaa haqiqoti tawasul:158,Berkata Imam Rifa`i Al_ma`ashir : tidak ada keraguan bahwa hadits ini adalah shoheh dan masyhur ).

    Di sini jelas terdapat tawasul pada zaman Nabi SAW.

    4.

  34. 4. قوله (ص)في الدعاء لفاطمة بنت أسد : إغفر لأمي فاطمة بنت أسد ووسع عليها مدخلها بحق نبيك والأنبياء الذين من قبلي فأنك أرحم الراحمين
    Artinya : Berdoa Rosulullah SAW untuk Fatimah Bt Asad : Ampunilah Fatimah Bt Asad dan luaskanlah kuburnya dengan hak nabi-Mu dan para nabi sebelumku. Maka sesungguhnya engkau maha penyayang.

    Nabi juga berwasilah melalui dirinya dan melalui nabi2 sebelumnya padahal mereka telah wafat.

    5. حديث الرجل الذي كانت له حاجة عند عثمان بن عفان (ر.ض) روي الطبران والبيهاقي أن رجلا كان يختلف الي عثمان بن عفان (ر.ض) في زمن خلافته, فكان لا يلتفت ولا ينظر اليه في حاجته, فشكا ذلك لعثمان بن حنيف فقال له : أئت الميضاة فتوضأ ثم أئت المسجد فصل, ثم قال : اللهم إني أسالك وأتوجه اليك بنبيك محمد نبي الرحمة يا محمد اني أتوجه بك الي ربي فيقضي لي حاجتي, وتذكر حاجتك. فانطلق الرجل فصنع ذلك ثم أتي باب عثمان بن عفان (ر.ض), فجاء البواب فأخذ بيده, فأدخله علي عثمان ر.ض) فاجلسه معه وقال له : اذكر حاجتك فذكر حاجته فقضاها له……و
    Artinya : Hadits tentang laki2 yang mempunyai hajat keperluan kepada shohabat Usman Bn Affan ra. diriwayatkan oleh Imam Thobroni dan Imam Baehaqi bahwa ada seorang laki2 yang tidak sepaham dengan Usman Bn Affan pada zaman ke kholifahannya.Maka beliau tidak pernah memalingkan wajahnya dan tidak juga memadang terhadap keperluannya/hajatnya (alias dicuekin), kemudian ia bercerita seperti itu kepada shohabat Usman Bn Khanif. Beliau berkata kepadanya : Datangilah tempat wudlu dan berwudlulah kemudian datangilah masjid dan sholatlah,kemudian berdoalah : Wahai Allah sungguh aku memohon padamu dan menghadapkan wajah kepadamu dengan perantaraan nabimu Muhammad,nabi yang pengasih. Ya Muhammad sungguh saya menghadapkan wajah denganmu kepada tuhanku agar Ia(Tuhan) memenuhi hajatku, (dan sebutkanlah hajatmu). Maka kemudian dia pergi dan melakukan seperti itu (seperti nasehat Usman Bn Hanif)kemudian mendatangi pintu rumah Usman Bn Affan,kemudian Usman Bn Affan membukakan pintu dan mempersilahkan masuk serta duduk bersamanya.Usman berkata kepadanya : Sebutkan keperluan kamu maka diapun menyebutkannya dan Usmanpun memenuhi hajatnya……dan seterusnya hadits ini sangat panjang.

    Jadi pada zaman shahabatpun tawasul juga ada.

  35. 6. قال القسطلاني وقد روي أن مالكا لما سأله ابو جعفر المنصور العباس – ثاني خلفاء بني العباس – يا أبا عبد الله أأستقبل رسول الله وأدعو أم أستقبل القبلة وأدعو ؟ فقال له مالك : ولم تصرف وجهك عنه وهو وسيلتك ووسيلة أبيك آدم عليه السلام الي الله عز وجل يوم القيامة ؟ بل استقبله واستشفع به فيشفعه الله
    وقد روي هذه القصة ابو الحسن علي بن فهر في كتابه فضائل مالك بإسناد لا بأس به
    Artinya : Kata Imam Al-qostholani diriwayatkan bahwa ketika malik (raja)ditanya oleh Abu Ja`far Al-Mansur Al-Abbas – Kholifah kedua bani Abbas – Ya Aba Abdillah, apakah saya menghadap Rosullullah dan berdoa ataukah saya menghadap qiblat dan berdoa ? Malik menjawab : kenapa kamu tidak mengahadapkan wajahmu kepadanya padahal ia (rosul)wasilah kamu dan wasilah bapakmu Adam as. kepada Allah `azza wajalla pada hari qiamat ? bahkan menghadaplah kepadanya dan mintalah safaat dengannya maka Allah akan memberi syafaat kepadamu.

    Kisah ini diriwayatkan oleh Abul hasan Ali bn fahr dalam kitabnya Fadloil maalik dengan sanad tidak ada keraguan padanya.

    ذهب جمهور الفقهاء (المالكية والشافعية ومتأخرو الحنافية وهو المذهب عند الحنابلة ) الي جواز هذا النوع من التوسل سواء حياة النبي أو بعد وفاته
    Telah berpendapat Jumhur Fuqoha (kebanyakan Ahli Fiqh) dari madzhab malik, syafi`i dan ulama muta`akhir madzhab hanafi dan madzhab hanbali terhadap dibolehkannya bertawasul dalam bentuk ini (seperti dalam dalil2 di atas), sama saja pada saat nabi masih hidup ataupun sesudah wafatnya.

    وقال الشوكاني في تحفة الذاكرين : وفي الحديث دليل علي جواز التوسل برسول الله صلعم الي الله عز وجل مع اعتقاد أن الفاعل هو الله سبحانه وتعالي وانه المعطي والمانع ما شاء كان وما لم يشأ لم يكن
    Artinya : berkata Imam Syaukani dalam kitabnya Tuhfatudz dzaakirin : dalam hadits merupakan dalil akan dibolehkannya bertawasul dengan rosullullah SAW kepada Allah Azza Wajalla, dengan disertai i`tikad bahwa yang melaksanakan semuanya adalah Allah SWT,Dialah yang memberi sesuatu dan yang menolak sesuatu. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakinya pasti tidak akan terjadi.

    وقال الشوكاني : ويتوسل الي الله بانبيائه والصالحين

    Dan berkata Imam Syaukani : boleh bertawasul kepada Allah dengan para nabi dan orang2 sholeh.

    Jadi jelaslah bahwa tawasul memang ada syareatnya sebagai salah satu cara dan bentuk berdoa agar lebih terpenuhi oleh Allah akan hajat kita, disamping ada cara2 lain selain tawasul dalam berdoa, yang masuk dalam adab berdoa.

    Insya Allah bagi yang sudah berdoa dengan tawasul semoga keterangan di atas dapat menentramkan hati, tapi bagi almu`aaridiin ( golongan2 yang suka menolak pasti akan menolak juga walaupun kita tunjukkan dengan berbagai dalil, mereka akan selalu mencari celah menolak dari dalil2 yang telah ada itu. Subhanallah….`Audzubillah 3 kali, inta basyar ( kamu manusia yang selalu muarid / menolak terhadap suatu keterangan ) Allahumma ba`idnaa min hadzihi syifat ( Ya Allah jauhkanlah kami dari sifat2 ini. Amiin.
    Allahu a`lam wa ahkam.

  36. tanggapan untuk Sdr, Ainul Yakin,

    Komentar Anda sebagai berikut :

    Bukankah jimat di larang sesuai dengan hadis :
    إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْك
    Sesungguhnya suwuk ,jimat dan guna – guna adalah syirik “.

    Pertanyaan saya adalah, keadaan yang bagaimanakah yang di larang dalam hadits itu ?
    Saya sebutkan di sini hadits yang lain dan shoheh yang kelihatannya ta`arud, coba Sdr. jelaskan ke saya. Bunyi hadits :

    لا بأس بالرقي مالم تكن شركا

    ,” Tidak apa2 ruqyah (jampi2,atau menurut bahasa Anda, suwuk ) selama tidak ada kesyirikan.”

    لا رقية الا من عين أو حمة

    ,” Tidak ada rukyah (jampi2) kecuali pada penyakit `ain dan serangga berbisa .”

    Syeh Abdul Aziz bn Abdullah bn Baz (Wahabi) juga mengakui hadits itu dan diamalkan oleh rosul dan para shahabat.Terima kasih.

  37. Komentar WOOOO (komentar no. 6):
    Sungguh aneh orang NU,logikanya begini saja deh,kalo kita ingin mencari madu,lebih bagus dan terjamin kalau langsung ke peternak madu tersebut.Jadi kalau kita ingin mencari ilmu Islam,ya belajar di Mekah dan Madinah…tanyakan pada masyarakat di sana apakah ada tahlilan??Pasti tidak ada,itu semua adalah bid’ah!!!!!!!

    Jawaban saya:
    Logika anda salah, madu mana yang akan anda cari. Contoh jenis madu :
    1.Madu campuran.
    2.Madu monofloral
    3.Embun madu
    4.Madu organik
    5.Madu Akasia
    6.Madu pohon limau
    7.Madu Heather
    8.Madu lobak
    9.Madu Alfalfa
    10.Madu Willow(pohon Syafinah)
    11.Madu Eucalyptus
    12.Madu Citrus
    13.Madu Pohon Sikamore
    14.Madu Dandelion
    15.Madu Gandum Hitam
    16.Madu Thyme
    Ketika anda membutuhkan madu Dandelion, anda salah alamt datang ke pengolahan madu Citrus. Bukan begitu? Aliran Islam yang mana yang anda cari?

    Tidak selamanya Mekah dan Madinah jadi patokan, Rosul diutus di sana pun karena mereka “asyaddu kufro wa nifaqo”. Kekufuran dan kemunafikan mereka melebihi batas.

    Sebagai contoh, kesalahan orang menetapkan Hari Raya, karena dimekah pun besok Hari Raya. Maka mereka ikut Hari Raya.
    Bukankah Mekah dan Indonesia itu berbeda beberapa jam? bagaimana bisa disamakan?

    • anda perlu belajar lebih arif dan bijaksana dalam memahami perkataan anda….sebelum dikemukakan. Di Mekkah dan MAdinah adalah sumber Islam sejak dulu kala….

      –> sumber islam saat ini terletak di pundak para ulama, di manapun dia berada. Tidak terbatas di Makkah dan Madinah saja.

      • yg di Al azhar cairo..Yordania..Suriah..Yaman..Sudan..de el el apa ga banyak ulama disonoh…!!wadduh banyak baca2 lagi y mas abu.!!

  38. Untuk Kangis-Met

    Kelihatan sekali cara anda ber-argumen bukan lulusan universitas Madinah yang hujahnya disidang oleh para Imam Masjidil Haram dengan pengesahan sertifikasi ilmu agama oleh Raja Arab Saudi, walaupun anda mengatakan belajar ilmu harus selalu di Makah-Madinah, karena argumen anda sarat dengan kelemahan nalar, sulit perkembangan diri, dan anda menganggap diri anda sebagai psakitan dari doktrin-doktrin nilai agama yang matematis otak kiri, kehilangan insting dan naluri fitrah, terhambatnya perkembangan jiwa & gelapnya Qolbu dari cahaya Ilahi.

  39. Bener-tuh Kata Kangis-Met
    Kelihatan sekali cara “WOOOO” (komentar No.6)
    Anda ber-argumen bukan seperti lulusan universitas Madinah yang hujahnya disidang oleh para Imam Masjidil Haram dengan pengesahan sertifikasi ilmu agama oleh Raja Arab Saudi, walaupun anda mengatakan belajar ilmu harus selalu di Makah-Madinah, karena argumen anda sarat dengan kelemahan nalar, sulit perkembangan diri, dan anda menganggap diri anda sebagai psakitan dari doktrin-doktrin nilai agama yang matematis otak kiri, kehilangan insting dan naluri fitrah, terhambatnya perkembangan jiwa & gelapnya Qolbu dari cahaya Ilahi.

  40. menurut saya agar kaum wahabi berhenti (taubatan nasuha)dari merusuhi keyakinan warga nadhliyin, maka ikut bergabung dengan kaum wahabi saja, insyaAllah beres, gitu aja repot (untuk mbong komentar..)

  41. untuk mendapatkan buku bantahan Mahrus yang berjudul “membongkar kebohongan buku Mantan Kiai Nu menggugat…” bisa hub
    saya, rijal (085645311110)
    harga buku @ rp 35 rb (ongkos kirim 25% dari harga)
    harga VCD rp 25 rb (berisi dua keping VCD perdebatan antara LBM NU Jember (penulis) dg KH. Muammal Hamidy yg memberi akat pengantar atas buku Mahrus)
    tak usah berdebat di forum ini..lebih baik miliki bukunya segera..

  42. maaf..pengalaman saya ketika menghadapi orang wahabi (mengaku2 salafy) selalu saja lucu..mereka berkoar/berteriak menuduh syirik, bid’ah dll pada amaliah warga NU. seolah merekalah yg paling benar…hal ini awalnya didiamkan oleh nahdliyyin, biar tdk ada ukhuwah yg disobek. namun ulah mereka semakin lama sekain tak berakhlak..teriak2 lewat mikrophon di musalla maupun masjid, n menulis selebaran2 yg intinya menuduh amaliah NU sebagai amalan bid’ah, syirik, sesat dll..
    nah, lucunya ketika diajak bermujadalah mereka ngumpet, alasan sibuk, alsan dakwah, dan berbagai alasan lainnya..sungguh miris melihat alasan mereka..hanya berani berkoar di belakang, namun tatkala diajak berdialog n berdebat, mereka memilih menghindar.mungkin kalo alasannya demi keamanan, kami akan jawab apakah kami(warga NU) anarkis n bodoh? apakah kami tak punya etika bermujadalah? siapakah yang pertama kali mengusik ketenangan amaliah n ibadah kami?
    yang saya tahu, orang2 wahabi indonesia bacaannya seputar kitab karya albani, bin baz, utsaimin dll. itupun hanya baca terjemahannya.kealiman mereka seputar khazanah keilmuan klasik (terutama di masa tabiin n tabiit tabiin maupun generasi ulama salaf masih minim, umumnya notok pada periode ibn taymiyah hingga periode utsaimin. jangan berbicara ttg pengetahuan tafsir, ulumul hadits, balaghah, ma’ani n mantiq, bicara ttg nahwa sharaf saja masih grotal gratul..saya mengamati diantara mereka hanya segelintir yg alim, namun yang masih “hijau” tapi sok alim (yang bicaranya selalu ingin benar sendiri) jumlahnya buanyak…inilah yg membikin resah umat.mengapa harus memusyrikkan orang yg telah bersyahadat, padahal di luar masih banyak orang musyrik (dan kafir) yg belum disyahadatkan..
    memang perlu kearifan tersendiri utk menghadapi orang2 wahabi. ibarat anak2 TK dalam suatu kelas, ada beberapa anak kecil yang teriak2 gak karuan, menjeluk2kan n menantang guru n kawan2nya. namun tatkala disapa baik2 “hayo anak2, siapa tadi yag ramai?”.tak ada satupun dari mereka yag bikin ulah mengajungkan jari tangannya.ngumpet n bersikap pengecut..lucu bukan?

