Kaderisasi PKS (Termasuk Perjodohan) dalam Pandangan Mantan (Sekr Salafy)

Dalam sebuah abstrak skripsi secara tak sengaja saya baca,

Ajaran halaqah Tarbiyah (baca: PKS)mengenai pernikahan adalah mengharuskan setiap ikhwan dan akhwat mencari jodoh dalam satu halaqah atau komunitas. Alasan keharusan memilih jodoh satu komunitas ialah guna memudahkan perjuangan dakwah atau syiar Islam yang sudah dirintis dikarenakan ada kesamaan background keagamaan di antara keduanya. Mekanisme umum dalam Tarbiyah dalam proses perkenalan adalah melalui perantara atau mediator pembimbing atau guru (murabbi) dari si murid atau terbimbing (mutarabbi). Pelanggaran dari mekanisme ideal adalah suatu penyimpangan atau deviant yang akan mengakibatkan sanksi sosial dari komunitas.

Kemudian berusaha menelusuri. Ketemu sebuah artikel panjaaang yang ditulis oleh seorang mantan aktivis (PKS) yang sekarang menjadi salafy (lihat peta situs di artikel lain). Nama sengaja disamarkan. Selamat menyimak.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Seorang ikhwan menanyakan lewat email mengapa Saya hijrah….karena sesuatu hal email tersebut tidak sempat terbalas….

Mungkin dengan sharing di sini bisa memberikan jawaban bukan saja buat beliau tapi kepada saudara saudara seiman lainnya yang sekarang masih dalam lingkaran hizbiyah….

Saya tidak akan membahas dengan detail dari segi shar’inya karena inshaAllah sudah banyak sekali ulama-ulama ahlul sunnah yang lebih berkompoten yang membahasnya… InsyaAllah akan diberikan referensi kepada mereka yang berhati ikhlas dan memang benar benar mencari jalan yang benar dan lurus dan bersungguh sungguh untuk mempelajarinya…

Yang akan Saya paparkan di sini adalah apa yang Saya rasakan dan yang Saya alami sendiri..

Afwan ini tidak di maksudnya dalam ber ghibah yang semata mata untuk menjelekkan suatu golongan akan tertapi dalam rangka menasehati. Seperti halnya apa yang Imam Nawawi katakan… “Ketahuilah bahwasanya ghibah diperbolehkan untuk tujuan yang benar dan syar’i, di mana tidak mungkin sampai kepada tujuan tersebut, kecuali dengan cara berghibah, yang demikian itu disebabkan enam perkara : Yang keempat, dalam rangka memberi peringatan kepada kaum muslimin dari keburukan dan dalam rangka memberi nasehat kepada mereka, dan yang demikian itu dalam kondisi-kondisi berikut ini.

Di antaranya, dalam rangka menjarh (meyebutkan cacat) para majruhin (orang-orang yang disebutkan cacatnya) dari para rawi hadits dan saksi, dan yang demikian itu diperbolehkan berdasarkan ijma’ kaum muslimin, bahkan bisa menjadi wajib hukumnya.

Saya maksud kan tulisan ini sebagai nasehat… insyaAllah….

Saya menulis judul tulisan ini sebagai Hijrah…. Tapi hijrah di sini bukan bermaksud berarti pindah tempat melainkan hijrah dari duduk dan bermajelis hizbiyah ke lingkungan yang bermanhaj salafus sholeh….

Di indonesia ada suatu hizbiyah [1] yang sangat berkembang pesat dan menguasai hampir sebagian besar aktifitas aktifitas keagamaan yang mereka menyebutkan dirinya adalah “tarbiyah” aka “ikhwani” aka “PKS” yang mengadopsi pemikiran ikhwanul muslimin [2]… dan menggunakan buku buku ulama mereka sebagai text books…

Awalnya keputusan untuk hijrah itu terasa sangat sulit… karena sudah terlanjur dekat dan sayang dengan teman teman se- liqo[3]. Melihat wajah wajah polos mereka, yang tanpa mereka sadari mereka jatuh dalam suatu lingkaran yang mereka percaya sebagai lingkaran da’wah yang sunnah. Mereka orang-orang yang bersemangat untuk memperjuangkan islam… Kadang hati semakin berat melihat jundi jundi kecil mereka yang polos….. Sangat sulit, ada perasaaan alangkah jeleknya meninggalkan saudara seiman tanpa terlebih dahulu melakukan sesuatu…..

Dulu Saya berfikir Saya lebih baik tetap berada di lingkungan tersebut dan melakukan perubahan sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan Saya… Toh sepertinya tidak ada bedanya…

Baru akhirnya di sadari hal tersebut tidak tepat..InsyaAllah nanti Saya akan berbagi mengapa pemikiran tersebut tidak tepat.

Suatu prinsip yang mendarah daging bagi para ikhwah tarbiyah adalah selama semua kelompok-kelompok pengajian yang ada bertujuan untuk mencari keridhoan Allah dan surga, maka kelompok itu semua adalah benar. Menganggap bahwah perbedaan itu adalah fitrah, dan justru menambah “khasanah” kekayaan cara berpikir umat Islam. Benar-benar telah terdoktrin oleh pemikirannya Hasan Al-Banna, yaitu: “Marilah kita bekerja sama untuk hal-hal yang disepakati, dan saling menghargai untuk hal-hal yang berbeda”. InshaAllah akan di share juga masalah ini nanti [kalau tidak kelupaan :)]

Berikut ini adalah beberapa hal yang Saya temukan menjadikan alasan Saya untuk hijrah. Saya akan bagi beberapa poin…. Supaya jangan kepanjangan tulisannya akan di buat bersambung.. karena memang tulisan lengkapnya juga belum selesai :)

1. Murobbi.

Murobbi atau guru lebih di pilih karena factor kesenioritasan, berdasarkan lamanya seseorang tersebut bergabung. Sehingga tidak jarang di dapati bahwa kapasitas keilmuan seorang Murobbi lebih rendah dari mad’u nya (murid).

Seorang “murobbi” mengatakan bahwa fenomena itu adalah suatu fenomena yang biasa bahkan inilah yang disebutkan sebagai “tarbiyah” yang sebenarnya. Bahwa kita harus bersabar untuk menghadapi guru yang kapasitas keilmuannya lebih rendah dari kita…Tidak jarang dan tidak aneh kalau Murobbi membaca al Qur’annya lebih jelek dari mad’u nya… mungkin yang di maksud dalam hal ini liqo di harapkan sebagai saran yang saling melengkapi antara mad’u dan murobbi….

Memang banyak pelajaran dan materi liqo yang sesungguhnya bagus dan dzat materi tersebut yang di ajarkan para ulama ahlul sunnah (seperti materi ma’rifatullah, ma’rifaturrasul dan lain lain ), tapi bila materi penting ini di sampaikan oleh murobbi yang belum tentu memiliki ilmu dan pemahaman yang baik, maka ini akan menyesatkan.

Mungkin mereka akan membantah bahwa liqo yang sangat sebentar itu sangat mustahil untuk mencetak ahli syariah dan hanya lebih menekan kepada pembentukan generasi yang berwawasan dan berkepribadian Islami…

Tapi fungsi dari murobi sendiri di sini di harapkan murobbi bisa menjadi orang tua, sahabat pemimpin dan guru pada mad’u nya. Selayaknya kapasitas seorang guru yang menyampaikan ilmu haruslah yang memiliki ilmu.

Dari pengalaman yang Saya lihat di lapangan, setiap orang di tarbiyah bisa menjadi murobbi. Setiap kader di harapkan menjadi murobbi, harus siap siapapun yang di tunjuk untuk menjadi murobbi.

Banyak yang menolak karena merasa kapasitas keilmuannya belum memadai. Tapi biasanya orang tersebut akan di nasehati bahwa kita harus berdawah walaupun untuk satu ayat. Kalau menunggu paham sampai siap… kita tidak akan pernah berda’wah.

Di sisi yang lain mereka memerlukan kader yang pro aktif untuk menjadi murobbi karena adanya target prekrutan besar besaran untuk mencapai target beberapa persen dalam pemilu. Jadi di harapkan kader “senior” yang belum memiliki bimbingan (mad’u) harus berusaha mencari bimbingan. Bahkan ini di anggap suatu ke aiban bila sudah lama liqo’ tapi masih tidak memiliku mad’u.