    • Jika anda ingin menyelisihi orang2 yang anda blg ‘Wahabi’
      atau apapun itu…itu haQ anda…! tp ingat sandarkanlah pada ilmu yang lurus dan benar!apakah anda sudah cukup mumpuni untuk itu??? sehingga hujjah anda itu dapat dipertanggung jawabkan.
      saya juga bukan seorang Wahabi atau apapun itu..
      jangan terlau mudah meremehkan kitab Imam-imam atau syeikh-syeikh seperti Al albani,bin baz,utsaimin dll
      atas dasar ilmu apa anda bisa berbuat seperti itu??
      karena tak dapat secuilpun ilmu kita bisa menandingi ilmu mereka…
      Berhati hatilah dalam memberikan hujjah jgn hanya dengan hawa nafsu..
      Mari kita sama2 berjalan diatas jalan yang rasulullah tunjukkan..

      –> Terima kasih .. insya Allah kami akan selalu menyandarkan pendapat kami dengan ilmu yang lurus. Dengan dalil yang kuat. Amien. Mohon doa.

      Imam-imam bukan hanya syaikh Albani, ibn baz, ataupun Utsaimin. Ada banyak ulama, termasuk yang bukan wahabi.

    • mas…. belajar lagi secara jernih,……. kalo memang anda yakin akan apa yg anda yakini ya laksanakan,…… dengan orang kafir aja” bagimu agamamu bagiku agamaku” apalagi sesama musli……… pembuktiannya nanti di akhirat,……… yg penting belajarlah dgn jernih,…… jgn anda membaca kitab lain tapi pikiran anda masih dipenuhi dgn keyakinan anda nggak akan masuk dech,….

  43. INgin tahu sikap wahabiyyin yang jadi antek rezim kerajaan saudi?
    1. tatkala melihat ada saudara2 islam yg tak sejalan dengan jalan pikiran mereka, mereka akan mengeluarkan fatwa syirik, bid’ah dll. namun tatkala negara mereka diduduki kafir amerika, sikap ulamanya membebek pada penguasa. tak ada fatwa menolak bercokolnya tentara amerika yg secara halus menjajah saudi.bahkan tatkala AS menggunakan saudi sbg pangkalan menyerak Irak (dlm perang teluk I dan II), ulama2 wahabi hanya membisu, tak segarang saat menyerang saudara-saudara seiman.naudzubillah
    2. saat Palestina diserang, aneh tak ada fatwa jihad, tak ada pengiriman milisi2 wahabi, tak ada komentar dari ulama2 wahabi. semua bisu..saat khutbah jumat, mereka begitu lantang mengutuk yahudi (ini sy dengar sendiri tatkala studi di madinah), namun saat saudara2 kita di palestina dibantai Israel, aneh mereka diam saja..naudzubillah
    3. tatkala mujahidin afghanistan berjihad melawan uni sovyet, alhamdulillaa banyak keajaiban2 yang terjadi di bumi para syuhada tersebut sebagaimana yg diceritakan syeh abdullah azzam dalam risalahnya. sehingga mujahidin bisa mengusir tentara merah..namun saat taliban yang wahabi menguasai afghanistan pada 1996 hingga 2002, tak ada kisah2 khas syuhada di antara mereka..apalagi tatkala terjadi pertempuran antara wahabi taliban vs kafir AS, tak ada cerita2 keajaiban sebagaimana yag terjadi tatkala mjujahidin bertempur vs tentara uni sovyet.apakah Allah menghilangkan keberkahan dari bumi afghanistan?
    4. Ini yg paling ANEH!!! usamah bin Laden Cs (waktu perang afganistan vs Uni sovyet, Usamah menjadi antek CIA) selalu berkoar menyerang target vital milik AS dimanapun berada, anehnya tatkala palestina di serang israel dan masjidil aqsha terancam dirobohkan, tak ada bantuan dari milisi al-qaeda yang dikendalikan usamah. kemana pasukan2 usamah (yg konon punya jaringan di negara2 di seluruh dunia) saat gaza digempur Yahudi? mengapa al-qaeda tak tumbuh di palestina? saya percaya, usamah hanya diperalat AS (tentu saja al-qaeda jg bikinan intelijen AS) untuk mengalihkan perhatian dunia. tujuannya, agar umat islam terfokus pd agenda2 AS, dan tanpa sadar melupakan Yahudi yg akan merobohkan masjidil aqsha dan menguasasi palestina…
    kl pake teori konspirasi, Usamah hingga saat ini masih menjadi agen CIA. Ibaratnya, AS sebagai perampok memiliki “kucing peliharaan” (bernama usamah). agar perampok ini leluasa menjarah rumah bernama afghanistan, kucing peliharaan ini dilepaskan terlebih dahulu ke dalam rumah tetangga tersebut. dg alasan mencari “kucing”nya yg hilang AS bs leluasa menggasak n merampok rumah tetangga bernama afganistan (n membantai pemilik rumah). Kl target merampok sudah tercapai, kucing akan dilepaskan di rumah-rumah tetangga yang lain..ingat, selain pernah (dan mungkin hingga saat ini) menjadi agen CIA, keluarga usamah adalah pemegang kontrak terbesar dalam pembangunan2 bangunan milik kerajaan saudi. & samapi skrg sdh menjadi rahasia umum kl dinasti raja suud menjadi karib AS…inilah mengapa, sampai saat ini saya masih tak percaya sepenuhnya pada wahabiyyin..hanya berani pada saudara2 seiman, namun ompong tatkala berhadapan dg kafirin…

    • mas/pak Syaf….. kebencian anda kepada pembaharu islam yang anda sebut kelompok wahabi, kayaknya tidak layak dilakukan olah orang yang mengaku alim, yang anda ceritakan di atas semisal osama bukan orang wahabi,……. osama berjuang berdasarkan pikira2 Qutubisme,….. dia bukan seorang wahabi… dapat dikatakan sebagai golongan khawarij baru……….
      maaf. setahu saya orang yang sering berteriak teriak dispeker masjid/mishola bukan dari golongan yg anda sebut wahabi,…… itu kebiasaan orang nahdiyyin,…… saya tahu karena saya hidup di lingkungan nahdiyyin…. di tempat asal saya Pekalongan kelompok yang anda sebut wahab mereka juga baca kitab2 pujaan orang nahdiyyi,…… mereka banyak yang nyantri di tebu ireng,.. tanpa harus menjadi orang NU,… bagi kami yang penting belajar….
      jadi yang anda katakan tidak benar,……… anda mengidap phobia……. coba konsultasi ke kyai anda,…. apakah sikap anda itu benar………

  44. kalo butuh buku berjudul “membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU menggugat…” bisa hub rijal 085645311110

  45. Seluruh jawaban tsb akan tidak ada gunanya bila anda telah baca jawaban mantam kiyai NU terhadap buku LBM Jember . Di sana anda akan tahu bahwa seluruh argumentasinya adalah tipu daya , banyak hadis lemah atau palsu di buat pegangan , Tunggulah atau baca buku karya Mantam kiyai NU sbb :
    “Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat & Dzikir Syirik”, “Mantan Kiai NU Meluruskan ritual-ritual Kiai Ahli Bid’ah yang Dianggap Sunnah”, “Mantan Kiai NU Membongkar praktek syirik”, “Mantan Kiai NU Bongkar habis kasidah syirik” Solusi tuntas permasalahan agama Islam , karya H Mahrus ali

  46. ya begitulah, semakin lama semakin menjadi

    jika Anda melanggar lalu lintas kemudian ditilang oleh polantas pasti protes
    jika Anda berkendaraan roda dua dengan knalpon bising terus diingatkan orang banyak, pasti Anda tidak suka

    jika Anda doyan melihat goyang inul, kemudian keluar fatwa tentang pornoaksi, pasti Anda tidak suka dengan fatwa itu
    jika Anda bermain (sabung ayam, adu doro dll)kemudian diingatkan bahwa itu dilarang, pasti Anda beraksi
    jika Anda perokok dan keluar fatwa tentang haramnya rokok, pasti Anda protes
    ….
    dan itulah yang terjadi jika ada orang yang berusaha mengingatkan kita, bahwa apa yang kita lakukakn itu salah atau tidak sesuai dengan ajaran yang benar, maka kita akan berusaha untuk mencari pembenaran yang sebenar-benarnya, bahkan smapai diangap itu yang benar.
    kita semua kurang bahkan tidak mau introspeksi ke dalam
    kita tidak siap untuk dikritik atau disalahkan orang lain, walaupun kritikan dan saran itu benar adanya
    mohon ma’af sesudahnya

  47. begini saja…! silahkan dipikir..! semua awal dari perdebatan ini adalah tentang masalah atau hal yang tidak dilakukan oleh Nabi alias BID’AH, kalau kita mengomentari suatu hal maka harusnya kita melihat diri kita sendiri sebelum berkomentar baik itu komentar lewat buku, pidato atau yang lain. contohnya seperti tadi tentang masalah tahlilan, istighosah, dzikir dan lain-lain yang katanya dianggap sesat(bid’ah). sebelum lebih jauh perlu dipahami apa itu bid’ah? kalau menurut saya bid’ah itu semua amal perbuatan yang tidak pernah dilakukan Nabi. Dan oke saya tahu bahwa tahlilan, istighosah, dzikir dan lain lain itu juga bid’ah, tapi perlu diketahui bahwa BID’AH itu ada BID’AH HASANAH dan ada BID’AH DHOLALAH dan tidak bisa di putus semuanya bid’ah. kalau semua dianggap bid’ah ngapain jauh-jauh bahas tahlilan, istighosah, dzikir dan lain-lain padahal itu baik. seperti kita lihat contohnya sekarang banyak orang memakai celana, sarung, kemeja, dasi dan banyak yang lain padahal itu kan juga bid’ah dan Nabi gak pernah memakai itu semua, dan kalau bid’ah seharusnya tidak memakai itu semua tapi memakai hanya apa yang dipakai oleh Nabi. Dan kira-kira yang berpendapat tahlilan, istighosah, dzikir dan lain-lain itu bid’ah apa juga gak pakai celana, sarung, kemeja, dasi dan lain-lain dan apa kelakuannya sudah sesuai persis yang dilakukan Nabi? TIDAKKKKK MUNGKIIIIN…….yang komentar tahlilan, istighosah, dzikir dan lain-lain itu bid’ah hanya cuma pintar berlogika tapi tidak dengan hati dan perbuatannya. hanya NABI manusia yang sempurna dan masalah benar atau tidak diakhirat hanya Allah SWT yang berhak memutuskan, yang penting hati kita selalu kepada Allah SWT dengan berbuat baik dan dengan berakhlaqul karimah, dan kita diperintah menyayang Nabi dan para penerus Nabi alias Para Sahabat Nabi dan para Ulama’. Dan saya yakin kalau manusia seperti itu pasti dapat Ridho dari Allah SWT. terima kasih

    • mas ardiyan..
      bid’ah yang dimaksud, adalah yan gberkaitan dengan hukum syar’iyah, bukan lughowiyah.artinya pembatasan maslah bid’ah itu hanya berkaitan dengan hal ibadah yang memang sudah tauqif (satu paket contoh, i’tiba, meledani). adapun pake levis, dasi, pake laptop, mobil itu bukan masuk dalam kategori ibadah. itu muamalah. bedakan loh mas?ibadah tidak boleh dilakukan sebelum ada dalil yang memerintahkannya, muamalah silakan dikerjakan sepuas-puasnya sebelum ada dalil yang melarangnya ngono lo mas…lalu kalo ada yang protes “kalo gak ada perintah tahlilan ma istigosah, kan gak ada juga larangannya”? mas…kalo kaidahnya begitu..berati gak apa-apa dong sholat magrib 5 rokaat, kan gak ada dalil yang melarang? sebab sholat magrib itu perintah, maka barulah dia ada..terus jadi ibadah.sementara rosululah tidak pernah mensyariatkan kita pergi ke pasar harus pake sepda motor, luka dibalut handsa plas..rosul gak pernah mengajarkan okulasi pada istilah penanaman pohon karna itu urusan dunia “kamu lebih tahu tentang urusan duniamu” gitu kata nabi…(ayo sama-sama belajar yo..)

      –> mas herdi .. maaf, saya tak setuju jika pakai levis, laptop, mobil, dsb itu bukan ibadah. Kita pakai celana (termasuk levis) untuk menutup aurat. Memakai laptop untuk bekerja (bahkan berdakwah). Pakai mobil untuk bekerja mencari rizki halal/rekreasi bersama keluarga/berangkat pengajian.Itu semua masuk ranah ibadah, jika kita berniat ibadah dengannya. Bercelana levis ketika shalat. Membaca al Qur’an dengan laptop, pakai mobil untuk shalat id bersama keluarga. DLL. Itu semua ibadah.

      Dan bahwa

      “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepadaku”. [Adz Dzariyat [51] : 56].

      Maka segala tingkah laku, perbuatan, niat, dan semua aspek selama kita hidup pasti bernilai ibadah. Bukankan segala tingkah laku, keseharian, dari tidur sampai tidur lagi, akan selalu dicatat amal kita oleh malaikat? (anda ingat malaikat raqib n atid).

      Tahukah anda bahwa kaidah, “ibadah tidak boleh dilakukan sebelum ada dalil yang memerintahkannya, muamalah silakan dikerjakan sepuas-puasnya sebelum ada dalil yang melarangnya..”. Ini ternyata kaidah bid’ah. Tak ada perintah Nabi saw mengenai kaidah ini.