Na’uzubillah… ikhwah yang paham pasti dapat merasakan alangkah berbahayanya pemikiran pemikiran seperti ini….. tapi ikhwah yang sudah berada di tarbiyah ikhwani pasti sangat paham dengan apa yang Saya katakan…kalau benar benar jujur tidak akan menyangkal fenomena fenomena ini.

Memang benar Rasulullah sallahu alahi wassalam mengatakan bahwa sampaikanlah walau hanya satu ayat. Tapi ini berarti bahwa kita harus menyampaikan benar benar sesuatu yang sudah kita pahami dan kita kuasai… dan seharusnya berda’wah sesuai dengan kapasitas yang benar benar kita pahami… Dan bukanlah menjadi kewajiban setiap orang untuk menjadi murobbi dan guru.

Menjadi Murobbi dadakan atau menjadi murobbi karena di paksakan tanpa mengetahui ilmu syar’i secara benar justru akan menyesatkan…. Hanya berdasarkan belajar dan membaca semalam buku buku syar’i dalam rangka menyampaikan materi…. Ini bukan suatu hal yang menjadikan seorang tersebut sebagai murobbi……

Kalau ingin berfikir jernih dan jujur ini bisa menjadi bibit munculnya pemikiran pemikiran yang salah… dan menimbulkan kebid’ahan kebid’ahan….

Mungkin ada ikhwah yang mengatakan bahwa liqo yang hanya 2 or 3 jam [walau kadang bisa molor sampe seharian tidak jelas]… tidak mungkin sempurna dan hanya sempat disampaikan beberapa hal hal penting saja, jadi para mad’u di harapkan menambah keilmuan lainya karena mereka memiliki perangkat “tarbiyah” yang lain seperti dauroh, mabit, tatsqif, membaca buku dan lain lain.

Ada baiknya kalau begitu para ikhwah tarbiyah juga mengikuti ta’lim dan dauroh ilmiyah dan membaca buku buku ilmiyah yang bermanhaj salaf yang di tulis oleh ulama ulama ahlul sunnah…. (Saya yakin banyak ikhwah ikhwani yang tidak mengenal siapa yang di sebut ulama ) kebanyakan dari mereka hanya mengenal Hasan Al banna…. Said Qutb, Muhammad Ghazali, Yusuf Qordhawi, Said Hawa dan yang sejenisnya….) Tapi bukan mereka yang Saya maksud sebagai ahlul sunnah….

InsyaAllah pada kesempatan lain akan di sampaikan beberapa ulama yang karya karya mereka yang patut di jadikan rujukan…. Ini akan lebih baik daripada ikutan mabit yang merupakan malam ke bid’ahan atau membaca buku buku ulama ulama tersebut di atas yang banyak menyimpang dan di kritik ulama ulama ahlul sunnah….

Setiap orang tidak harus menjadi murobbi.. bahkan seorang ulama besar ahli hadis abad ini Syaikh Nasiruddin Al banni beliau mengatakan diri beliau sebagai thollabul ilmy.. penuntut ilmu.

Kalau kita tidak memiliki kapasitas dalam bidang syar’i ini malah menjadi wajib bagi kita untuk tidak menyampaikan hal hal yang kita tidak pahami karena Allah sendiri melaknat orang orang yang menyampaikan apa apa yang dia tidak ketahui.

Saya masih ingat dengan penuturan seorang Murobbi yang juga seorang istri ustadz bahwa beliau mengaku beliau sih memang tidak paham tentang ilmu syar’i tapi beliau lebih banyak akan berbagi pengalaman hidup. … bisa di bayangkan pengajian lebih banyak di gunakan untuk berbagi pengalaman pribadi, praktek deen hanya banyak didasarkan pada pengalaman dan interpretasi sendiri.. dan menurut apa apa yang di rasakan …..

Keminiman keilmuan seorang murobbi membuat liqo’at terkadang hanya untuk membuang buang waktu.. Dapat di bayangkan seorang wanita terkadang harus meninggalkan rumah, meninggalkan anaknya atau membawa anaknya untuk berdiam di suatu tempat yang akhirnya berhasil pada kesia siaan…

Saya bisa merasakan bagaimana merasa sia sianya terkadang seseorang meninggalkan aktifitasnya hanya untuk berkumpul tampa menghasilkan hal berarti…

Pernah seorang murobbi membahas tentang bagaimana kita harus bersikap ramah terhadap sekeliling… kita harus menebar senyum…dan beliau memberi contoh dari prilaku seorang yang baik di lingkungan beliau… sampai pada suatu titik dimana kita juga harus senyum pada orang pemabuk yang merupakan laki laki non mahram… dikala disampaikan ketidak setujuan……beliau berusaha mengukuhkan pendapat beliau dengan “pengalaman pribadi beliau” dan cerita pengalaman orang lain… sangat jauh dari tinjauan fiqih dan shar’i yang syarat dengan hadist dan ayat dan juga fatwa fatwa ulama ahlul sunnah.. subhanallah…

Murobbi yang lain… menyampaikan materi dari buku… sepanjang pengajian beliau akan membaca dari buku dan sesekali akan memberkan penjelasan … bukan penjelasan atsar…. Tafsir atau syarah.. atau perkataan ulama.. melainkan penjelasan secara logika .

.

Sedikit yang ingin ditambahkan berkenaan dengan peran murobbi dalam harokah ikhwani….Peran murobbi dirasa sangat besar, pada tingkatan tertentu murobbi harus di patuhi sepertihalnya mematuhi orang tua…bahkan lebih….

Murobbi memang di harapkan sebagai pendidik…. Tapi terkadang menjadi pendidik yang melarang hal hal yang secara syariat di bolehkan …..

Kepatuhan seorang mad’u dan ketakutan mereka terhadap murobbi di rasakan sangat berlebihan.. karena akan ada sangsi boikot, hukuman dan di introgasi bila ada hal hal yang tidak bersesuaian dengan instruksi murobbi…ini menimbulkan bibit bibit taqlid dan fanatisme yang berlebiham… [1]

Pada suatu kesempatan ada seorang ukhti yang menceritakan bahwa bimbingannya mengaji di tempat yang lain….Saat itu murobbi mengatakan bahwa dia harus memilih [tidak bisa mengaji di keduanya]. Padahal setiap muslim adalah pribadi yang bebas untuk thollabul ilmy selama dia yakin bahwa yang di ajarkan adalah yang benar. Seorang murobbi seharusnya bisa memberikan penjelasan ilmiah untuk menghalangi mad’u nya mengikuti majelis ilmu yang lain kalau majelis ilmu tersebut memang terbukti keluar dari jalan yang benar….

Berdasarkan share pengalaman yang Saya baca.. murobbi merasa tidak senang bila mengetahui mad’u nya ikut kajian kajian bermanhaj salaf… Alasannya karena bisa membuat bingung bila mengaji di banyak tempat….

Rasanya suatu alasan yang kurang tepat…. …

Nanti insyaAllah akan di berikan contoh bagaimana seorang morrobi “berhak” menentukan calon pengantin anak didiknya.

InshaAllah Saya akan berpindah ke poin kedua tentang beberapa hal yang ditemukan dalam kegiatan “tarbiyah” ikhwani …..

.

2. Rangkaian kegiatan di dalam liqo.
Acara liqo dari tempat ke tempat biasanya typical karena Saya sudah beberapa kali berpindah kelompok liqo…

Kemungkinan sebagian besar dari mereka menganggap rutinitas itu adalah satu rutinitas yang ada tuntunan syar’i nya, setidaknya menganggap itu suatu kebaikan…..

Waktu Liqo di jadwalkan biasanya tidak lebih dari 2 jam. Tapi dalam prakteknya biasanya bisa seharian….. Tetapi ilmu yang didapat tidak sebanding dengan waktu yang sudah terbuang… Terkadang suami suami yang menunngu istrinya liqo sampai marah karena menunggu kelamaan….

Para ikhwan [bapak-bapak] biasanya mengadakan liqo pada waktu malam sampai menjelang tengah malam..…. Seorang murobbi sempat berpesan kepada binaannya…nanti kalau menikah dengan suami yang aktivis harus siap di tinggal di malam hari….

Mungkin tidak salah pulang larut kalau memang benar benar untuk tholabul ilmy.. Tapi liqo para mereka “para petinggi petinggi” konon isinya hanya banyak membicarakan masalah politik, da’wah dan strategi….. Alangkah ruginya bila sudah menghabiskan waktu tanpa mendapatkan charge ruhiyah keilmuan yang di dapat… Hampir di pastikan sholat lail juga akan terlewat… Ditambah lagi rasa bersalah terhadap istri dan anak dan dosa di hadapan Allah subhana wata’ala meninggalkan istri sendiri di rumah….