      Maaf mas Herdi .. anda kacau antara pengertian ibadah wajib dan ibadah sunnah. Ibadah wajib telah disyariatkan syarat, rukun, waktu, dan ketetapan lainnya. Tak ada penambahan atau pengurangan di sana. Sedangkan ibadah sunnah (sunat) semakin banyak kita mengamalkan, maka semakin banyak pahala. Shalat lima waktu itu wajib, sedangkan dzikir itu sunat.

      wallahu a’lam.

    • barangkalai saya komentar lain berkenaan dg kedatangan Islam pertamakali yg dibawah oleh para wali yg tergabung dalam walisongo….memang dalam perjalan siar dakwah islam ada para wali yg bersebrangan mereka itu tergolong dalam golongan putih (tidak mencambpuadukkan dg tradisi yg ada) dan golongan merah (beradaptasi/berkulturisasi dg tradisi yg ada supaya siar dakwanya cepat tersebar)…..yg dipimpin oleh sunan kalijaga….sehingga islam yg ada di Indonesia banyak berkamuflase dg tradisi yg ada yaitu agama hindu termasuk diantaranya arsitektur kubah mesjid….namun ada yg menarik ketika saya membaca buku tentang sejarah penyebaran islam di Indonesia oleh para wali…yaitu pengarang berharab agar ada generasi yg merubah kembali atau meluruskan kembali ajaran islam yg dulu diwarnai tradisi agama hindu menjadi agama islam yg sesuai dengan sumber yaitu ajaran Rasulluh Muhammad SAW… termasuk kita generasi yg wajib meluruskannya sekian …wassalam

      –> Mengenai kutipan anda ini,

      “…. pengarang berharab agar ada generasi yg merubah kembali atau meluruskan kembali ajaran islam yg dulu diwarnai tradisi agama hindu menjadi agama islam yg sesuai dengan sumber yaitu ajaran Rasulluh Muhammad SAW”.

      Harus dimengerti bahwa tidak semua tradisi masyarakat itu berasal dari hindu (tradisi jawa dalam hal ini). Dan kalaupun itu berasal dari tradisi hindu, maka tidak otomatis sesat. Tidak setiap tradisi pasti bertentangan dengan ajaran islam dan tradisi saat ini pun bahkan ada yang justru muncul dari ajaran islam. Untuk itu perlu klasifikasi tradisi mana yang perlu diluruskan (agar tidak menyalahi syariat islam), dan mana yang sudah sesuai dengan ajaran islam. Tidak asal tabrak.

      Ada yang menarik ketika anda mengatakan,

      “….sehingga islam yg ada di Indonesia banyak berkamuflase dg tradisi yg ada yaitu agama hindu termasuk diantaranya arsitektur kubah mesjid”.

      Tahukah anda bahwa Kubah masjid di Timur Tengah itupun bahkan mencontoh tradisi arsitektur budaya pagan (musyrik) Romawi kuno. Di zaman Nabi saw, masjid itu berupa dinding kotak, tak ada atapnya dan hanya beralaskan tanah.

      wallahu a’lam.

  48. hindari sindir menyindir hujat menghujat tuhjukkan ahlaq seorang muslim ketika menghadapi setiap ada permasalahan seperti yg dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

  49. yaa begitulah bid’ah

    yang ngarang buku saja nerjemahin hadis ke bahasa non arab, ini sudah bid’ah

    jamane Baginda Rasulillah asw. ndak pernah bicara pake bahasa Jowo apalagi bahasa Soviet

    wong ngelarang bid’ah koq pakek bid’ah, Mahrus ente lucu sekali, gelar muhadits dari Hongkong kali ha.. ha.. ha..

  50. Saya kira, Mahrus Ali tak perlu didebat, tapi mungkin perlu direnungkan isi dan kebenaran buku beliau, jika tak sesuai dengan ajaran Islam kita buang, tapi jika sesuai dengan ajaran Islam, ya kita amalkan saja.

  51. assalamualaikum..

    salam kenal akhi..

    sebelumnya perkenalkan, saya abdillah. terlahir dari kalangan Muhammadiyah, dan sekarang lagi kuliah di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. terbiasa sharing dengan beraneka ragam madzhab sejak kecil.

    afwan kalo comment saya salah.

    tapi dalam Islam yang saya pahami (bukan dari keturunan), kita mengenal ijma’,ijtihad,jumhur ulama dan fatwa” yang dihimpun atas dasar kesepakatan para ulama (yang pastinya pemahaman tentang Islam’nya jauh diatas kita). untuk lebih jelasnya silakan baca kitab Ushul Fiqh karya Prof.Abdul Wahhab Khallaf dan Al-Fatawa karya Syaikh Mahmoud Sjaltout atau buku” lain yang terkait.
    adapun ulama” yang berkumpul dalam satu majlis untuk membahas perkara” yang belum ada di zaman nabi S.A.W tersebut adalah para ulama yang se-madzhab,sehingga terdapat persamaan pemahaman tentang syari’ah dan aqidah tentunya. saya belum pernah tau (maaf),majlis ulama yang terdiri dari berbagai macam madzhab untuk merumuskan penyelesaian masalah karena tentunya tidak akan mencapai titik temu karena perbedaan definisi hukum Islam dari Imam” madzhab yang mereka ikuti.

    saya contohkan sebuah kasus misalnya, kaum Nahdliyin terbiasa setelah adzan mengumandangkan puji-pujian baik itu berisi shalawat nabi,peringatan tentang kiamat,pujian kepada Allah Azza Wa Jalla,dll. yang saya tau, puji-pujian tersebut tidak terjadi barusan alias dari zaman kakek-nenek buyut kita sudah terjadi seperti itu (walaupun dizaman Nabi S.A.W tidak terjadi demikian). tapi setau saya juga, zaman kakek-nenek buyut kita tsb lebih banyak ulama (syafi’iyah) daripada sekarang yang telah membahas soal puji-pujian tsb. dasar mereka adalah, keutamaan berbuat baik (baca. Kitab Riyadhus Shalihin) antar sesama umat Islam yaitu saling mengingatkan dalam kebaikan. dasar yang lain adalah keutamaan Shalawat Nabi (ref. kitab Fathul Baari’) dan keutamaan dzikir kepada Allah S.W.T.

    Sebagaimana yang ditegaskan oleh Imam Syafii, Al Izz bin Abdis Salam, Imam Nawawi dan Ibnu Atsir ra dan para ulama lainnya bahwa bidah/ masalah baru yang diadakan ini bila tidak menyalahi atau menyimpang dari syariat, maka semua itu adalah mustahab/dibolehkan apalagi dalam hal kebajikan dan sejalan dengan dalil syara’, maka itu adalah bagian dari agama.
    Sehingga dalam keputusannya, para Ulama meng-qiyas hadist” yang terkait (karena telah mencapai illat tentang perbuatan baik,Shalawat dan dzikir) dan memperbolehkan dilantunkan puji-pujian setelah adzan. (lihat ketentuan qiyas dalam Ushul Fiqh)

    Tentunya,bagi kalangan madzhab Hanafi perkara ini tidak sepaham dengan definisi menurut Imam madzhab mereka, Abu Hanifah. Karena mereka merujuk pada Hadist “…Kullu bid’atin dholaalah = semua bid’ah adalah sesat)”. Dan hal ini juga tidak boleh dipersalahkan, karena petunjuk bagi umat Islam selain Al-Qur’an adalah Hadist.

    Karena sudah menjadi Sunnatullah (ketentuan Allah) dan fitrah bahwa manusia dilengkapi akal dan fikiran untuk membedakan mana yang baik dan buruk,termasuk dalam mendefinisikan sesuatu sangatlah wajar jika terjadi perbedaan pandangan antara manusia satu dengan yang lain.

    ***
    DARI HATI NURANI

    Kalau menurut saya pribadi,masalah” seperti ini tak usah dibesar-besarkan,apalagi sampai terjadi ejek-mengejek antar sesama Muslim…Subhanallah. perbedaan-perbedaan tersebut terjadi pada konteks amaliyah saja,tidak terjadi pada dasar-dasar ajaran sehingga kita menyebut diri kita Islam. Maksudnya, asalkan Syahadat kita masih sama,rukun Islam dan rukun Iman sama,Kiblat kita sama,pegangan hidup kita sama maka masihlah termasuk umat Islam. Ingat,sesama muslim adalah saudara. saling membantu dalam kebaikan.
    “Hendaklah kalian berbuat kebaikan, agar kalian memperoleh keberuntungan”. (Al Hajj:77)

    Lain lagi masalahnya kalau yang berbeda (misal) adalah salah satu dasar-dasar Islam diatas,sehingga mereka tidak berhak disebut Muslim. Kalau orang surabaya bilang “yo..wani bacok’ane tah rek!!”, maksudnya kaum-kaum seperti inilah yang harus disingkirkan karena penghinaan terhadap Islam.

    terkait masalah bid’ah yang diutarakan oleh Gus Mahrus dari Lirboyo Kediri tersebut,kalau saya mbok ya jangan terburu-buru dulu bilang bid’ah apalagi sudah saling ejek seperti itu. Apakah seperti itu akhlak seorang Muslim? sekedar sharing saja, saya dulu pernah ngaji sama Gus Mahrus dan seingat saya dulu para santri selalu diingatkan soal akhlakul karimah.

    Soal “bid’ah” yang kata Gus Mahrus dilakukan oleh Kiai dari NU yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan bermadzhab Syafi’iyah itu, sudah sejak dulu dibahas dan telah mencapai kesepakatan bahwa hal-hal tersebut tidak melanggar Syari’ah dan tidak termasuk bid’ah.

    Supaya tidak lupa saya ingatkan, kita mengenal “Masalihul Mursalah fil ummat” dalam memecahkan masalah yang belum terjadi dalam masa Rasulullah S.A.W. Masalihul mursalah tersebut memiliki kriteria diantaranya sebagai berikut:

    Pertama : Kemaslahatan itu sendiri hendaklah maslahat hakikikiyyah (masalah yang sebenarnya) bukan kemaslahatan yang masih wahahamiyyah (diragukan).

    Kedua : Harus benar-benar merupakan kemaslahatan yang mursalah atau mutlaqoh dimana perkara ini secara tekhnis tidak bertentangan dengan syariat dan tidak mungkin terjadi dizaman shahabat, seperti penggunaan mikrofon dalam adzan, ini bukan bid’ah tetapi merupakan contoh dari maslahat mursalah. karena alat-alat seperti ini tidak pernah ada sebelumnya.

    Perkara bid’ah pun juga telah disepakati oleh para Ulama di berbagai negara soal ketentuannya. Misalnya salah satunya adalah Syaikh As Sayyid Muhammad bin Alawiy Al Maliki Al Hasani (Mufti Mekkah) dalam makalahnya yang berjudul “Haulal-Ihtifal Bil Maulidin Nabawiyyisy Syarif” menyebutkan bahwa bid’ah terbagi menjadi 5, yaitu:

    1. Bid’ah wajib: Seperti menyanggah orang yang menyelewengkan agama, dan belajar bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu.

    2. Bid’ah mandub/boleh: Seperti membentuk ikatan persatuan kaum muslimin, mengadakan sekolah-sekolah, mengumandangkan adzan di atas menara dan memakai pengeras suara, berbuat kebajikan yang pada masa pertumbuhan Islam belum pernah dilakukan orang.

    3. Bid’ah makruh: menghias masjid-masjid dengan hiasan-hiasan yang tidak pada tempatnya, mendekorasi kitab-kitab Al Quran dengan lukisan-lukisan dan gambar-gambar yang tidak semestinya.

    4. Bid’ah mubah: Seperti menggunakan saringan (ayakan), makan dengan sendok dan garpu dll.

    5. Bid’ah haram: Semua perbuatan yang tidak sesuai dengan dalil-dalil umum hukum syariat dan tidak mengandung kemaslahatan yg dibenarkan oleh syariat.

    —————————

    Demikianlah komentar dari saya yang dho’if ini.
    Afwan untuk semua apabila dalam komentar saya terjadi salah penafsiran diakibatkan masih sempitnya ilmu pengetahuan saya soal agama Islam.
    bagi yang bersedia dengan ikhlas membantu saya lebih memahami ilmu agama saya sungguh berterima kasih atas amal baik anda.

    dark_raiser@btopenworld.com

    Wassalamu’alaikum..

  52. ustad Lukman Ba’abullah atau Luqman Ba’abduh tuh yang antum bilang “seorang Wahabiyin”?

    info kecil (tapi penting) yang ga’ butuh referensi aja antum salah, itu nama antum denger-denger doang atau liat di web lain? kalo denger-denger doang, maka butuh dipertanyakan nih keakuratan dan keilmiahan info ini, terutama masalah minta maaf.

    Harusnya kalo dikritik secara ilmiah itu, bantah lagi kritiknya secara ilmiah. Hal seperti ini kan biasa dikalangan ulama, malah kadang yang satu pendapat membid’ahkan pendapat yang lain, padahal sama-sama ulama ahlus-sunnah, adapun para muqallid seperti saya, lihat dalilnya (kalo ilmiyah), bukan hanya taqlid kepada 1 ulama atau mazhab saja. Coba diteliti pendapat ulama mazhab tertentu yang mengoreksi pendapat imam mazhabnya.

    Kalo di NU ini kayaknya, kalo disinggung satu kebiasaan langsung menuduh yang menyinggung itu “Wahabi” atau kelompok SaWah (Salafy/”Wahabi”) dan tuduhan-tuduhan lainnya. Bukannya bantah balik secara ilmiyyah. Contohnya PKS, masa PKS dibilang antek “Wahabi”, padahal jelas-jelas antara PKS dengan “Wahabi” itu bagaikan air dengan minyak, PKS itu mengambil metode/manhaj dari Ikhwanul Muslimin, yang jelas-jelas membenci Kerajaan Saudi.

    nih kalo mau situs sekaligus biografi ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh, bukan Lukman Ba’abullah ya:

    • tidak setuju dg frozen_x. anda gak tahu NU, makanya nuduh NU begitu. perlu anda tahu, orang-orang NU itu org yg paling toleran dalam menyikapi perbedaan. Indonesia damai karena sebagian besar pengikut NU. tapi kalau ada yg njelek-njelekin NU, wajar dong orang NU marah.