Acara liqo biasanya dibuka dengan pembacaaan Al-Qur’an. Bukan hanya acara liqo saja tapi hampir semua kegiatan selalu di buka dengan bacaaan Al-Qur’an….

Membaca Al Qur’an memang merupakan suatu kebaikan… tapi menjadikannya sebagai rutinitas yang selalu di lakukan sebagai pembuka untuk semua kegiatan memerlukan tinjauan syar’i, karena bila di biarkan masyarakat awam akan mencontohnya. Mencontoh sesuatu yang tidak memiliki dasar, akan cendrung membuat mereka menganggap hal tersebut bagian dari sunnah…. Bahkan Saya yakin sebagian dari saudara ikhwani mereka merasa seakan ada hal sunnah yang hilang bila hadir dalam suatu majelis dan tidak di awali dengan bacaaan Al Qur’an….wallahualam….

Selanjutnya acara akan dilanjutkan oleh kultum, dari salah seorang anggota dan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh murobbi…

Materi yang di sampaikan oleh Murobbi biasanya diawali dengan membicarakan pengumuman-pengumuman mengenai kegiatan kepartain, kepanitian, dan lain lain..sehingga waktu yang tersisa untuk menyampaikan materi keagamaan hanya beberapa menit saja… Terkadang yang beberapa menit itu pun sama sekali tidak berisi apa apa…

Semakin tinggi tingkatan kita semakin banyak masalah kepartaian yang di bicarakan dalam majelis….

Terkadang liqo di isi dengan bedah buku atau materi materi umum lainnya…Banyak acara yang di usahakan bervariasi untuk menarik.

Untuk para pemula biasanya masih di berikan materi materi yang cukup baik seperti tauhid…. Hanya jangan ditanyakan bagaimana materi penting tersebut disampaikan….jauh sangat jauh sekali dari ilmiah… Materi – materi ini berkesan hanya seperti selingan sampai seorang mad’u siap di berikan materi keharokahan yang brainwash paham paham ikhwanul muslimin….

Sangat jauh majelis di isi dengan pembahasan yang ilmiah …. Kebanyakan menjelaskan sesuatu yang di kaitkan dengan cerita kehidupan sehari hari…. Setiap murobbi pasti biasanya berusaha mencari “cerita” dan penjelasan “logika” untuk melengkapi uraiannya…. [2]

Bagi para thollabul ilmy yang sesungguhnya pasti sangat rindu dengan majelis yang berisi perkataan Allah … perkataan Rasulullah dan perkataan para Ahlul sunnah. Hal ini mungkin karena minimnya kapasitas keilmuan dari murobbi sendiri yang mungkin tidak siap dengan materi yang akan di sampaikan.

Saya sempat berkunjung ke beberapa rekan ikhwani… Karena ketetarikan yang sangat terhadap buku, koleksi koleksi buku tuan rumah selalu menjadi pengamatan….. Saya sempat kaget melihat seorang ustadz yang lulusan salah satu universitas syariah terkemuka koleksi koleksi beliau adalah buku buku pergerakan ikhwanul muslimin… Ini tidak mengherankan bila rekan-rekan ikhwahni yang lainnya juga mengkoleksi tulisan tulisan hasan Al Banna… Said Hawa dan kalaupun tafser itu adalah tafser Syed Qutb, fatwa fatwa nya adalah fatwa Yusuf Qardhawi….

Ada suatu paham yang Saya tangkap selama liqo adalah bahwa hadis daif bisa di amalkan [3]…. Dan juga suatu pemahaman da’wah dengan hikmah yang aneh…. Yang berdalih dengan fikih prioritas [ala Yusuf Qardhawi] dalam segala hal yang membuat menjadi toleran yang berlebihan… Dan tentu saja sangat tidak cocok dengan ikhwah salafy yang berkesan sangat keras bagi mereka, karena kebanyakan ikhwani tidak paham bahwa dalam hal aqidah seorang muslim harus memiliki rasa cemburu yang tinggi bila ada ke bid’ahan dan ke syirikan.

Seorang ukhti mengatakan bahwa banyak penyimpangan dalam salafy.. mereka tidak mengenal fikih prioritas… dan sedikit sedikit bid’atul dholalah… Karena dalam pembahasan materi bid’ah [4] di ikhwani, ditanamkan bahwa ada yang namanya bid’ah hasannah [ bid’ah yang baik]…[5]

Saya sempat tertegun sedih tatkala ukhti tersebut mengatakan sedikit sedikit salafy menda’wahkan bid’atun dholalah….ukhti tersebut mengatakan dengan nada yang sedikit mengejek… Seandainya ukhti tersebut paham bahwa kalimat yang di ejeknya itu bukanlah perkataan sembarangan orang tapi itu adalah perkataan dari lisan seorang hamba Allah yang sangat mulia Rasulullah sallahu alahi wassalam…. Mudah mudahan Allah membukakan dan membimbing ukhti tersebut….

Dalam suatu dauroh murobbi… seorang pembicara mengatakan bahwah beliau mengetes tauhid mad’u nya dengan di suruh mengambil sesuatu di kuburan… kalau dia masih takut berarti tauhidnya masih di pertanyakan… Subhanallah.. apakah cara ini pernah di praktekkan oleh Rasulullah san para sahabatnya?

Selanjutnya ada salah satu kebiasaan di majelis, yaitu acara evaluasi ….yang di maksudkan untuk mengevaluasi masing masing mad’u, ibadahnya, aktivitasnya dan lain lain. Seorang mad’u diharapkan membuka diri terhadap semua peserta liqo dan bercerita mengenai dirinya… keluarganya .. temannya..

Tidak jarang dan hampir pasti cerita yang di sampaikan membuka aib diri dan keluarga… suatu aib yang seharusnya di tutupi….

Ikhwah fillah… ingat kisah seorang sahabat yang mengadukan pada beliau bahwa dia berizina.. dan Rasulullah berusaha untuk tidak melihat dan pura pura tidak mendengarnya… Ini mengindikasikan … Rasulullah lebih senang bisa seorang berdosa dia menyimpan dosanya dan bertobat pada Allah dengan bersungguh sungguh … tidak ada kewajiban baginya untuk membagi aib dirinya…apalagi aib saudara dan keluarganya…. Wallahualam…..

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

“Allan nanti akan mendekatkan orang mukmin, lalu meletakkan tutup dan menutupnya. Allah bertanya : “Apakah kamu tahu dosamu itu ?” Ia menjawab, “Ya Rabbku”‌. Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan melihat dirinya telah binasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya”‌. Kemudian diberikan kepada orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun orang-orang Kafir dan orang-orang munafik, Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggilnya di hadapan orang banyak. Mereka orang-orang yang mendustakan Rabbnya. Ketahuilah, laknat Allah itu untuk orang-orang yang zhalim”‌ [Hadits Riwayat Bukhari Muslim]

Subhanallah… Allah telah menutupi dosa dosa hambanya… dan mengapa kita sebagai hambanya membuka dosa dosa kita sendiri…. Ada banyak cara untuk menasehati orang lain untuk berbagi pengalaman hidup tapi tidak harus membuka dosa dosa yang Allah telah tutupi… wallahualam….

Selama majelis berjalan… ada absent yang harus di isi yang juga berisi catatan amalan harian selama seminggu. Setiap perserta harus mengisinya dengan maksud untuk mengevaluasi setiap mad’u … untuk saling memotivasi bisa ada catatan amal yang jelek…

Sungguh ini juga rasanya tidak wajar..karena seharusnya seorang muslim harus tawadhu dan berhak menyembunyikan amal sholehnya…..

Satu kebid’ahan yang pasti selalu di lakukan adalah pada saat menutup majelis. Majelis harus ditutup dengan do’a robitoh….

Saya sempat menanyakan kepada sebagian dari mereka, ternyata sebagian besar dari tidak mengetahui bahwa do’a robithoh itu bukan berasal dari hadis nabi melainkan hanyalah do’a karangan Hasan Al Banna… Awalnya Saya sendiri tidak menyadari hal tersebut juga… astaghfirullah…

Ada satu buku dzikir yang di baca oleh semua pengikut tarbiyah yang di sebut dengan Al Ma’surat….