  53. Kaum salafy mah biasa nusuk dari belakang…
    Tulis selebaran2 doang

    Diajak debat keok melulu.
    xxxxx xx xxxx
    xxxxx xxxxxxx xxxx
    Allah tidak tolong mereka karena sombongnya

  54. Sesungguh-nya masih banyak yang harus kita pelajari.., ayo terus belajar.., koreksi diri masing-masing.
    Wassalaam.

  55. seharusnya sesama muslim,islam jgn saling mencela….kl kalian punya keyakinan sendiri silahkan amalkan sendiri, jgn ngajak2 orang lain yg berbeda keyakinan, atau menyalah kan keyakinan orng lain. apalagi sampe blng ini haram itu bidah, emang anda itu ngaji nya sudah sampai mana, sdh tamat mempelajari ilmu islam seluruh nya…??? kl menurut saya sih jalan kan aja keyakinan masing2,jgn saling menyalah kan. kl didunia sih sampai gmn jg ngga akan terlihat mana yg benar dan mana yg salah…. kt rosul “di ahir zaman islam akan terpecah ke beberapa bagian, tp hanya 1 yg benar” nnti aja di akhirat ketauan mana yg benar dan yg salah…..kl di masalah ini sdh jelas yg salah bkn ajaran nya mau NU, muhamaddiyah atau apapun jg, biar nnti allah yg menentukan. tp yg jelas salah adalah orang yg bilang ajaran itu haram,bidah,musyrik dll…. itu sebetul nya yg dpt dosa gede…!!!

  56. Hati-hati, Ada Calon Ketua Umum NU yang Membela Ahmadiyah

    Kalau tidak hati-hati dan waspada, muktamirin NU (para peserta muktamar Nahdlatul Ulama) nanti akan keblejok (tertipu dan salah pilih). Salah pilih pun sangat jauh, karena ada jago-jago NU yang sepak terjangnya lebih membela aliran sesat Ahmadiyah yang merusak Islam dibanding mengamini fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia).
    Tokoh yang bisa ditengarai membela aliran sesat dan murtad Ahmadiyah yang siap mencalonkan diri sebagai ketua umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) itu adalah Salahuddin Wahid, adik kandung mendiang Gus Dur (Abdurrahman Wahid), di samping Ulil Abshar Abdalla yang memang sudah diketahui liberalnya.
    Pemilihan ketua umum PBNU untuk menggantikan posisi KH Hasyim Muzadi akan dilaksanakan pada Muktamar ke-32 NU di Asrama Haji Makassar, Sulawesi Selatan, 22-27 Maret 2010. [Selengkapnya]

    http://www.nahimunkar.com/hati-hati-ada-calon-ketua-umum-nu-yang-membela-ahmadiyah/

    Awas, Ada Calon Ketua Umum NU yang Mendukung Aliran Sesat LDII
    February 15, 2010 Artikel, Firqah No Comments Cetak
    Awas, Ada Calon Ketua Umum NU yang Mendukung Aliran Sesat LDII
    Ketika orang jengak (kaget campur heran) mendengar ada calon ketua umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) ada yang mendukung aliran sesat Ahmadiyah, yakni Shalahuddin Wahid dan Ulil Abshar Abdalla, kini ditambah lagi ada calon ketua umum NU yang mendukung aliran sesat LDII yakni Ahmad Bagdja.
    Seperti berita sebelumnya (Hati-hati, Ada Calon Ketua Umum NU
    yang Membela Ahmadiyah, nahimunkar.com February 14, 2010 11:43), pemilihan ketua umum PBNU untuk menggantikan posisi KH Hasyim Muzadi akan dilaksanakan pada Muktamar ke-32 NU di Asrama Haji Makassar, Sulawesi Selatan, 22-27 Maret 2010. [Selengkapnya]
    http://www.nahimunkar.com/awas-ada-calon-ketua-umum-nu-yang-mendukung-aliran-sesat-ldii/

  57. Nampaknya, kedua organisasi besar umat Islam, NU dan Muhammadiyah saat ini sedang berada dititik kebimbangan. NU sedang diterpa dengan JIL dan LDII dsb. Begitu pula Muhammadiyah juga ada unsur JIL dll. Hebatnya lagi, Pak Amien Rais pun ingin kembali ke tahta Orang No. 1 di Muhammadiyah, apa iya tak ada lagi kader yang lain???

    Sedang kedua organisasi besar umat itu dalam kebimbangan, muncul tokoh Mahrus Ali dkk. yang tampil dalam kancah pencerahan ajaran Islam yang sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits. Untuk ini, mari kita dukung Pak Mahrus Ali yang jelas misi dakwahnya, silahkan anda buka:

    Ayo dukung UstadzH. MAHRUS ALI pengarang buku: 1. SESAT TANPA SADAR, jawaban atas buku Membongkar Kesesatan Kyai LBM NU Jember dan 2. Amaliyah SESAT di BULAN RAMADHAN (Kesyirikan Ngalap Berkah Kubur, Ruwahan, Megengan dan Kesesatan Dzikir Berjamaah disela-sela Shalat Tarawih),

    http://www.facebook.com/topic.php?topic=17380&uid=10150149733155705#!/group.php?gid=10150149733155705&ref=mf

  58. ZIYARAH KUBUR sebagai wisata spiritual (3)

    Oleh: A.Adib Masruhan

    Memandikan mayyit menurut ajaran Rasulullah SAW adalah sebagai berikut, dimulai dengan me-wudlukannya seperti wudlu kita mau sholat, kita tidak diperbolehkan melihat aurat simayyit begitupula memegang (auratnya) tanpa ada lapisan penghalang antara kita dengan mayyit, kemudian kita lakukan memandikan, setelah membersihkan kotoran yang najis bila ada termasuk mengeluarkan apa yang ada dalam perut dengan cara menekan sedikit diarea perut, dan memulai menyiramkan air yang hangat namun suci dan tidak musta’mal pada anggota wudlu terlebih dahulu dengan mendahulukan yang kanan atau arah kanan. Disini kami sampaikan beberapa hadits tentang memandikan mayyit biar lebih jelas.

    عن عائشة رضي الله عنها تقول فغسلوه وعليه قميص يصبون الماء فوق القميص ويدلكونه بالقميص دون أيديهم[1]

    رواه أبو داود في الجنائز 2733

    “Dari Aisyah RA berkata: mereka memandikan Nabi SAW dengan menyiramkan air dari atas pakaian, dan menggosoknya dengan kain bukan tanganya (langsung). (HR Abu Dawud :2733)

    أن عليا رضي الله عنه غسل النبي صلى الله عليه وسلم وعلى النبي صلى الله عليه وسلم قميص وبيد علي رضي الله عنه خرقة يتبع بها تحت القميص [2]

    سنن البيهقي الكبرى ج: 3 ص: 388

    “Bahwasanya Ali RA memandikan Nabi SAW sedang Nabi SAW tetap memakai pakaian, ditangan Ali RA ada kain untuk menggosok dari bawah pakaian” (HR Baihaqi 3:388)

    عن بن سيرين قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من غسل ميتا فليبدأ بعصره [3]

    سنن البيهقي الكبرى ج: 3 ص: 388

    Dari Ibnu Sirin berkata, berkata Rasulullah SAW: Barang siapa memandikan mayyit maka agar memulai dengan menekan perutnya” (HR Baihaqi 3:388)

    عن أم عطية أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لهن في غسل ابنته إبدأن بميامنها ومواضع الوضوء منها

    رواه البحاري في كتاب الوضوء 162

    “Dari Ummi Athiyah, bahwasanya Nabi SAW berkata kepadanya ketika memandikan putrinya: Mulailah dengan arah kanan dan anggota anggota wudlu”(HR Bukhori :162)

    عن أم قيس قالت توفى ابني فجزعت عليه فقلت للذي يغسله لا تغسل ابني بالماء البارد فتقتله فانطلق عكاشة بن محصن إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخبره بقولها فتبسم ثم قال ما قالت طال عمرها فلا نعلم امرأة عمرت ما عمرت [4]

    سنن النسائي (المجتبى) ج: 4 ص: 29

    “Dari Ummu Qais berkata, anak meninggal dunia, aku sedih atasnya, maka aku pesan kepada yang memandikan: jangan mandikan anakku dengan air dingin nanti bisa membunuhnya, laporlah Ukasyah ibn Mihson kepada Rasulullah SAW tentang ucapanya, beliau tersenyum dan berkata: (lakukan) apa yang dikatakan, dia orang yang panjang umurnya, saya tidak tahu ada perempuan lebih panjang usianya dibanding dia” (HR Nasai 4:29)

    Ada di sebagian masyarakat membuat ukup (membakar menyan arab dicampur denga kayu garu) untuk suatu acara adalah diperbolehkan, asal tidak terkesan bahwa ukup yang dilakukan itu menyerupai kelompok non muslim, seperti membakar kemenyan jawa, atau menggunakan sio dan lain sebagainya yang termasuk alasan dilarangnya menyerupai orang non muslim. Jadi dalam Islam atau tradisi Arab yang telah dilegalisasi oleh Islam ukup itu terdiri dengan pembakaran kayu garu / gaharu, bubuk kayu cendana dan kemenyan Arab. Diperbolehkanya membuat ukup itu berdasar pada hadits

    عن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أجمرتم الميت فأوتروا

    موارد الظمآن ج: 1 ص: 191

    “Dari Jabir berkata, Rasulullah SAW bersbda: bila kamu membuat ukup untuk mayyit maka lakukanlah secara ganjil” (Mawarid Dlom’an 1:191)

    عن أسماء بنت أبي بكر أنها قالت لأهلها: أجمروا ثيابي إذا مت، ثم حنطوني ولا تذروا على كفني حناطا، ولا تتبعوني بنار

    رواه مالك في الجنائز 474

    “Dari Asma binti Abi Bakar sewaktu memberi wasiat kepada keluarganya berkata: berilah ukup pada pakaianku (kafanku) jika aku mati, kemudian beri minyak wangi pada kafanku, dan jangan tinggal kan kafanku untuk terkena minyak wangi, dan jangan ada api dalam mengiring jenazahku” (HR Malik ibn Anas dalam kitab al Muwatho bab al Janaiz :474)

    Disini kami ingatkan kepada para perempuan, bahwa ziyarah kubur hukumnya jawaz / boleh bagi mereka, berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang panjang menceritakan tentang ziyarah beliau dimalam hari ke pekuburan Baqi’ yang dikuntit atau diikuti secara sembunyi oleh Aisyah, yang akhirnya Aisyah bertanya bagaimana kalau dirinya ziyarah kubur, kemudian beliau mengajar Aisyah RA tentang cara berziyarah.

    قالت: قلت: كيف أقول لهم يا رسول الله ؟ قال قولي: السلام على أهل الديار من المسلمين والمؤمنين يرحم الله المستقدمين منا والمستأخرين، وإنا إن شاء الله للاحقون [5]

    رواه مسلم في كتاب الجنائز 1619

    “Aisyah bercerita: aku bertanya: Bagaimana aku mengucapkan kepada mereka (ahli kubur) ya Rasulullah? Beliau menjawab: Katakanlah Assalamu alaikum Ahla diyar …( semoga damai atas kalian penduduk perkampungan, dari mukminin dan muslimin, semoga Allah memberi rahmat bagi yang telah mendahhului kita dan yang akan dating, kita insya Allah juga menyusul” (HR Muslim :1619)

    Memang ada beberapa hadits yang melarang wanita ziyarah kubur, dan pendapat beberapa ulama yang mengharamkanya, itu semua karena ada kekhawatiran bahwa wanita itu kurang tegar dalam menghadapi kematian dan kecil hati bila mengingat pada kematian disaat ziyarah kubur, sehingga dikhawatirkan ada Niyahah atau teriakan pilu atau meratap di kuburan.

    Duduk secara mutlak diatas (disamping) kuburan hukumnya boleh, apalagi kalau tujuanya untuk bertahlil dan baca Alqur’an atau pengajian seperti dalam acara haul dan lain sebagainya adalah dianjurkan, karena hal itu sering dilakukan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya, sebagaimana hadits hadits berikut:

    عن علي رضي الله عنه قال كنا في جنازة في بقيع الغرقد فأتانا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقعد وقعدنا حوله ومعه مخصرة فنكس فجعل ينكت بمخصرته [6]

    صحيح البخاري ج: 4 ص: 1891 صحيح مسلم ج: 4 ص: 2039

    “Ali berkata: kami sedang (mengantarkan) jenazah dipekuburan Baqi, kemudian Rasulullah SAW datang dan duduk, kamipun duduk disekitarnya, beliau memegang tongkat dengan menunduk dan memukul mukulkan tongkatnya …. “ (HR Bukhori 4:1891 dan Muslim 4:2039)

    عن البراء بن عازب قال: خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في جنازة رجل من الانصار فانتهينا الى القبر، قال جلس رسول الله صلى الله عليه وسلم وجلسنا حوله وكأن على رؤوسنا الطير، قال: فجعل ينظر الى السماء ويرفع بصره ثم ينظر الى الارض وينكت في الأرض ويحدث نفسه، ثم قال، اعوذ بالله من عذاب القبر، مرارا،[7]

    مسند الروياني ج: 1 ص: 263

    “Dari Al Barra’ ibn Azib berkata: Kami keluar bersama Rasulullah SAW dalam sebuah jenazah seorang lelaki Anshor dan sampailah kita ke sebuah kuburan, berkata Barra’: duduklah Rasulullah SAW dan kami duduk disekelilingnya, dan seakan diatas kepala kita ada burung (kami diam dan tidak bergerak), barra’ bercerita: beliau melihat keatas (kelangit) dengan mengangkat penglihatanya, kemudian melihat ke bawah, lantas berbisik seakan bicara dengan dirinya, kemudian berkata: Aku berlindung dari siksa kubur … berkali kali….” (Musnad Royani 1:263)

    Namun kalau duduk dikuburan dengan tujuan utuk penghinaan atau pelecehan bahkan untuk buang hajat itu baru diharamkan, seperti kalau kita perhatikan dalam hadits hadits berikut serta penjelasan dari ahlinya:

    عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لأن يجلس أحدكم على جمرة فتحرق ثيابه فتخلص إلي جلده خير له من أن يجلس على قبر[8]

    صحيح مسلم ج: 2 ص: 667

    “Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: seseorang diantara kalian lebih baik duduk di bara api sampai membakar bajunya dan menembus kulitnya dari pada duduk diatas kubur” ( HR Muslim 2:667)

    عن على رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم انه كان في جنازة فأخذ عودا ينكت في الأرض فقال ما منكم من أحد الا قد كتب مقعده من النار أو من الجنة قالوا يا رسول الله أفلا نتكل قال اعملوا فكل ميسر فأما من أعطى واتقى وصدق بالحسنى فسنيسره لليسرى وأما من بخل واستغنى وكذب بالحسنى فسنيسره للعسرى[9]

    مسند أحمد ج: 1 ص: 140

    “Dari Ali RA, dari Nabi SAW bahwasanya beliau dalam penguburan jenazah, mengambil tongkat dan menusukkan ke tanah sambil mengatakan: tiada seorangpun dari kalian kecusali telah tercatat tempatnya di neraka atau di surga, (orang orang disekitarnya) berkata: Wahai Rasulullah apakah kita tidak tawakkal saja? Beliau menjawab: beramallah, karena setiaporang akan dimudahkan sesuai amalnya, -Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan Allah) dan bertaqwa, danmembenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah, dan adapun orang orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala yang terbaikmaka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar (QS al Lail 92:5-10) (HR Ahmad 1:140)

    عن أبى هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من قعد على قبر فتغوط عليه أو بال فكأنما قعد على جمرة فثبت بذلك أن الجلوس المنهى عنه في الآثار الأول هو هذا الجلوس فأما الجلوس لغير ذلك فلم يدخل في ذلك النهى، وهذا قول أبى حنيفة وأبى يوسف ومحمد رحمهم الله تعالى وقد روى ذلك عن على وابن عمر رضي الله عنهم، أن مولى لآل علي رضي الله عنه حدثه أن علي بن أبي طالب رضي الله عنه كان يجلس على القبور، وقال المولى كنت أبسط له في المقبرة فيتوسد قبرا ثم يضطجع

    شرح معاني الآثار ج: 1 ص: 517

    “Dari Abi Hurairah RA bahwasanya Nabi SAW berkata: Barang siapa duduk dikuburan kemudian buang hajat diatasnya, atau kencing, seakan akan duduk diatas bara api. Maka yang dimaksud dengan duduk diatas kubur yang dilarang oleh hadits di depan adalah duduk untuk buang kotoran, sedang duduk yang bukan untuk buang kotoran maka tidak termasuk duduk duduk yang dilarang. Ini pendapat Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Muhamad. Diriwayatkan dari Sayyidina Ali dan Ibn Umar, bahwa seorang bekas budak milik keluarga Ali bercerita: Sayidina Ali ibn Abi Thalib duduk diatas kubur, aku menggelar (kambal) untuknya dan dia tiduran berbantalkan kuburan” (Syarah Maani al Atsar 1:517)

    Sebetulnya ziyarah kubur itu tidak ditentukan pada hari tertentu, seperti hari jum’at, namun hari jumat itu mempunyai nilai lebih dibanding hari yang lain, maka hari itu dimanfaatkan oleh umat Islam untuk hari libur, hari ziyarah kubur dan lain sebagainya.

    Dalam sebuah hadits disebutkan diantara kelebihan dari hari jum’at adalah bila seseorang meninggal dunia pada hari jumat maka dia terselamatkan dari siksa kubur.

    عن عبدالله بن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من مسلم يموت يوم الجمعة او ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر [10]

    رواه الترمذي في كتاب الجنائز 994

    “Dari Abdullah Ibn Umar berkata: Rasulullah SAW bersabda: bila seorang muslim meninggal dunia pada hari jumat atau malam jumat maka dia diselamatkan oleh Allah dari fitnah kubur” (HR Tirmidzi :994)

    عن محمد بن النعمان رفع الحديث إلى النبي صلى الله عليه وسلم قال: من زار قبر والديه أو أحدهما في كل جمعة مرة، غفر له وكتب برا [11]

    مكارم الأخلاق ج: 1 ص: 83

    “Dari Muhammad Ibn Nu’man memarfu’kan hadits dari Nabi SAW berkata: Barang siapa ziyarah kubur kedua orang tuanya atau salah satunya setiap jumat maka diampuni dosanya dan ditulis sebagai amal bakti” (Makarim al Akhlaq 1:83)

    Orang yang meninggal tetap merasakan rasa sakit seperti sewaktu dia masih hidup, sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW :

    عن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كسر عطم الميت ككسره حي [12]

    رواه أبو داود في كتاب الجنائز 2792

    “Dari Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: memecah tulang mayit seperti memecahkan tulang orang yang hidup” (HR Abu Dawud :2792)

    Siksa kubur itu sampai hari kiamat, jadi mereka yang amalnya waktu di dunia kurang baik disiksa sampai hari kiamat, sebagaimana hadits Nabi SAW yang menjelaskan bahwa sewaktu beliau lewat dikuburan, mengetahui penghuninya disiksa bukan karena dosa besar, tetapi hanya tidak berhati hati dengan najis air kencingnya, dan yang satu karena namimah, sedekah tapi masih dibicarakan terus, mereka diringankan hanya selama pelepah kurma yang dipasang Nabi SAW belum kering, lihat hadits dibawah ini:

    عن ابن عباس قال: مر النبي صلى الله عليه وسلم بحائط من حيطان المدينة او مكة فسمع صوت إنسان يعذبان في قبورهما, وما يعذبان في كبير, ثم قال: بلى كان أحدهما لايستتر من بوله, وكان الأخر يمشي بالنميمة، ثم دعا بجريدة فكسرهما كسرتين، فوضع على كل قبر منهما كسرة، فقيل له: يا رسول الله لم فعلت هذا؟ قال: لعله أن يخفف عنهما مالم تيبسا او الى أن ييبسا.[13]

    رواه البخاري في كتاب الوضوء 209

    “Dari Ibnu Abbas berkata: Nabi SAW lewat di kuburan Madinah atau Makkah lalu mendengar jeritan dua orang yang sedang tersiksa, kata beliau merak disiksa bukan karena melakukan dosa besar, yang satu kurang berhati hati dengan kencingnya dan yang lain selalu melakukan namimah, beliau meminta diambilkan pelepah kurma, dan dibelah jadi dua, yang setiap potongnya ditaruh di setiap kuburan. Ditanyakan: kenapa hal ini kamu lakukan Wahai Rasulullah? Jawab beliau: Agar mereka diringankan siksanya selama palepah ini belum mongering” (HR Bukhori :209)

    Hanya sekelumit pembahasan ini yang bisa kami sajikan kepada umat Islam khususnya siswa MAF-1 dalam wisata spiritual kita ke alam kubur, semoga bisa mengingatkan kita atas kehidupan setelah meninggal.

    [1] Hadits Hasan.

    [2] Hadits Mursal

    [3] Hadits Shahih riwayat Imam al Bukkhari

    [4] Hadits Hasan.

    [5] Hadits Shahih riwayat Imam Muslim

    [6] Hadits Shahih (Muttafaq alaih) riwayat Imam Muslim dan al Bukhari.

    [7] Hadits Hasan.

    [8] Hadits Shahih .

    [9] Hadits Shahih.

    [10] Hadits dloif.

    [11] Hadits Dloif.

    [12] Hadits Shahih.

    [13] Hadits Shahih riwayat Imam al Bukhari.
    Diposkan oleh muslim_ah di 14:44 0 komentar Link ke posting ini
    Reaksi:

    Sabtu, 24 Oktober 2009
    wisata (2)
    ZIYARAH KUBUR sebagai wisata spiritual (2)
    Oleh: A.Adib Masruhan

    Mengingatkan mayit akan hal yang akan dihadapi sebentar lagi disebut dengan istilah Talqin.
    Dasar men-Talqin mayyit itu pertama menggunakan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa mayyit itu mendengar apa yang terjadi diatas kuburnya, karena mayyit mendengar maka dalam kesempatan terakhir kita mengingatkan kepadanya “bahwa nanti akan kedatangan malaikat munkar dan nakir dengan mengajukan berbagai pertanyaan”, kita ingatkan seandinya ditanya begini maka jawabnya begitu. Hadits diatas adalah shohih, kemudian dasar kedua adalah hadits berikut (namun sebagian ulama mengatakan Dloif) yang menyatakan dilakukanya Talqin terhadap mayyit dengan bunyi hadits sebagai berikut:
    عن سعيد بن عبد الله الأودي قال شهدت أبا أمامة وهو في النزع فقال إذا أنا مت فاصنعوا بي كما أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: إذا مات أحد من إخوانكم، فسويتم التراب على قبره، فليقم أحدكم على رأس قبره، ثم ليقل: يا فلان بن فلان، فإنه يسمعه ولا يجيب، ثم يقول: يا فلان بن فلان، فإنه يستوي قاعدا، ثم يقول: يا فلان بن فلانة فإنه يقول: أرشدنا رحمك الله، ولكن لا تشعرون، فليقل: اذكر ما خرجت عليه من الدنيا شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله، وأنك رضيت بالله ربا، وبالإسلام دينا، وبمحمد نبيا، وبالقرآن إماما، فإن منكرا او نكيرا يأخذ كل واحد منهما بيد صاحبه ويقول: انطلق بنا ما نقعد عند من لقن حجته فيكون الله حجيجه دونهما قال رجل: يا رسول الله، فإن لم يعرف أمه، قال فينسبه إلى حواء يا فلان بن حواء
    مجمع الزوائد ج: 3 ص: 45 ,كشف الخفاء ج: 1 ص: 376

    “Dari Said ibn Abdullah al Audi berkata: saya menyaksikan Abu Umamah ketika Naza’ (saat menjelang kematian) dia berwasiat : Apabila saya meninggal dunia, maka lakukan sebagaimana perintah Rasulullah SAW yang bersabda: Apabila ada seseorang meninggal dunia, dan kalian telah meratakan tanah atas kuburannya, maka berdirilah salah seorang diantara kalian diarah kepalanya, kemudian katakan: Ya Fulan ibn Fulan, (maka mayyit itu mendengarnya tapi tidak menjawab), kemudian katakan: Ya Fulan ibn Fulan, (maka mayyit itu duduk) kemudian katakan: Ya Fulan ibn Fulanah, maka mayyit tersebut mengatakan: berilah kami petunjuk, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, tapi kalian tidak merasa, maka katakanlah: Ingatlah apa yang engkau bawa keluar dari dunia, Syahadat bahwasanya tiada Tuhan kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, Engkau ridlo dengan Tuhanmu yaitu Allah, agamamu Islam, dengan Muhammad sebagi Rasul, dan Alqur’an sebagai panutanmu. Maka malaikat Munkar dan Nakir memegang tangan teman sambil mengatakan: mari kita tinggalkan, orang ini telah dilatih jawaban jawaban, maka Allah yang akan membelanya. Bertanya seseorang: Ya Rasulullah, seandainya kita tidak mengenal ibunya bagaimana? Jawab beliau: diikutkan ke Siti Hawa, jadi Fulan ibn Hawa”
    (Majma’u Zawaid :3 hal 45 dan Kasyful Khofa :1 hal 376)

    Tradisi sebagian masyarakat kita, setelah melkukan penguburan jenazah di tanah pekuburan, mereka diminta oleh pihak tuan rumah untuk rehat sejenak dirumahnya, dengan tujuan biar tidak terasa sepi, dan mereka mengeluarkan suguhan dan hidangan kepada para tamu sebagai “memulyakan tamu” , namun disebagian tempat lain tidak boleh menghidangkan suguhan atau hidangan tersebut.
    Hukum tradisi tersebut adalah boleh, orang yang habis mengantarkan jenazah ke kuburan dan kemudian makan di keluarga yang sedang duka asal atas permintaan dari keluarga, jadi bukan memaksa minta makan. Hal ini sebagaimana dilakukan Nabi SAW dengan para sahabatnya pada cerita hadits berikut :

    عن رجل من الأنصار قال، خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في جنازة، فرأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو على القبر يوصي الحافر: أوسع من قبل رجليه أوسع من قبل رأسه، فلما رجع استقبله داعي امرأة، فجاء وجيء بالطعام، فوضع يده ثم وضع القوم فأكلوا فنظر آباؤنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يلوك لقمة في فمه، ثم قال: أجد لحم شاة أخذت بغير إذن أهلها، فأرسلت المرأة قالت: يا رسول الله، إني أرسلت إلى البقيع يشتري لي شاة فلم أجد، فأرسلت إلى جار لي قد اشترى شاة أن أرسل إلى بها بثمنها فلم يوجد، فأرسلت إلى امرأته فأرسلت إلي بها، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أطعميه الأسارى
    سنن أبي داود ج: 3 ص: 244

    “Dari seorang sahabat Anshor berkata: kani keluar bersama Rasulullah SAW dalam mengantarkan jenazah, aku melihat beliau SAW diatas kuburan memberi pengarahan kepada penggali kubur: ”Lebarkan diarah kaki, Lebarkan diarah kepala” kemudian sewaktu beliau selesai dan pulang maka dihadang oleh utusan seorang perempuan (isteri si mayit), maka datanglah beliau dan disuguhi makanan, Rasulullah SAW menyantap makanan tersebut dan diikuti oleh kaum, bapak kami melihat Rasulullah SAW mengunyah daging dalam mulutnya, tapi beliau seraya mempertanyakan: “Aku menemukan bahwa daging kambing ini dimasak tanpa seijin pemiliknya” maka perampuan tersebut datang sambil menceritakan (asal usul daging yang dimasak tanpa seijin pemiliknya): Ya Rasulullah, saya mengutus orang ke Baqi untuk membeli kambing tapi tidak berhasil, kemudian aku perintahkan agar mendatangi tetanggaku yang kemarin beli kambing untuk aku ganti harganya, juga tidak mendapatkanya, kemudian aku minta kepada isteri pemilik kambing agar mengirim kambing tersebut ke tempatku, barulah kuperoleh kambing tersebut. Rasulullah SAW bersabda: berikanlah makanan ini kepada para tawanan” (HR Abu Dawud 3:244)

    Dalam hadits ini diceritakan bahwa Nabi setelah selesai menghadiri pemakaman jenazah seorang sahabat, beliau diminta mampir kerumah duka dan makan makan bersama para sahabatnya, namun hidangan yang disediakan (daging kambing) dimasak sebelum memperoleh ijin dari pemilik asli yaitu suami perempuan tetangga (pemilik kambing) karena tidak ada di tempat, sehingga Rasulullah SAW menolak untuk makan, dan mengatakan untuk diberikan kepada para tawanan, karena kalau menunggu ijin dari pemilik asli harus membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan mau membuang makanan juga mubadlir. Jadi pada prinsipnya Rasulullah SAW tidak melarang bahkan beliau sebetulnya mau makan, namun karena kambing yang akan disantap beliau masih belum mendapatkan ijin pemilik asli (yang tidak ada ditempat) sehingga beliau tidak sempat menyantap hidangan yang telah disediakan oleh sohibul bait.