Syaikh Ihsan bin Ayisy al-Utaibi rahimahullahu berkata: “Di akhir al-Ma’tsurot terdapat wirid robithoh, ini adalah bid’ah shufiyyah yang diambil oleh Hasan al-Banna dari tarikatnya, Hashshofiyyah.” .(Kitab TarbiyatuI Aulad fil Islam Ii Abdulloh Ulwan fi Mizani Naqd Ilmi hal. 126)

Mereka sangat khusuk sekali sewaktu membacanya dan membacanya secara rutin selepas majelis… Tidak hanya dalam liqo saja… tapi juga pada tabligh akbar.. dauroh dauroh…

Saya pikir do’a ini di bacakan di majelis karena murobbinya belum paham.. tapi pada saat do’a itu kerap di bacakan oleh kalangan para “ustadz” ini menjadi sesuatu yang aneh sekali… Ditambah lagi dengan pembacaaannya yang sangat di dramatisir dan diiringi dengan tangisan tangisan…. Astaghfirullah…..

Ada suatu cerita dari mulut kemulut yang menyebar… bahwa do’a itu di yakini bisa mengikat hati..

Ceritanya dulu ada seorang anggota liqo yang mau keluar dari jama’ah … selanjutnya mereka mendo’akan ukhti tersebut dengan do’a robitoh ini…dan ukhti itu kebetulan tidak jadi keluar……. Jadilah dianggap do’a robithoh ini sangat manjur….

Do’a ini merupakan do’a kebanggaan yang katanyanya bakal di baca di mana mana.. walaupun anti pergi ke luar negeri dan liqo di sana.. anti pasti akan menemukan robithoh … astaghfirullah…

Bila do’a ini akan dibacakan terlebih dahulu membayangkan orang orang yang kita cintai , orang orang yang tidak kita kenal, akan lebih manjur khasiat nya… bisa menguatkan ikatan hati… na’uzubillah… ini sangat mirip dengan praktek praktek sufi…

Beginilah kalau praktek agama di dasarkan pada sharing pengalaman….. para mad’u yang juga nantinya menjadi murobbi menjadi penyalur yang cepat berkembangnya cerita ke bid’ahan yang sama yang mereka dengar dari murobbi murobbi mereka….

Ikhwah sekalian, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata:

“Tidak diragukan lagi bahwa dzikir dan do’a termasuk di antara ibadah-ibadah yang paling afdhol (utama), dan ibadah dilandaskan alas tauqif dan ittiba’, bukan atas hawa nafsu dan ibtida ‘,

Maka do’a-do’a dan dzikir-dzikir Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam adalah yang paling utama untuk diamalkan oleh seorang yang hendak berdzikir dan berdo’a. Orang yang mengamalkan do’a-do’a dan dzikir-dzikir Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang berada di jalan yang aman dan selamat.

Faedah dari hasil yang didapatkan dari mengamalkan do’a-do’a dan dzikir-dzikir Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam begitu banyak sehingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Adapun dzikir-dzikir dari selain Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam , kadang-kadang diharomkan, kadang-kadang makruh, dan kadang-kadang di dalamnya terdapat kesyirikan yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya.

Tidak diperkenankan bagi seorang pun membuat bagi manusia dzikir-dzikir dan do’a-do’a yang tidak disunnahkan, serta menjadikan dzikir-dzikir tersebut sebagi ibadah rutin seperti sholat lima waktu, bahkan ini termasuk agama bid’ah yang tidak diizinkan oleh Allah.

Adapun menjadikan wirid yang tidak syar’i maka ini adalah hal yang terlarang, bersamaan dengan ini dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang syar’i sudah memenuhi puncak dan akhir dari tujuan yang mulia, tidak ada seorang pun yang berpaling dari dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang syar’i menuju kepada dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang bid’ah melainkan (dialah) seorang yang jahil atau sembrono atau melampaui batas.”

[Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam Majmu’ Fatawa 22/510-511]

Mudah mudahan ini bisa membuat para ikhwah di tarbiyah dan kita semua umumnya untuk lebih berhati hati….banyak sekali praktek dzikir dzikir bid’ah dan praktek praktek ibadah yang tidak ada tuntunan syar’inya….

Afwan bila ada kata kata yang tidak berkenan…
Agar lebih paham… silahkan baca link link di footnote , dan telusuri website website tersebut.. insyaAllah kalau ikhwah sekalian ikhlas.. itu akan menghantarkan kepada kebenaran…

Sumber: http://ardhillah.blogspot.com/2007/02/hijrah-bagian-2.html

.

Melanjutkan tulisan yang sebelumnya berikut poin lainnya yang Saya temukan selama ikut dalam “tarbiyah” ikhwani [PKS]….

3. Kedekatan dan toleransi terhadap ke bid’ahan
Ikhwah tarbiyah di kenal sebagai orang orang yang santun dan toleran [1]…. Mereka selalu menampilkan diri sebagai orang orang yang cinta damai. Dakwah mereka lebih banyak berfokus pada amal ma’ruf tapi sering melupakan dakwah nahi mungkar… Metoda dakwah seperti ini memang sedang popular sekarang ini, karena dengan dakwah ini cendrung akan lebih di senangi dan akan memperoleh banyak pengikut, sangat cocok diterapkan bagi yang sedang mencari dukungan sebanyak banyaknya… wallahualam….

Sikap tersebut karena ada suatu selogan yang telah mendarah daging dalam tiap hati para ikhwah di tarbiya.. yaitu selogan : “(Mari) kita saling tolong-menolong dalam perkara-perkara yang disepakati dan saling toleran dalam perkara-perkara yang diperselisihkan.” [2]

Dokrin ini sempat melandasi pola pikir Saya juga, astaghfirullah, yang meletakkan dakwah pada amar makruf saja tapi menjauhkan nahi mungkar karena takut akan “menyakiti” hati orang lain..Hal ini cendrung membuat lebih bertoleransi terhadap perbedaaan….terkadang menjadi permissible terhadap hal hal yang merupakan prinsip…

Keinginan untuk menyatukan semua golongan membuat kelompok ikhwani berusaha selalu mencari titik temu perbedaan… dan mengkampanyekan islam yang warna warni…. [3] sampai pada titik dimana berusaha untuk mendekatkan paham mereka yang ahluh sunnah dengan para syi’ah dan golongan yang sesat lainnya…. Astaghfirullah…

Propaganda untuk tidak memusuhi golongan lain… mempercayai asal niatnya baik dan tujuannya sama, selama sama sama mencari ridho Allah semua firqoh firqoh itu benar….

Subhanallah…..

Untuk orang yang awam akan ilmu agama…. Pasti metoda seperti ini sangat berkesan dan menarik simpati mereka. Tetapi bila kita telah memahami ilmu akidah yang sebenarnya… baru akan terasa sekali bahwa sebelumnya berada dalam suatu kubangan lumpur dan berada di daerah abu abu yang tidak jelas….

Tidak akan pernah ada persatuan dalam hal apapun tanpa di landasi suatu landasan aqidah yang sama…yaitu dilandasi dengan dasar aqidah yang benar… Karena Aqidah adalah hal yang prinsip.. Dan memurnikannya dari semua kotoran adalah prinsip…… sebuah pondasi dari persatuan yang sebenarnya…. bukan persatuan yang semu semata…

Dalam hal deen tidak bisa hanya mengandalkan perasaan dan pikiran pribadi saja… niat yang baik belum tentu akan di ridhoi Allah bisa caranya salah…

Apakah mungkin seorang yang rajin ke kuburan para wali mengharapkan barokah, seorang yang mencaci maki ummuhatul mu’minin dan para sahabatnya bersatu dengan mereka yang beraqidah murni?

Apakah seorang muslim yang berakidah lurus tidak terbakar jiwanya bila ada orang lain yang mencaci maki ibu nya ?. Secara logika jawabannya tentulah tidak…

Bagaimana perasaan kita bila ada sekelompok orang yang cendrung untuk memplintir suatu agama kita dengan dalih untuk persatuan dan kepentingan jama’ah dengan mengatas namakan islam…?

Hanya dengan ilmu yang lurus kita bisa lebih paham insyaAllah…

Setiap orang di dunia ini bisa mengaku ngaku mengikuti Qur’an dan sunnah dan mengaku melakukan kebaikan… Tapi untuk mengetahui apa yang di ikuti itu adalah suatu kebenaran, seseorang tersebut haruslah terlebih dahulu paham apa itu kebenaran yang hakiki.