    Justru yang sunnah dn dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah kita mengirim makanan kepada keluarga yang tertimpa musibah, karena tidak terpikirkan oleh merka untuk menyediakan makanan bagi diri mreka.
    Sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW apabila ada saudara kita tertimpa musibah berupa kematian untuk mengirimi makanan, karena mereka sedang mendapat musibah berupa kematian dan belum sempat memasak, dan akan lebih baik kalau dikirim dalam bentuk matang, atau siap saji.

    عن عبد الله بن جعفر قال: لما جاء نعي جعفر قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اجعلوا لآل جعفر طعاما، فإنه قد أتاهم ما يشغلهم
    رواه أبو دود و الترمذي )الأحاديث المختارة ج: 9 ص: 167(
    “Dari Abdullah ibn Ja’far berkata: sewaktu datang berita duka dari Ja’far, Rasulullah SAW mengatakan: Buatlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena sesuatu yang menyibukkan mereka telah datang” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

    Dalam hadits ini Rasulullah SAW memerintahkan kepada kaum muslimin (sahabat) agar membantu kepada keluarga Ja’far dengan mengirimkan makanan, karena keluarga Ja’far sedang sibuk mengurus jenazah dan diperkirakan oleh Rasulullah SAW tidak sempat untuk memasak makanan yang dibutuhkan. Dan makanan ini adalah jenis yang telah matang lebih baik dari pada yang masih mentah yang membutuhkan untuk pengolahan.

    Posisi Ruh seseorang yang telah dikuburkan (kadang kadang) selama tujuh hari pertama gentayangan di areal pekuburan, tapi bagi ruh seorang Muslim ruhnya tidur didalam kuburan bagaikan tidur disurga, selalu menjawab salam orang yang ziyarah, diberi kenikmatan dialam kuburnya.
    Dalam keterangan Ibnu Taimiyah dijelaskan sebagai berikut:

    وهذا جاء فى عدة آثار أن الأرواح تكون فى أفنية القبور قال مجاهد الأرواح تكون على أفنية القبور سبعة أيام من يوم دفن الميت، لا تفارقه، فهذا يكون أحيانا، وقال مالك بن أنس بلغنى أن الأرواح مرسلة تذهب حيث شاءت والله أعلم
    كتب ورسائل وفتاوى ابن تيمية في الفقه ج: 24 ص: 365

    “Dan ini datang dari berbagai Atsar (hadits) yang menyatakan bahwa Ruh itu berada di areal pekuburan. Berkata Mujahid (Tabiin ahli Tafsir) bahwa Ruh berada di areal pekuburan selama tujuh hari dari hari pemakaman, tidak meninggalkan kuburnya, ini terjadi kadang kadang. Berkata Malik ibn Anas, ada penjelasan yang aku terima bahwa Ruh manusia itu gentayangan, bepergian kemana ia kehendaki. Wallahu a’lam. (Fatwa Ibnu Taimiyah tentang Fikih 24:365)

    Melihat keterangan dari ungkapan yang diceritakan oleh Ibnu Taimiyah diatas, bahwa ruh mayyit itu gentayangan di areal pekuburan selama tujuh hari, maka dilakukan selamatan dan dikirimi pahala / doa agar ruh yang masih belum tenang tersebut menjadi tenang. Sedang hidangan yang disuguhkan berupa minuman dan snack sampai berkat / bingkisan yang dibawa pulang itu merupakan sedekah oleh keluarga mayyit yang pahalanya juga disampaikan / dihadiahkan kepada mayyit. (lihat dalam pembahasan TAHLIL fenomena transfer pahala tentang sedekah pada mayyit).

    Sedang permasalahan memberi kafan pada mayyit dengan menggunakan kain / kafan yang ada nilai lebihnya adalah boleh, bahkan disunnahkan, sebagaimana yang beliau lakukan terhadap putrinya. Beliau memberikan pakaianya untuk dijadikan kafan pada lapisan yang paling dalam dengan harapan agar sang putri terselamatkan dari siksa kubur. Dengan demikian, sangat dianjurkan bila kita sempat mencuci kain yang akan kita gunakan kafan kita dengan air zamzam karena air zamzam merupakan air yang punya nilai lebih dibanding dengan air lainya, sehingga kita berbekal (dikubur nanti) dengan kain kafan yang telah tercuci dengan air zamzam, karena tidak mungkin kita memperoleh kain dari Nabi SAW seperti yang beliau lakukan terhadap putrinya

    عن أم عطية الأنصارية رضي الله عنها قالت: دخل علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم حين توفيت ابنته فقال: اغسلنها ثلاثا أو خمسا أو أكثر من ذلك، إن رأيتن ذلك بماء وسدر، واجعلن في الآخرة كافورا أو شيئا من كافور، فإذا فرغتن فآذنني، فلما فرغنا آذناه، فأعطانا حقوه، فقال: أشعرنها إياه، تعني إزاره
    صحيح البخاري ج: 1 ص: 422
    “Dari Ummi Athiyah Al Anshoriyah RA berkata ketika kami sedang memandikan putrid Rasulullah SAW yang meninggal dunia beliau memberi pengarahan: Basuhlah tiga kali, atau lima kali atau lebih bila diperlukan, basuh dengan air dan bidara dan yang terakhir dicampur dengan Kafur atau sejenisnya, kalau sudah selesai beritahu saya. Dan setelah kami selesai memandikan kami beritahu beliau, dan beliau memberi kami sarung dan berpesan: jadikan lapisan yang menempel tubuh, maksudnya sarung tersebut. (HR Bukhori 1:422)

    عن ابن عمر قال: لمّا توفي عبد الله بن أبيّ جاء ابنه عبد الله بن عبد الله الي رسول الله صلي الله عليه وسلم, فسأله ان يعطيه قميصه يكفن فيه اباه, فأ عطاه , ثمّ سأله ان يصلّي عليه , فقام رسول الله صلي الله عليه وسلم ليصلي عليه , فقام عمر, فأخذ بثوب رسول الله صلي الله عليه وسلم, … الحديث
    رواه البخاري 4302
    “Dari Ibn Umar berkata: Sewaktu Abdullah ibn Ubayyi (ibn Salul pemimpin orang orang munafik) meninggal, datanglah anaknya yaitu Abdullah ibn Abdullah menghadap Rasulullah SAW memohon bajunya untuk membungkus (mengkafani) bapaknya, setelah dikasih dia memohon agar Rasulullah SAW berkenan mensholatinya dan diperkenankan oleh beliau, namun berdirilah Umar (ibn Khotob) seraya menarik baju Rasulullah SAW tersebut …” (HR Bukhori :4302)

    Dalam hadits kedua ini diceritakan bahwa Abdullah ibn Ubay ibn Salul meninggal dunia, anaknya yang bernama Abdullah (juga) menghadap Rasulullah SAW memohon bajunya akan dipergunakan sebagai kafan ayahnya dengan maksud agar ayahnya (yang munafiq tersebut) terselamatkan dari siksaan dikuburnya, namun sahabat Umar ibn Khotob berdiri dan mencabut baju dan melarang beliau memberikan pakaianya, bahkan melarang beliau untuk mensholatinya dengan menyampaikan bahwa Allah SWT melarang Nabi SAW mensholati / mendoakan orang munafik seperti Abdullah ibn Ubay tersebut.

    Sedang mengenai rajah atau tulisan tulisan yang berkhasiat yang ditulis pada kain kafan itu hukumnya harus dirinci, bila tulisan itu akan hilang atau tidak kelihatan setelah beberapa saat, seperti Asmaul Husna yang ditulis dikafan dengan air zamzam (karena terbatasnya air zamzam) atau ditulis dengan minyak wangi sehingga tidak nampak bentuk dan tulisanya itu boleh, namun bila kafan bertuliskan lafadl lafadl yang harus diagungkan seperti asmaul husna ditulis dengan tinta pada kafan mayyit dan tampak tulisanya itu haram, mengingat bahwa mayyit akan membusuk dan kotor, jadi keharamanya adalah mencampurkan lafadl yang harus diagungkan dengan kotoran seperti nanah dan busuknya jasad.

    Sedangkan melempar butiran tanah kearah kuburan setelah pemakaman itu hukumnya sunnah, dengan tujuan mengingatkan kita bahwa dari tanah tersebut kita diciptakan, dan ke tanah itu kita dikembalikan serta dari tanah itu pula kita akan dibangkitkan, sebagaimana hadits Rasulullah SAW melakukan hal tersebut yang diceritakan dalam Tafsir Ibn Katsir sebagai berikut:

    وفي الحديث الذي في السنن أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حضر جنازة فلما دفن الميت أخذ قبضة من التراب فألقاها في القبر وقال: منها خلقناكم ثم أخذ أخرى وقال وفيها نعيدكم ثم أخرى وقال ومنها نخرجكم تارة أخرى
    تفسير ابن كثير ج: 3 ص: 157
    “Dalam hadits dikitab sunan dinyatakan bahwasanya Rasulullah SAW menghadiri jenazah, dan setelah pemakaman selesai, beliau mengambil segenggam tanah dan melempar kearah kubur sambil membaca (ayat Alqur’an): dari tanah ini Kami menciptakan kalian, kemudian mengambil tanah lagi sambil mengucapkan: ke tanah ini pula Kami mengembalikan kalian, kemudian mengambil lagi seraya mengatakan: dan dari tanah ini pula Kami membangkitkan kalian kembali. (Tafsir Ibn Katsir 3:157)

    TANAH SAJA DI KEHENDAKI OLEH ALLOH MEMBERI MANFAAT !” sementara tanah adalah benda mati, riwayat dari imam taqiyuddin dari bapaknya d cantum dlm kitab i’anatut tholibin juz 2 bab mayit bhw Rosul mnyatakan scara ringkasnya ini : ” gumpalan tanah yg d bacakan surat inna anzalnahu filailatil qodr sbanyak 7 kali lalu d taruh d dalam kubur dekat mayit maka mayit tdk akan mendapat siksa d alam kuburnya ” .

    Ibnu Taimiyyah sendiri menuturkan apa yang pernah diriwayatkan oleh Ibnu Wahb mengenai Imam Malik bin Anas. “Tiap saat ia (Imam Malik) mengucapkan salam kepada Nabi saw., ia berdiri dan menghadapkan wajahnya ke arah pusara Nabi saw., tidak kearah kiblat. Ia mendekat, mengucapkan salam dan berdo’a, tetapi tidak menyentuh pusara dengan tangannya” (dari Iqtidha-us Shiratul-Mustaqim halaman 397).

    “Dan ini datang dari berbagai Atsar (hadits) yang menyatakan bahwa Ruh itu berada di areal pekuburan. Berkata Mujahid (Tabiin ahli Tafsir) bahwa Ruh berada di areal pekuburan selama tujuh hari dari hari pemakaman, tidak meninggalkan kuburnya, ini terjadi kadang kadang. Berkata Malik ibn Anas, ada penjelasan yang aku terima bahwa Ruh manusia itu gentayangan, bepergian kemana ia kehendaki. Wallahu a’lam. (Fatwa Ibnu Taimiyah tentang Fikih 24:365)

    Dari Anas ibn Malik bahwasanya Umar ibn Khathab apabila mengalami paceklik (kekeringan) meminta hujan kepada Allah sambil bertawassul dengan Abbas ibn Abdul Muthalib, beliau berdoa: Ya Allah, dulu kami meminta kepada Mu sambil bertawassul dengan Nabi Mu, tapi kini kami memohon kepada Mu sambil bertawassul dengan paman Nabu Mu, maka turunkanlah hujan. Anas berkata: maka turunlah hujan. (HR Bukhari:954)

  59. Manusia itu suka berdebat. dilihat dari komen ini pun, inginnya berdebat, membalas komen inginnya berdebat.

    Hasan Bashri rahimahullah
    Ada orang datang kepada Hasan Bashri rahimahullah lalu berkata, “Wahai Abu Sa’id kemarilah, agar aku bisa mendebatmu dalam agama!” Maka Hasan Bashri rahimahullah berkata:
    “Adapun aku maka aku telah memahami agamaku, jika engkau telah menyesatkan (menyia-nyiakan) agamamu maka carilah.” [Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 588]

    Mengundang Mahrus Ali memang baik, tapi alangkah baiknya yang terlebih dahulu membahas apa yang disebutkan pada bukunya, dan membuktikan keilmiahannya lalu terbitkan.

    Mahrus Ali memahami agama menurut yang ia pahami. Begitu juga NU, jika merasa menyesatkan carilah agamamu. Bukan berdebat.

    untuk admin:
    Kalau blog ini cuma menjadi ajang perdebatan dan admin menjadi wadahnya, alangkah kasihannya blog ini. smg admin bisa lebih selektif dalam memposting sesuatu.

    –> maaf .. blog ini bukan ajang perdebatan. Ini adalah blog, memposting sesuatu yg menarik perhatian kami, sebagai catatan on-line kami. Adapun tentang komentar, kami akan berlaku sopan selama tamu bersikap sopan. Diskusi adalah hal yg wajar. Tamu/komentar secara default akan kami persilakan, kecuali yang melanggar aturan maka terpaksa di-delete. Aturannya pun jelas terpampang. Jadi tak perlulah anda datang hanya untuk mengasihani blog kami. Maaf .. kutipan anda saya modif sedikit,

    “Adapun aku maka aku telah memahami blog-ku, jika engkau menyesatkan maka carilah (yang sesuai denganmu).” Bukan berdebat (mengenai cara mengelola blog ini).

    Maaf kl tak berkenan.

  60. insya Alloh jikalau semua manusia dari organisasi islam manapun pabila mereka berangkat dari ushuludin/aqidahnya sebagai pondasi islam dalam diri2 mereka yang kokoh maka tidak banyak mereka memperdebatkan masalah tiang2nya sementara pondasinya sangat rapuh, jikalau pondasi mereka kuat insya Alloh akan memahami dan melunak untuk mencari Al Haq membela Alloh & Rosul Nya bukan membela Wadahnya/organisasinya,bukan tujuan Alloh untuk berpecah namun perilaku manusianya sendiri/usernya yang berbuat………bersatulah dengan ‘ilmu wahai saudaraku2 yang smoga Alloh berkahi, wallahu a’lam

  61. Tinggalkanlah perdebatan jikalau masing2 tidak ada komitmen untuk berpegang kepada dalil2 dari para ‘ulama salafussholih dan tidak untuk mencari kebenaran menurut Alloh & Rosul Nya, karena pasti!!!! tdk akan menemui benang merahnya, bahkan akan masuknya hawa nafsu emosioanl kata2 yang tidak berkenan yang pada akhirnya menyakiti kalian sendiri menjadi permusuhan & perpecahan, ingat umur kalian hanya sebentar didunia jangan meninggalkan goresan dosa pada saudaramu sendiri selesaikan sekarang juga tutup pembicaraan dng kata maaf jika kalian tak mampu mentutaskannya. Robb kita hanya satu, Rosul terakhir kita cuma satu,kiblat kita cuma satu, mengapa doyan berpecah belah, tinggalkanlah kalian bukan ‘ulama, biarlah yang menyelesaikan para orang2 yang ber’ilmu, kita sebagai orang awam ataupun santri ataupun murid tinggal mengikuti keputusan para ‘ulama tentu kita mengikuti matan/isi keputusannya yang sesuai dalil shohih bukan mengikuti orangnya/organinasinya. Islam ini telah sempurna!!!! mengapa kalian perdebatkan yaaaa lantaran kita dan kalian kurang ilmunya, kita masih belajar banyak tentang sisi2 dasar hukum islam yang luas ini, baru seperempat jalan sudah berdebat,betengkar kapan sampainya kepada Islam yang kaaffah, ambilah jalan yang lurus,hanif yang dicontohkan para shahabat Nabi SAW, jangan ikuti hawa nafsu,adat2 yang bukan dari islam insya Alloh kalian selamat,perdebatan hanya ada pada ‘ulama yang menyelesaikannya karena mereka banyak perbendaharaan ‘ilmunya. sekarang belajar dan belajar saja yang bener tentang ‘ilmu aqidah yang shohih biar pondasi kalian kuaaaat!!!

  62. buku seperti H. Mahrus Ali ini harus diberantas dan penerbit buku ini harus bertanggungajawab dan meminta maaf ke para kiyai NU, kalo masih aja tidak mau harus segera dilaporkan ke Polisi karena telah menyesatkan dan membuat bingung umat Islam

    • saya nggak setuju dengan saudara Iqbal Maulana………. kenapa hrs lapor polosi…. apa sampai harus disidangkan, siapa hakimnya.. manusi?…… hanya Allah lah yang akan menghakimi perbedaan ini nanti di akhirat.
      kalau nggak sependapat terbitkan aja buku jawabannya…..

    • Menyesatkan gimana? KH Mahrus Ali berpendapat…sebagaimana anda berpendapat…. tidak usah menghakimi orang menyesatkan. andai berbeda itu sesat maka ulama-ulama mutaqadimin juga banyak yang sesat…. coba anda pelajari perbedaan yang ada terhadap pemikiran-pemikiran Imam Hanafi, Maliki, Syafii, Hanbali (bahkan imam Mazhab tidak hanya mereka), bahkan ada yang lebih dari derajat mereka. mereka ada berbeda dalam masalah fikih, akidah, dan metode pembelajaran. namun mereka satu sama lain tidak saling menuduh sesat menyesatkan.
      Tirulah jalan mereka…
      sudah lazim di lingkungan kita ini bahwa orang yang kritis memang harus dimusuhi karena dianggap menentang arus… sebenarnya bahwa pemikiran demikian adalah pikiran yang picik. andai bisa dikiaskan (kalo salah kias, mohon maaf), kita bisa mengetahui ada kotoran di muka kita karena kita bercermin atao dari pemberitahuan orang lain… lah kalo memang ada kotoran itu, ya kita bersihkan…tidak harus memecah kaca atau membunuh orang yang memberitahukan itu… iya khan?
      Maaf…saya juga santri NU… tapi saya menerima sebuah perbedaan.
      contoh lagi kalo kita adalah perokok/petani tembakau maka kita akan benci/tidak suka bila ada fatwa haram merokok…. demikian halnya bila kita sudah didoktrin dengan pemikiran-pemikiran kolot dan tradisionalis maka menerima sesuatu yang baru…maka yang ada dalam pikiran kita hanya ada satu yaitu SESAT…SALAH…
      demikian…mohon maaf lahir bathin, minta rela dan ridha atas kekhilafan dan kesalahan kata… Semoga Allah mengampuni kita… jangan merasa bahwa kita adalah orang yang paling benar dan suci…
      bila mau menghubungi saya…boleh di nawafi82@gmail.com

      • hendaklah para warga NU jangan marah dengan nasehat..walaupun kadang harus disampaikan degan keras..untuk masalah ini mengapa kyi Nu mengambil hadist2 lemah sebagai sandaran.. mungkin penggalan dibawah ini bagian dari Nasehat KH Mahrus ali

        Juga pernah ada yang berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal : “Sangat berat bagiku untuk mengatakan : “ Si Fulan lemah, si fulan pendusta.” Maka Imam Ahmad berkata : “Jika engkau diam, dan sayapun diam, lalu dari mana orang akan bisa mengetahui mana hadits yang shohih dengan hadits yang lemah ?.” (Lihat Al Kifayah hal : 46)

        –> saya kira nasehat itu tak berlaku hanya bagi warga NU, warga-warga yang lain pun demikian, “hendaklah jangan marah dengan nasehat..walaupun kadang harus disampaikan degan keras..”. Menurut pengalaman, justru yang sering bertengkar dan marah-marah (berkata/menulis dengan kata-kata kasar) itu bukan warga NU.

        untuk masalah ini mengapa kyi Nu mengambil hadist2 lemah sebagai sandaran..

        masalah yang mana … saya tak paham.

  63. alhamdulillah,

    saya pribadi, pernah belajar dari beliau, ust h mahrus ali, dirumahnya.

    saya mendapatkan ilmu dan pencerahan banyak yang tidak saya dapatkan dari ustad2 yang lainnya.

    dan saya mengamalkan ilmu dari banyak ustad sesuai dengan kemampuan saya dan lingkungan saya tinggal, tidak terlalu bersinggungan dengan golongan lain

    sampai hari ini saya terus mencari kebenaran dan saya tidak mau menyalahkan,

    kebenaran dari allah,

  64. Saya telah membaca ke 2 buku tersebut karangan mantan kiyai, dan telah membacajuga buku mana dalilnya, buku sangahahan pendapat bin baz, selain mempelajari kitab kuning (sorogan) sehingga secara mudahnya dapat membedakan mana yang bathil & yang hak, tentunya dibawah bimbingan mursyid. Cara inilah yang tepat. Toko buku, internet, kultum, tabloid, teman, organisasi da’wah sempalan, kampus umum, bukan tempat mempelajari agama yang pas, yang pasti hanya memperumit keyakinan. Renungkan dimana posisi anda peroleh pemahaman agama, itu yang menentukan !

    • setuju…
      Toko buku, internet, kultum, tabloid, teman, organisasi da’wah sempalan, kampus umum, bukan tempat mempelajari agama yang pas, yang pasti hanya memperumit keyakinan…

      tambahan mas :
      membuat pikiran kita jadi ekstrim, membuat kita merasa paling benar, membuat kita merasa kitalah yang paling layak masuk surga sementara yang lain neraka semua…

  65. Ana..makin bingung aja neh ngikuti perdebatan ini,….kenapa sih mesti ada golongan ini..golongan itu?…bukankah qta kaum muslimin?..berpegang pada Al-Quran dan As Sunnah?…ya memang sudah diramalkan oleh Rasulullah Salallah Aalaihi Wassalam bahwa pada akhir kaum muslimin akan terpecah menjadi 73 firqah.dan hanya satu golongan yang masuk surga….nah, semakin jelas sekarang bahwa kitah hidup di akhir jaman….maka janganlah memperbesar perbedaan diantara kita kaum muslimin…tapi rapatkan barisan..berbanyak amal shaleh….tunaikan kewajiban ibadah hanya kepada Allah SWT…janganlah kaum muslimin memperebutkan satu golongan yang masuk surga itu? dengan saling menghujat dan mengkafirkan sebagian yang lain?…lebih baik kita kembali ke tuntunan Al-Quran dan As Sunnah yang didakwakan oleh Nabi Muhammad SAW 14 abad lalu itu, dan persiapkan diri kita sebaik2nya…..yang pasti hanya amal ibadah yang membedakan di kita,….

    Wassalam…

  66. mahrus ali yg saya tau:
    1.pernah belajar di pondok NU
    2.pernah tugas ngajar di YAPI Bangil,
    3.waktu tugas paling hebat menerangkan mukjizat al qur’an berdasarkan ayat kauniyah
    4.kejebak fitnah kuliah gratis di saudi.
    5.pulang2 linglung bilang kalo bumi itu datar kayak meja,matahari mengelilingi bumi
    6.bertahun2 menghilang,tau2 muncul penampilannya udah lain,pake celana jins,jenggot dan rambut awut2an
    7.jrenggg…… bikin buku menghina institusi NU,
    8.solat ied bersama 5 muridnya pake sandal

    –> Maaf .. dalam menguraikan riwayat hidup / biografi, alangkah baiknya jika disertakan sumber yang valid / sahih.

  67. Orang memberitahukan tentang kebenaran, yaitu kembali pada Al qur’an dan As Sunnah kok dibilang memecah belah persatuan umat. Mengingatkan kebenaran sesuai nash yang shakih itu kewajiban setiap muslim, Agama ini diturunkan berdasarkan wahyu bukan akal-akalan atau dalil yang tidak jelas atau lemah. Orang Islam itu peganagannya Al ‘Qur’an dan As Sunnah kalau ,ada perselisihan ya kembalikan pada Keduanya, itu namanya menjadi satu atau bersatu dibawah pada Al Qur’an dan As Sunnah, karena Pembuat syariat melalui keduannya syariat dibebankan pada manusia yang mana Pembuat syariat ini sudah pinter jadi tidak perlu ditambahi atau dikurangi lagi. Kalau yang namanya pemecah persatuan itu seperti membuat kelompok kelompok dalam agama, seperti di Indonesia ini yang banyak sekali kelompok-kelompok agama. Ada Muhammadiyah, NU, PERSIS, LDII, PKS dll.

    • Islam Wahabi itu pengecut-cuma berani bikin masalah dengan sesama Islam-coba siapa yang menghargakan kepala salman rusdi untuk dipenggal/contoh aja ketika Islam Wahabi ngelawan belanda di Sumatera Barat, Tapanuli Selatan,Sumatera Utara-malah bebalik jadi penghianat bangsa-silahkan baca Sejarah Kelam Islam Wahabi-Dari Plakat Panjang hingga Sumatera Barat,Tuanku Rao, Greget Tuanku Rao, Kudeta Mekah,(walah sori tangan ane pegel)dan banyak lagi,-,dann…..wassalam.

  68. SOAL BUKU “MANTAN KIAI NU MENGGUGAT”
    Kang Said: Penulisnya Berpikiran Kerdil
    Jumat, 14 Maret 2008 06:02
    Jakarta, NU Online
    Masih seputar kontroversi buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengaku kecewa atas ketidakhadiran H Mahrus Ali (penulis buku tersebut) pada debat terbuka yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri, Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) lalu.

    Kang Said—demikian panggilan akrabnya—menyebut Mahrus Ali berpikiran ‘kerdil’ karena tak berani mempertanggungjawabkan tulisan dalam bukunya. ”Dia itu berpikiran kerdil dan tidak yakin dengan kebenaran agama yang dijalaninya,” katanya kepada NU Online di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (13/3) kemarin.

    Menurut Kang Said, orang yang yakin dengan kebenaran, dia pasti berani menghadapi debat model apa pun dan menghadapi siapa pun. Jika memang diyakini sebagai kebenaran, katanya, penulisnya pasti tak keberatan karyanya dinilai orang lain yang lebih mumpuni.

    “Seharusnya, ia akan berani mempertanggungjawabkannya tanpa ada perasaan ragu. Bukan malah sembunyi saat diajak adu argumentasi. Itu penakut namanya,” tandas Kang Said yang juga alumnus Universitas Ummul Qurra’, Mekah, Arab Saudi.

    Kang Said juga meragukan tingkat keilmuan Mahrus Ali. Pasalnya, menurut dia, orang yang berilmu tinggi akan bersikap lebih bijak dan santun. Tetapi, buku tersebut justru menebar caci-maki dan penulisnya merasa paling pintar.

    Ia mencatat dua hal penting dari kejadian pro-kontra yang diterbitkan La Tasyuk! Press itu. Pertama, penulisnya telah salah niat dalam menulis buku. Kedua, Mahrus Ali tidak berani bertanggung jawab secara intelektual. ”Orang seperti itu tidak layak diajak dialog, jelas sekali kurang bacaan,” pungkasnya.

    Hal yang dilakukan Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, Jawa Timur, dengan membuat buku bantahan berjudul Membongkar Kebohongan Buku: Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, kata Kang Said, merupakan tindakan yang benar.