Orang bisa saja menginterpretasikan qur’an dan sunnah denagn cara nya masing masing…. Kalau kita tidak mempunyai pijakan pemahaman siapa yang benar.. kita akan sangat mudah untuk tergelincir.. Kita akan sangat mudah sekali terombang ambing dalam kebingungan….

Dalam hal ini pemahaman akan kebenaran yang sudah di jamin sendiri kebenarannya oleh Allah dan rasulnya.. itu adalah kebenaran yang di pahami para sahabat.. para salafus sholeh… Tidak menyelesihi apa yang mereka sepakati…. dan tidak keluar dari pendapat pendapat yang mereka selisihi…. tidak mengeluarkan pendapat baru yang mengikuti logika dan perasaan…. wallahualam..
Dengan banyaknya firqoh firqoh tersebut….suatu niat yang baik saja tidaklah cukup kalau cara dan metoda mereka tidak benar…. Ini bukan masalah hanya mengkritik suatu group saja tapi masalah menjaga kebenaran yang haq dari pencemaran dan mengaburkannya dengan subhat subhat . Alangkah buruknya mereka yang menyebarkan kebid’ahan dan ke musyrikan dengan menggunakan nama islam..

Kalau hanya masalah melakukan kebaikan.. kita bisa melihat bayak orang kafir, para misionaris yang melakukan kebaikan.. lewat lembaga lembaga sosial mereka…memberikan bantuan bantuan kesehatan dan meningkatkan taraf hidup banyak orang.. tapi seiring dengan “kebaikan” mereka, mereka juga menanamkan kepercayaan dan agama mereka…

wallahualam..

Selanjutnya….

Yang Saya temukan pada jama’ah ikhwani … adanya kesenang meniru niru orang kufar (tasyabuh)…. Kalau di telusuri satu persatu akan banyak list nya…

Saya akan beri beberapa contoh…

Kalau kita pergi bermobil dengan ikwah ikhwani… hampir di pastikan kita akan menemukan suasana yang tidak jauh berbeda dengan bermobil dengan orang awam… sama sama di dalam mobilnya akan ada “musik” Cuma musiknya mereka katakan sebagai musik islami….Musik seperti ini juga yang di temukan dalam walimah walimah mereka….. di kamar kamar mereka…

Kita akan menemukan pembicaraan tentang group group nasyid favorite mereka sama halnya orang orang awam membicarakan group group musik kesukaan mereka…
Bahkan group nasyid menjadi suatu cara untuk memikat pengunjung tatkala mereka mengadakan seminar atau event event lain….dan hampir di pastikan menjadi suatu selingan di antar satu tabligh…

Hanya sebagian kecil dari jamaah ini yang paham bahwa ulama ahlul sunnah sangat menentang musik… Tapi yang sebagian kecil ini mereka lebih memilih pendapat Yusuf Qardawi yang mengizinkan beberapa jenis musik….. Tapi yang kebanyakan adalah yang sama sekali tidak aware bahwa banyak ulama ahlul sunnah mengharamkannya……

Saat sekarang sekarang ini… masalah hijab menjadi sangat longgar di kalangan ikhwani… mungkin karena dakwah mereka sudah makin terbuka .. …wallahualam… yang Saya rasakan .. Saya merasa tidak nyaman dengan majelis majelis nya… jadi lebih memilih untuk tidak menghadiri yang namanya buka bersama… halal bihalal… rihlah…

Terkadang ada suatu event tabligh akbar di gelanggang olah raga…. Walaupun ikhwan dan akhwat duduk pada kelompok terpisah masing masing masih bisa saling melihat dengan jelas… acara yang penuh hingar bingar, selepas dari sana.. hati sama sekali beku…Bagi mereka yang berhati lurus pasti tidak akan tahan bertahan lama hingga acara usai…

Wallahu alam apa yang mereka rasakan…. Tapi apakah ahsan mengadakan piknik berkeluarga ke suatu tempat dan di tempat tersebut diadakan game keluarga… astaghfiurllah hanya tidak terbayangkan bagaimana ghiroh seorang suami melihat istrinya diantara para suami lain…. Dimana mereka bebas memandang istrinya terseyum.. dan menonton aktivitas nya bercengkrama dengan anak-anaknya…….

Bahkan pernah tercetus suatu ide yang sangat aneh…mengadakan game suami menutup mana lalu mencari istrinya….. Hanya tak terbayangkan saja…! Nauzubillah….

Ini adalah prilaku prilaku mencontoh kaum kufar….

Mereka masih tidak berkeberatan untuk menghadiri dan menggunakan perayaan perayaan atas nama syiar islam.. Walaupun moment tersebut adalah kebidahan… Dengan berusaha mengemas ke bid’ahan tersebut dalam bingkai islami…

Tidak mengherankan kalau mereka merayakan mawlid nabi… senantiasa mengucapkan dan merayakan Selamat ulang tahun… dengan alasan fikih prioritas…

Menggunakan prangkat prangkat subhat dalam da’wahnya….mencampur adukkan antara yang haq dan yang batil….. termasuk ketidak sungkanan dan pembelaan terhadap penggunaan perangkat demokrasi… dan tidak takut meniru niru orang kafir….. hanya mengemas sesuatu menjadi “islami”…

Kalau antum sudah lama mengaji tapi atum masih tidak mau mengikuti kegiatan kepartaian .. antum di anggap masih belum mengerti..

Demokrasi dan kepartaian yang mereka anggap sebagai sarana terbukti lebih menyeret mereka kedalam suatu lingkaran yang mereka “nikmati”. Terlihat dengan tidak risihnya dalam pembicaraan sehari hari menggunakan panggilan .. oh dia ketua depera.. oh dia anggota dewan… dan yang sejenisnya… ungkapan ungkapan tersebut sudah seperti menjadi suatu kebanggan …

Ambisi diantara mereka untuk mencapai target dalam pemerintahan.. menyeret mereka untuk menghalal kan cara cara yang tidak ahsan…. Yang melupakan pada da’wah ilallah…

Kecintaan mendalam saudara saudara ikhwah di tarbiyah pada tafsir dan karya karya said Qutb [4]. Mereka mungkin hampir tidak terpiirkan bahwa para ulama terkemuka di abad ini banyak mengkritik tafsir tersebut dan telah dilakukan study mengenai pemikiran pemikiran sesat dari said Qutb itu sendiri..

Ketidak tahuan ini karena mereka sendiri belum pernah tahu siapakah ulama ulama yang harus di jadikan pijakan dan referensi. Mereka cendrung merefer ke ulama ulama moderat yang memiliki paham mu’tazilah…Mereka tentu akan kaget dengan kritikan kritikan pedas terhadap Yusuf Qordhowi [5]… karena sebagaian besar dari mereka yang mereka sangat tahu dan familiar dengan fatwa-fatwa ulama ini….

Wallahualam bishsowab…

Sekali lagi Saya himbau untuk take time membaca artikel artikel di footnote.. karena sebenarnya pada link link tersebut ikhwah fillah semua bisa menemukan penjelasan yang lebih baik yang bisa menghantarkan pada pemahaman yang sebenarnya… ……

Sumber: http://ardhillah.blogspot.com/2007/03/hijrah-bagian-3.html

.

Melanjutkan tulisan yang sebelumnya….

4. Demonstrasi sebagai kewajiban.

Demonstrasi [1] merupakan salah satu agenda dari pengajian. Sering sekali murobbi mewajibkan untuk hadir dalam demonstrasi. Biasanya kalau ada intruksi demo atau kegiatan kepartaian, setiap anggota liqo di instruksikan untuk hadir, dan pada pertemuan di pekan selanjutnya akan di tanyakan alasan ketidak hadiran kalau dia tidak hadir.

Masing masing kelompok punya cara untuk dalam hal pemberian sangsi. Bisa berbentuk duit (atau yang di sebut infaq), bisa berbentuk hafalan Qur’an dan yang lain lain.

Selama beberapa tahun mengikuti rangkaian kegiatan tarbiyah alhamdulillah hampir tidak pernah mengikuti rangkaian kegiatan kepartaian. Tetapi kebetulan Saya pernah sekali saya ikutan demo..

Saya akan share apa yang Saya temukan dalam kegiatan demonstrasi tersebut……

Pada demonstrasi ini semua kader dan simpatisan di harapkan ikut. Biasanya diinstruksikan menggunakan pakaian warna tertentu [biasanya putih]…

Demonstrasi ini membuat keluarkan wanita wanita nya dari rumah… dan ini tentunya suatu yang jauh dari apa yang disunnahkan…. Telihat banyak mudhorotnya…. Wanita dan anak anak kecil berjalan sepanjangan jalan dibawah terik matahari.. mereka mengajak anak anak mereka yang masih bayi bahkan yang masih di dalam kandungan… astaghfirullah… Anak-anak kecil menangis kecapekan dan kepanasan, sementara ibunya tidak sanggup menggendong lagi, akhirnya di paksakan untuk terus berjalan.. Bukanlah ini adalah suatu kezaliman…..

Kalaulah sampai ibu hamil ke guguran.. bukankah itu suatu ke zaliman terhadap anak yang di kandungnya ?

Tetapi mereka berkeyakinan bahwa mereka sedang melakukan jihad yang besar……Jadi mungkin kalau sampai ada yang mati kelelahan atau ada ibu ibu yang keguguran.. itu dianggap sebagai ke syahidan… astaghfirullah…

Para wanita yang jalan dan terexpose bebas tidak lepas dari kemungkinan terjadinya ikhtilath [2] , dimana mereka akan bebas di pandang oleh lawan jenisnya sepanjang perjalanan…Para wartawan yang diundang untuk meliput demo juga begitu bebasnya mengambil foto foto akhwat…. Ini pengalaman pribadi karena seorang fotografer took my picture many times :(

Setelah sampainya di tempat berkumpul di mana demo akan di pusatkan… mereka akan mengadakan orasi.. yang di iringi dengan nyanyian dan “musik”… Suasana lebih tidak terkendali, hijab antar pria dan wanita sudah makin tidak jelas lagi…… ikhtilath, hiru pikuk… tidak jauh berbeda seperti konser seni dan musik kecil kecilan yang di kemas secara islami…

Ini pekara meniru niru kaum kafir…. Dari mulai demonstrasi sampai penciptaan orasi, musik,… nyanyian yang islami… semuanya hampir tidak berbeda tapi di kemas secara islami….

Sumber : http://ardhillah.blogspot.com/2007/03/hijrah-bagian-4.html

.

5. Dalam hal perkawinan…

Dalam hal perkawinan mereka memiliki lembaga sendiri yang memproses biodata untuk menjodohkan anggota anggotanya yang biasanya proses di tangan murobbi.

Seperti perkataan seorang ustadz yang juga mantan ikhwani beliau mengatakan murobbi kemungkinan bisa memegang banyak foto dan biodata akhwat/ikhwan .. dan yang sampai ke mad’u biasanya satu saja. Subhanallah….

Sempat mendengar curhatan beberapa rekan di tarbiyah akan ketakutan dan kekhawatiran mereka akan bagaimana reaksi dari murobbi bila mereka memiliki calon sendiri…. Karena sebelumnya murobbi mengatakan sekarang fenomena yang terjadi para mad’u lebih sering melakukan proses mereka sendiri, langsung ke orang tua.. dan murobbi hanya tinggal di beri pemberitahuan akhir tanggal pernikahan.
Hal seperti tersebut dianggap menyalahi “prosedur” dan sebagai indikasi mad’unya belum paham, berarti proses “tarbiyah” yang tidak berhasil. Seharusnya setiap mad’u paham mereka adalah bagian dari jama’ah dan menyerahkan urusan pernikahan juga pada jama’ah. Karena sesuatu yang di tentukan oleh jama’ah akan lebih baik.. karena berkenaan dengan kepentingan jama’ah…

Pernikahan yang seharusnya sederhana , karena prosedur ini menjadi lebih ribet prosesnya……..

Dalam hal ini peran murobbi dalam perkawinan bisa melebihi orang tua.

Saya sempat sesekali mengemukakan pendapat bahwa setiap fatwa yang Saya baca selalu para ulama menempatkan orang tua sebagai orang pertama dan penentu dalam hal perkawiman.. bahkan pernah di sampaikan dalam suatu dauroh, para peserta sama sekali tidak mengindahkan perkataan tersebut.

Mereka menganggap orang tua adalah sebagai pihak yang terakhir yang harus di beri tahu pada saat semuanya sudah 100% okay… Yang berarti setelah proses lewat murobbi.. dan setelah masing masing bertemu dan berkenalan di dampingi murobbi …dan setelah kedua belah pihak setuju dan murobbi juga setuju… mereka baru mengadakan pendekatan ke orang tua…..

Alasannya kalau dari awal proses orang tua sudah diberi tahu takutnya orang tua akan menyimpan harapan, nantinya kalau tidak jadi orang tua akan ikutan kecewa…

Alasan lainnya dengan pertimbangan kemungkinan orang tua tidak paham tentang konsep pemilihan calon suami/istri yang syar’i, jadi diusahakan menghindari masalah terhadap orang tua yang tidak sefikrah…

Mereka beranggapan kalau setiap ikhwan yang mau melamar langsung datang ke orang tua ini malah bisa membuat proses tidak jelas….Bisa jadi ikwannya tidak sefikroh dan tidak paham akan kepentingan dakwah….

Mad’u harus percaya pada murobbi bahwa dia mengenal mad’u nya dan tahu apa yang terbaik bagi mad’u nya….

Apakah benar seorang murobbi bisa menggantikan posisi mahram dalam pertemuan pertemuan ta’aruf tersebut ? Rasulullah sallahu alaihi wassalam meletakkan orang tua sebagai wali dan peran ini tidak tergantikan selagi tidak ada alasan syar’i…Dalam hal ini peranan murobbi sebagai pengganti mahram untuk proses perkenalan perlu juga di ditinjau lagi.

Menjadikan “murobbi” atau siapapun untuk menjadi perantara dalam suatu perkenalan bukanlah suatu yang salah…tapi menjadikan ini suatu prosedur yang baku dan kaku, seperti membuat suatu syariat tersendiri.. dan bahkan dampaknya bisa di lihat dan di rasakan bagaimana mad’u menjadikan tersebut sebagai suatu prosedur yang resmi dan benar bahkan mereka mengecilkan peran orang tua dalam proses tersebut….

Ada suatu kisah pernikahan seoarang akhwat yang cukup dramatisir.. dimana dia pada detik detik terakhir menolak menikah dengan calon yang diajukan oleh orang tuanya [yang beliau akui sendiri ikhwan tersebut sebenarnya sholeh] hanya dia lebih memilih jodoh dari teman teman sejamaahnya karena dianggap itu lebih memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan “dakwah”… subhanallah…

Ukhti fillah …. Bisa di bayangkan bagaimana orang tua yang membesarkan anti dan mendidik anti, orang yang cendrung lebih dekat dan senantiasa berusaha membahagiakan dan memahami anti …. Mereka menjadi orang yang paling terakhir tahu tetang pilihan anaknya…… Subhanallah.. Kalau kita menempatkan diri kita di posisi ibu atau ayah kita.. kita bisa tahu bagaimana rasanya….. Tentu sangat sedih sekali… Terus terang ini menjadi hal yang tak terbayangkan karena Saya berasal dari keluarga yang memiliki ikatan yang sangat erat sesama anggota keluarga apalagi dengan orang tua yang tidak pernah menyimpan rahasia…. karena selalu beranggapan orang tua adalah segalanya….. wallahualam… .

Untuk murobbi yang keras sangat, akan susah untuk menikah dengan orang yang diluar jama’ah… tapi sekarang ini biasanya lebih terbuka… tapi biasanya diharapkan ikhwannya disuruh mengaji.. alasannya biar dia benar benar paham tentang pernikahan itu…Sebenarnya ini merupakan cara lain untuk menambah jumlah kader juga…. Bila datang melamar akhwat yang ikhwani.. dan orang tuanya juga ikhwani… jangan kaget bila ditanyakan “antum” tarbiyah tidak ? walaupun ikhwan yang datang adalah ikhwan lulusan fakultas syariah.. Karena pemahaman tarbiyah ikwani dengan arti tarbiyah yang sebenarnya sudah kabur….

Salah satu pertanyaan yang akan diajukan oleh calon pelamar adalah, apakah aktifitas nya dalam kepartaian…. Jadi aktifitas dakwah di kepartaian juga menjadi tolak ukur…

Untuk mereka yang sudah di tingkat atas.. menikah dengan orang luar biasanya relative lebih susah.. karena di harapkan mereka menikah dengan orang jamaah demi kelangsungan da’wah…

Note

Untuk lebih paham pembahasan nikah secara syar’i bisa download “Nikah dari A sampai Z” oleh Ust. Sabiq. Dapat di download di http://assunnah.mine.nu./
.