    “Tidak perlu dilakukan tindak kekerasan semacam penggerebekan. Cukup dibuat buku jawaban, tapi yang menulis tidak usah para kiai. Cukup anak-anak madrasah tsanawiyah atau madrasah aliyah saja,” ujarnya. (sbh)

  69. Kata siapa Mantan Kiai NU tdk berani dialog terbuka. Kapanpun dimanapun InsyaAllah Berani

    –> lho .. justru isi artikel (bukan komentar) mengungkap bahwa sang mantan tak berani …

    • mas Sigit,
      FAKTA : orangnya diundang memang ga datang, gimana?
      biar dibolak balik gimanapun, faktanya ya tetep begitu..
      kecuali anda punya fakta lain, misalnya : “di koran XX menyebutkan bahwa mantan kiayi NU menghadiri undangan dialog di kota ZZ” misalnya..

      kalo memang berani datang buktikan mas, please banget nih..

  70. Siapa yang berani memberi jaminan :
    * Hanya dalam waktu beberapa jam (dalam hitungan jari tangan ) dalam diskusi, yang nantinya permasalahan dan pencarian kebenarannya dapat diketahui .
    * Berlapang dada ( yang mana nafsu dan syetan selalu menyelimuti ) walau dengan pemahaman dan cara pandang yang berbeda sehingga tak tahu mana yang bathil dan yang haq disetiap peserta atau penonton yang hadir.
    * Keselamatan peserta diskusi dari pihak manapun terhadap pihak manapun, baik yang amarahnya sudah kadung dikoar koarkan ataupun yang masih mendidih dalam dada.
    Karena saya sangsikan berdasarkan hasil-hasil yang sudah terjadi, yang tadinya berharap Ilmiah ternyanta brutal

    • ah, menurut saya itu terlalu mengada2..
      diundang dengan peserta atau penonton terbataspun ngga datang..
      panitia udah menjamin..
      kalo ga selesai hari itu kan bisa dilanjutin besok2..
      makin lama kan justru akan meningkatkan perhatian masyarakat..

      klo seandainya berakhir ricuhpun, yg menanggung MALU kan panitianya, justru orang2 akan bersimpati karena dia sudah gentlement datang tapi justru digebuki (misalnya)..

      sekali lagi saya tegaskan, kalo berujung ricuh & yg diundang malah digebuki, yang malu itu adalah SIPENGUNDANG, sedangkan yg diundang justru jadi PAHLAWANnya..

      tapi kenyataannya kan ga pernah datang, iya tho?
      artinya kan dia ga berani mempertanggungjawabkan perbuatannya.. karena merasa salah mungkin..
      klo benar, knapa mesti takut memperjuangkan kebenaran?

      hayoo..
      kita hidup ini yg realistis aja mas, ga perlu lah ngotot2 kaya anak kecil gitu..
      jelas2 ga pernah datang kok malah alasan macem2..
      walah.. walah.. ada-ada aja..

      • Pernyataan sdr Wawan ini sangat spekulatif dan ngawur, keselamatan seseorang kok diserahkan dengan cara untung-untungan dan ini tidak mewakili jaminan keselamatan dari panitianya` Dapat dibayangkan pada saat ini orang-orang yang ingin menampilkan pertunjukan atau seseorang katakanlah “artis” atau tokoh masyarakat atau tokoh dari sebuah partai yang dipuja-pujanya dengan yang hadir adalah simpatisan atau pemujanya ,itu dibutuhkan pengamanan ekstra ketat agar terjamin keselamatan seorang tokoh ataupun artis dari pendukung ataupun pemujanya. Sedangkan dengan Mahrus Ali adalah seseorang yang tidak disukai karena perihal tulisannya dalam beberapa buku terhadap banyak orang yang akan dijumpainya. Yang mana orang=orang tersebut sangat tidak diketahui sifat kemauannya dan sifat kepeduliaanya terhadap Mahrus Ali.
        Apakah dengan pernyataan ” seandainnya digebuki ” atau ” yang menanggung malu ” adalah merupakan jaminan ? Atau dengan sebutan pahlawan dengan cara digebuki begitu ? Itukah pernyataan resmi panitia ? Apakah anda ( sdr. Wawan ) mewakili panitia, ataupun bahkan warga NU secara keseluruhan ?
        Saya percaya tidak hanya seorang Mahrus Ali semua orang Islam pun akan penuh perhitungan dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.

      • nah, kata2 anda itupun sebaiknya ditujukan juga ke sang Mahrus Ali.. jangan cuma ke saya..

        pertama,
        sang Mahrus jg sangat spekulatif dan ngawur, bahkan banyak mengada2.. baca saja bukunya, dan bandingkan dengan pembelaan orang NU yg menyanggah buku itu..
        pertanyaan saya : Anda SUDAH BACA BUKU SANG MAHRUS SEKALIGUS JUGA BUKU PEMBELAAN DARI NU-nya? sudah baca belum?
        klo belum, kasian sekali dong anda ini..anda yg intelek ini akan terlihat apa ya, saya juga susah nih ngomongnya..

        kedua,
        sang Mahrus pun ga perhitungan, seharusnya sang Mahrus pun juga memperhitungkan akibat/resiko jika dia jadi sang pengada-ada..
        dia melontarkan buku kontroversial, seharusnya siap dong untuk mengklarifikasi segala pernyataan di dalam bukunya itu..
        kalo takut diundang orang untuk berdiskusi, ya bikin aja forum sendiri..
        ada banyak cara.. misalnya, mengundang wawancara ekslusif TV atau radio, atau bikin forum diskusi internet, atau diskusi via telpon, atau diskusi pake webcam/video call..
        ada banyak fasilitas yg bisa dimanfaatkan untuk menampilkan diri di publik untuk mengklarifikasi pernyataannya,
        dan saya yakin sang Mahrus itu bukan orang yg gaptek..

        ketiga,
        anda jangan terjebak fanatisme golongan yg ga terima ada anggotanya disalahkan..
        cobalah bersikap obyektif, jangan karena sang Mahrus ini anggota keluarga/temen deket anda, lalu anda jadi buta menganggap dia bebas dosa..
        Nabi SAW aja pernah bilang kalo puteri tercintanya (yaitu Fatimah) mencuri maka beliau sendiri lah yg akan memotong tangannya..

        Lihatlah, ikatan darah tidak membuat beliau buta terhadap kebenaran..

        ke empat..
        saran saya, kalo anda ketemu sang Mahrus, tolong dibilangi, jangan jadi (maaf) pengecut..
        soalnya ada banyak media untuk memunculkan diri untuk diskusi ataupun klarifikasi..
        SBY aja bisa ngomong sama gubernurnya yang jauh2 pake teknologi informasi, masa kelompoknya ga bisa memfasilitasi hal2 gampang kaya gitu..
        jangan seperti salman rusdi yg sembunyi setelah bikin buku kontroversial..

  71. @ Kang Abbas Zaid.
    @ kang Wawan.
    Memang bener,kalo aja tu manusia dugul macem Mahrus Ali itu dateng…(dateng ada kepala-pulang tu kepala diganti pake sarung clurit)-di Jawa Timur ,Wahabi itu menyebarkan Fahamnya dikampung-kampung (yang mayoritas belum mengerti ISLAM ITU APA).
    Dikota – JAMAAH TABLIGH/WAHABI/SALAFI kaga laku (tapi pasaran Syi’ah kenceng)…..gua jadi bingung…..

  72. ADA—UDAH KETEMU ini buku dibeli disamping MASJID SUNAN AMPEL——
    JUDULNYA.–Membongkar KEBOHONGAN Buku ‘” MANTAN KIAI NU MENGGUGAT SHOLAWAT & DZIKIR SYIRIK ” ( H.Mahrus Ali )—Tim Bahtsul Masail PC NU Jember—-(penerbit) Khalista—LBM NU JEMBER–>>cuma itu yang tercantum di muka jilidnya oookeee wassalam.

  73. Masyaallah…
    Akang2 yang terhormat mbok ya pada instropeksi, la wong orang laen dah bisa terbang ke bulan, ee kok kita masih aja ribut masalah-masalah klise…dah lah lakum dinukum waliadin aja…yang percaya buku tu bener ya monggo, yang nganggap kurang bener ya monggo…semua penilaian kan ada di pembaca…bukankah perbedaan itu nikmat??? dah ga sah saling serang, klu gini coba sapa yang tepuk tangan??? kan yang rugi kita sendiri. mendingan kita pikir gimana caranya buat Dia selalu tersenyum pada kita…karna semua mengklaim bener dengan segala argumentasi n dalilinya, so biar Dia yang putuskan sapa yang bener n salah…la wong Dia tu Maha Bijaksana, Maha Adil, dan Maha Tahu kok…

    May God smile upon us always…

    –> setuju .. janganlah suka mensyirik-syirikkan orang lain.

  74. Tolong semua pengagung mayat macalah bukunya Pak H. Mahrus Ali “bentahan LBM Cabang Jember” silah mana yang lebih ilmiah dari pada Buku tokoh NU yang masih belum mantan/taubat!!?

  75. Pingback: Ustadz Mahrus Ali (Mantan Kyai NU) Kini.. « Catatan harian seorang muslim

  76. http://ummatiummati.wordpress.com/2010/11/19/h-mahrus-ali-shalat-pakai-sandal-jepit-dan-sujud-di-tanah-mencontoh-nabi/

    Maaf ,bantahan Ust Aiman dlm blog tersebut telah di protek, hingga mengesankan Ust Aiman yang membela Ust Mahrus ali terkalahkan . Anehnya salah satu Adminnya bilang , kemana nih Ust Aiman tidak datang – datang . Jadi admin sendiri yang mengcancel , memperotek komentar Ust Aiman , lalu Ust Aiman sering kirim komentar tidak bisa tayang , lalu Admin bilang mana nih Ust Aiman tidak datang . Ini akal bulus admin yang maunya memperjuangkan ajaran tradisional yang nentang banget dengan hadis

  77. Assalamualaikum saudara-saudaraku.. atas nama persaudaran seiman, marilah kita sama-sama belajar dan terus belajar mencari kebenaran yg haq yg nantinya akan kita pertanggung jawabkan kelak di akhirat, takbanyak yang dapat saya sampaikan, saya juga seorang pencari jalan kebenaran… saya sampaikan kepada saudara-saudara kiranya berkenan untuk menyaksikan sebuah tayangan di youtube dengan judul “Kesaksian Mantan Hindu – Tahlilan Bukan Dari Islam” dan masih banyak lagi.. semoga bermanfaat, amin – Wassalamualaikum

    –> wangalaikum salam wrwb. Kalau majelis yang banyak mengucapkan kalimat tahlil itu bukan berasal dari islam, terus dari ajaran mana? Dari ajaran syirik yaa mas.

    Kalau majelis yang banyak mengucapkan kalimat syirik syirik syirik, itu dari ajaran mana? ohh.. Dari ajaran islam yaa mas.

    Wahh duhh .. kok kebalik-balik nihh. Jadi binung saya.

  78. jadi ingat kejadian jaman Imam Ali kw.
    yang Muawiyah menggunakan berbagai cara atas nama Islam demi merebut kekuasaan, yang Khawarij menuduh Imam Ali kw kafir/sesat/bid,ah dkk karena tidak berhujjah dengan Al-Qur’an (& Sunnah Nabi)..
    sekarang hal itu terjadi lagi..
    kira-kira kelompok (kita) diposisi yang mana nih?

  79. Saya melihat ada kekisruhan di tubuh umat muslim sekarang ini. Belum selesai bencana-bencana yang melanda negri ertiwi ini, kita harus menyaksikan percekcokan antar muslimin sendiri. Mengapa demikian? Bukankan islam, rahmatan lilalamin. Bukankah, islam menghargai adanya perbedaan. Bukankah dalam islam diajarkan, khilaful aimmah rohmatul ummat, perbedaan [ara imam adalah rahmat bagi kita semua. Ayolah para muslimin sekalian. Gak usahlah saling lempar-lemparan, tuduh-tuduhan hingga memecah belah persaudaraan antar kita. Bagi NU hargailah pendapat H. Mahrus Ali yang ngaku Mantan Kyai NU. Dan Bagi Pak Mahrus janganlah terus mengusik ketenangan warga nadliyin dengan buku-buku yang beliau terbitkan. Kalau memang dakwah, ya bolehlah. Tapi tetap harus jaga etika dan nggak usap dipaksa.
    Cukuplah saudara-saudara kita di palestina menderita dihujat kaum yahudi denagn senjata-senjatanya. Cukuplah bangsa-bangsa non muslim (erop, amerika, yahudi dll) bertegger menguasai lajur dunia ini. Apakah islam memang terus istiqomah dengan ketertinggalannya, baik bidang ekonomi, pengetahuan dan teknologinya. Tak malukah antaum?
    Marilah kita bangun kembali persaudarran kita. Bertekat tuk kembali meraih kejayaan islam seperti 5 abad silam. Peace….

  80. ini koment w.heri s. pada tgl Maret 19, 2011 pada 13:14 (mudah2an mas herinya masih mengikuti diskusi ini) :

    “saudaraku yang seiman ini perkataan dari imaam ahlus sunnah wal jamaa”ah yakni sufyan ats tsauri rohimahullooh dinukil darikitab imaam al laaalika”i rohimahullooh yang berjudul” syarah ushuul i”tiqood ahlis sunnah wal jamaa”ah. ” perbuatan bid”ah lebih dicintai oleh iblis dari pada kemak”syiatan dan pelaku kema”shiyatan masih mungkin dia untuk bertaubat dari kema”syiatan; sedangkan pelaku bid”ah sulit untuk bertaubat dari bid”ahnya ” krn merasa benar. sekrng terserah saudara mau mengikuti generasi utama/terbaik umat. atau mengikuti para ahli bid”ah terserah anda”

    pertanyaan saya :
    bagaimana sih definisi bid’ah Sufyan ats Tsauri yg anda tahu??
    dan hal2 apa saja yg menurut beliau termasuk bid’ah?
    mohon dijawab..

    menurut saya, akan jadi konyol jika anda berbicara hal2 yg dianggap bid’ah sesat versi wahabi dengan definisi Imam Sufyan Tsauri..

    anda akan terlihat bodoh jika menggunakan kacamata Imam Sufyan untuk memvonis bid’ah sesat hal2 yg dibid’ah sesatkan Ibnu Taimiyah..

    apa yg dibid’ahkan Sufyan belum tentu sama dengan yg dibid’ahkan wahabi, wong definisi bid’ahnya sudah jelas2 beda.

    sebagaimana yg anda sebut, ats Tsauri adalah tokoh sufi Ahlu Sunnah, yg jelas2 berseberangan pemikiran dengan wahabi..

Comments are closed.