6. Kerahasiaan..

Ada kerahasiaan yang sampai saat ini Saya belum begitu paham mengapa hal itu perlu dilakukan…

Kita tidak boleh bercerita siapa siapa saja anggota kelompok liqo kita… Bahkan diharapkan di antara sesama jama’ah tidak mengetahui murobbinya siapa….

Aneh memang…

Sewaktu selepas menghadiri walimah seorang ukhti, bersama dengan beberapa teman se liqo bermaksud untuk langsung menuju ke rumah murobbi untuk liqo… Tapi di tengah perjalanan bertemu dengan rekan ikhwani yang lain…. Mereka tidak mau saling berterus terang kalau sekarang nih kita lagi mau mengaji…….

Tidak mengerti knapa harus begitu….

Adapun sering ada dauroh dauroh yang hanya bisa di hadiri oleh orang orang tertentu saja…. Ini apalagi akan lebih rahasia … Tidak semua majelis akan terbuka bagi masyarakat umum…..

Terkadang dalam pembentukan panitian walimahan… para panitia berusaha memikirkan cara bagaimana agar para undangan tidak tahu bahwa panitia adalah teman teman se liqo dengan mempelai…..

Benar benar out of my mind untuk memahami cara seperti ini….

Itu sebagaian kecil yang dapat Saya paparkan, rasanya beberapa points tersebut sudah cukup untuk memantapkan hati untuk keluar dari lingkungan hizbiyah….

Sumber: http://ardhillah.blogspot.com/2007/03/hijrah-bagian-5.html

.

Daftar akan sangat panjang sekali kalau mau di paparkan satu persatu….Mudah-mudahan gambaran yang singkat tersebut sudah cukup untuk membuka mata hati…. insyaAllah…

Lalu bagaimana Saya bersentuhan dengan dakwah salafiyah….InsyaAllah Saya akan berbagi sedikit bagaimana Saya bersentuhan dengan dakwah salafiyah….

Alhamdulillah.. Allah sangat maha pengasih pada saat hambaNnya yang lemah ini. Pada saat masa masa “kejahilan” [in my ignotance time]… Allah mempertemukan Saya dengan orang orang yang tepat.

Kilas balik…..
Saya sudah kenal dekat dengan dakwah tarbiyah aka ikhwani… semenjak SMA… sampai lulus S2 [Master degree program], dan bekerja…

Tapi Saya baru tahu kalau pengajian pengajian yang sering Saya ikutin itu adalah pengajian tarbiyah ala ikhwani yang berkaitan dengan PKS sekitar pada musim pemilu yang lalu…. Karena menjelang kampaye pemilu aktivitas liqo juga lebih di tekankan pada masalah politik.. dan juga para anggota liqo di harapkan memberi sumbangan buat kampanye… membantu membuat bendera bendera…..

Walau sudah tahu Saya masih tetap berada di lingkungan majelis mereka karena Saya pikir Saya masih dapat mengambil hal yang positive dari majelis mereka…. Ini yang Saya sesali.. karena alangkah banyaknya waktu yang telah terbuang…..

Saat itu niat Saya murni hanya untuk thollabul ilmy [menuntut ilmu]. Kehausan akan ilmu membuat Saya terbiasa berkeliling setiap ada kesempatan untuk menghadiri majelis majelis ilmu yang ada…Sekarang Saya baru benar benar menyadari bahwa hampir semua majelis majelis di SMA atau di universitas universitas bahkan di lingkungan tempat tinggal.. di pegang oleh ikhwah tarbiyah… dan apa yang telah Saya pelajari banyak sekali bercampur dengan ke bathilan… astaghfirullah…

Seperti sudah ada suatu system kalau kita tertarik untuk belajar beragama paling tidak pernah menghadiri majelis majelis mereka. Saya yakin banyak sekali para aktivis aktivis keagamaan di Indonesia ini yang sekarang telah menemukan manhaj salaf sebelumnya mereka pernah terlibat dalam pergerakan ikhwanul muslimin ini…

Dari SMA ada suatu kegiatan yang namaya DKM [dakwah keluarga masjid] dengan system mentoring metoring [sama dengan liqo] yang biasanya pembimbingnya [murobbi nya] adalah kakak kakak senior…..

Di perguruan tinggi [universitas] system mereka lebih teroganisir. Contohnya di kampus tempat Saya dulu belajar, di ITB, sejak awal penerimaan mahasiswa baru, mereka sudah memegang kendali mahasiswa mahasiswa muslim…. Dari masa orientasi akan ada kelompok mentoring mentoring agama, dan ini mereka yang pegang. Selanjutnya di masa perkuliahan agama dan perkuliahan etika islam di bentuk juga kelompok kelompok mentoring, yang juga dipegang oleh para aktivis ikhwani.

Bagi mereka yang terlihat tertarik untuk belajar agama, metoring ini akan terus berlanjut. Di tiap tiap jurusan juga demikian… kalau ada aktivis di jurusan tersebut, di harapkan akan ada regenerasi… sehingga harus ada pembinaan…..

Strategi yang lain… mereka akan mengatur rapi bagaimana mengkampanyekan agar setiap president mahasiswa… ketua himpunan mahasiswa dan lain lain akan jatuh di tangan orang tarbiyah… ini bermaksud untuk menguasai system… wallahualam…

Alangkah baiknya bila kesibukan menyusun strategi dan niat baik mereka untuk mengundang orang lain ke hidayah islam benar benar dilakukan dengan manhaj yang benar dan diiringi dengan pengembangan keilmuan/keilmiyahan yang memadai… Tapi hanya disayangkan … kegiatan keilmuan makin berkurang… tetapi makin membudayanya kebid’ahan…

Saya sempat di tempatkan satu kelompok liqo dengan mereka yang sudah menjadi aktivis aktivis dakwah di kampus mereka masing masing…. Tapi dengan semakin tingginya tingkatan kelompok liqo’at yang diikuti semakin dirasakan majelis tersebut jauh dari keilmuan..

Alhamdulillah seperti yang Saya sampaikan di awal tulisan ini… Saya sangat beruntung bertemu dengan orang orang yang tepat pada saat zaman zaman masih “ignorance”….

Pada saat awal Saya mengenal internet [sebelum lulus dari bachelor degree (S1) Saya bertemu dengan seorang ustadz lulusan dari madinah university… Saat itu Saya membaca mengenai wahabi… Saya mengunjungi website yang salah yang semuanya menjelek jelekkan wahabi… Tapi Saya sendiri tidak paham apa itu wahabi dan sangat penasaran apa sih wahabi itu…

Kebetulan waktu itu Saya juga sedang belajar menggunakan fasilitas yahoo messenger.. dan mencoba coba masuk room islam… Tertarik dengan nick name Saya yang sangat Indonesia.. beliau menghantarkan messages…. Dan somehow Saya langsung tanya ke beliau apakah beliau tahu apa itu wahabi…

Saya bisa melihat beliau ragu ragu untuk menjawabnya, mungkin karena belum tahu seberapa jauh pengetahuan Saya dan seberapa banyak yang bisa di katakan…. Wallahulam..

Alhamdulillah walau beliau berkesan sangat cerewet (banyak memberi nasehat)..tapi sangat membantu sekali… Pemikiran pemikiran beliau awalnya Saya anggap aneh tapi setiap keanehan itu selalu Saya usahakan untuk memahami dan terus belajar dari mana hal tersebut berasal. Dalam berbagai kesempatan Saya sering mengklarifikasi apa yang Saya baca…. Dan bertanya beliau tentang ulama penulisnya apakah beliau ahlus sunnah atau bukan…

Sewaktu Saya menemukan buku yang berisi koreksi habis habisan terhadap Yusuf Qardhawi… Saya bertanya pada beliau apakah beliau kenal nama nama ulama yang memberikan pendapat di buku tersebut…. Beliau berkata bahwa ulama ulama yang berbicara tersebut adalah ulama ahlus sunnah….. Beliau sempat menasehati mengenai Yusuf Qardhawi…dan beliau mengatakan beliau sendiri pernah merasa marah terhadap beberapa pendapat Yusuf Qardhawi yang berlepas dari pendapat pendapat para salaf ….. Saat itu …Saya masih belum paham…

Walaupun Saya menunjukkan kegaguman Saya pada Yusuf Qardhawi… beliau senantiasa mengemukakan pendapat beliau tentang Yusuf Qardhawi dengan baik… Sempat juga beliau menyarankan lebih baik agar Saya banyak membaca buku buku ulama yang sudah jelas keshahihannya….

Ternyata belajar islam yang benar itu bisa dikatakan tidak mungkin dilakukan dengan otodidak.. hanya membaca… tapi kita lebih baik harus datang ke majelis majelis ilmu dan memiliki pembimbing yang benar benar paham akan deen…. bukan dari Murobbi yang rata rata pengetahuannya juga sama sama aja seperti kita…

Dan selanjutnya di saat itu Saya mulai kenal dunia maya dan banyak menggunakan fasilitas itu untuk banyak membaca… Saya banyak menemukan hal hal yang berbeda dan pola pikir yang berbeda dengan pemikiran Saya….

Saya hampir sudah membaca keseluruhan bagian dari website website yang berbasis ikhwani yang Saya temukan…. Setiap menemukan sites yang menarik Saya cendrung untuk meng ekplorenya sampai habis….

Dan pada saat itu Saya juga sedikit sedikit membaca website dari ulama salafy…Saya belum bisa sepenuhnya memahami fatwa fatwa mereka karena style mereka berbeda.. tidak mengeluarkan fatwa dengan pertimbangan menggunakan akal dan logika dan bukan pula fatwa fatwa yang hanya menggunakan dalil untuk mengukuhkan akal dan logika.. tapi fatwa fatwa mereka selalu berangkat dari pemaparan dalil dalil yang shohih… dan akal selalu tunduk pada dalil dalil itu……

Tapi anehnya, Saya mengambil kesimpulan sendiri kalau Saya ingin mengetahui fatwa fatwa dalam hal aqidah dan hal hal hukum, Saya prefer untuk menggunakan website website mereka… karena Saya selalu prefer untuk lebih baik berhati hati….

Para ikhwah ikhwani pasti sangat terbiasa dengan fatwa yang membeberkan tentang penjelasan secara akal .. penjelasan secara ilmiyah bagi mereka adalah penjelasan secara logika….

Alhamdulillah Saya sudah senang baca tafsir dan hadist dari semasa high school.. Lambat laun bisa belajar untuk memahami dan menerima at least jadi waspada bila telah menemukan hadist dan nash yang shohih pastinya tanpa harus bertanya dan menuntut penjelasan secara akal..

Lalu seorang ukhti dari Solo meminta Saya membantu dia untuk mengelolah sebuah Islamic mailist…. Dia juga seorang salafy…, group yang di kelolanya juga bermanhaj salaf. Dia punya cita cita yang mulia ingin menyebarkan dakwah salafy dengan cara yang indah…..

Saat itu Saya susah untuk memahami dia…sering kesal juga dengan dia… Tapi dari situ Saya terus belajar untuk memahaminya…. Dan mencari tahu apa yang mendasari dia bertindak seperti itu… Alhamdulillah sekarang di sadari walaupun masih muda dia sudah sampai pada ajaran yang haq lebih awal… dan memahami hal hal yang dulu Saya belum pahami…

Saya mulai lebih banyak mempelajari tentang pergerakan pergerakan… karena sebagai moderator group memiliki tanggung jawab yang besar untuk tidak meng approve email yang salah…. Saya lumayan sering di tegur karena salah meng approve email… :)

Saya dulu sempat kesal sekali dengan ikhwah salafi.. terkesan mereka adalah orang orang yang senang menyerang orang lain….. Mungkin kebanyakan ikhwah salafi yang Saya temukan adalah para tholabul ilmy yang memang cendrung untuk bersikap keras dan terlalu bersemangat….Sebenarnya mereka berniat baik…mudah mudahan Allah membalas niatan baik mereka.

Saya berusaha meneliti dan mengkaji tulisan tulisan ulama rujukan mereka dan berusaha memahapi pola fikir ikhwah salafy…

Sikap keras dan kehatian hatian dari ikhwah salafy membuat Saya belajar untuk berhati hati dengan setiap apa yang Saya tulis dan Saya katakan apalagi bila hal tersebut berhubungan dalam hal deen… Setiap kalimat yang terucap harus berdasar dan berdalil… ini membantu Saya untuk lebih memahami tafsir dan syarah… dan mengkaji suatu hal mendalam terlebih dahulu sebelum berpendapat….

Dari banyak membaca tafsir.. ada suatu pola pikir yang tertanam dalam hati.. bahwa ada suatu kesenangan bila tafsir itu di tafsirkan dengan atsar atsar yang shohih yang di jelaskan dengan penjelasan hadist hadist dan juga penafsiran para ulama ulama salaf…. Subhanallah seperti menemukan mutiara mutiara ilmu yang sangat berharga..….

Saya kurang senang membaca tafsir yang kebanyakan adalah ulasan pemikiran sang penulis tafsir dan hanya interprestasi dari logika logika…. Dari sini Saya sangat mencintai tafsir ibnu katsir terbitan pustaka Syafi’i… subhanallah….

Sewaktu Saya pindah kerja ke Batam… Saya sangat haus dengan majelis ilmu dan mulai mencari cari…. Saya mengamati email email yang di forward melalui rekan rekan kantor…. Dan berusaha menanyakan majelis majilis ilmu yang mereka ikuti… alhamdulillah menemukan majelis salafi di sini..

Saya juga sudah ikutan majelis ikhwani di sini.. karena walaupun pindah.. mereka akan tetap mentransfer kader kadernya…. Saya di tempatkan pada marhala yang lebih tinggi… dimana teman se liqo Saya adalah para istri ustadz dan istri istri para aktivis kepartaian….

Semasa liburan lebaran kemarin… Saya mengkaji lebih intensif dengan mendengarkan beberapa ceramah mengenai manhaj salaf… dan bahayanya bermajelis dengan ahlul bid’ah…. Subhanallah… setelah mendengarkannya .. hati menjadi tidak tentram… Seakan satu kaki berada di kubangan lumpur…

Rasanya Saya tidak memiliki alasan lain setelah memahami banyaknya praktek kebid’ahan di majelis ikhwani untuk tetap melanjutkan bermajelis dengan mereka….Saya selalu berfikir.. kok tega meninggalkan saudara-saudara seiman tanpa berusaha melakukan sesuatu untuk mendakwahi…. Tapi untuk dakwah itu sendiri sulit karena teman teman seliqo Saya sudah pada senior sudah mendarah daging paham dan pemikiran ke ikhwani nya.

Saya tidak dapat berbuat banyak, dan Saya tidak dalam kapasitas untuk berbuat lebih banyak…. InsyaAllah ini membulatkan tekat untuk bara’ (berlepas diri) terhadap semua dakwah “tarbiyah” aka “ikwani” aka “PKS”

Sumber: http://ardhillah.blogspot.com/2007/03/hijrah-bagian-6.html

.

Saat itu hati sudah bulat ingin mengundurkan diri dari tarbiyah dan semua aktivitasnya… Saya sudah hampir tidak pernah hadir liqo…. Saya mengutamakan melakukan aktivitas lain bila ada jadwal liqo. Teman teman di liqo sudah mulai kehilangan Saya, beberapa dari mereka berusaha menghubungi Saya. Bahkan murobbi.

Ada rasa seperti di kejar kejar bila hari liqo tiba, siap siap untuk menjawab pertanyaan murobbi alasan ketidak hadiran.

Saya fikir, untuk lari begitu saja dari liqo itu tidak ahsan… berkesan tidak baik dan bukan cara yang dewasa dalam menyelesaikan permasalahan. Dan Saya tahu mereka akan berusaha dengan segala cara untuk tetap menghubungi Saya kalau Saya tidak mengemukakan alasan yang sejujurnya… Terlebih lagi Saya tidak mau meciptakan alasan yang berbohong untuk menghidari mereka… Mereka tidak mau kehilangan kader kadernya, dan akan selalu berusaha untuk membuat kita kembali… Seperti melibatkan kita lebih dalam dengan kegiatan kegiatan mereka, memberi jabatan dan amanah, yang mungkin akan memberatkan langkah kita dan ini bisa menjadi perang batin bahwa mungkin itu adalah jalan untuk “berdakwah”

Saya tidak hadir dalam liqo selama beberapa bulan untuk menguatkan hati dan menemukan cara bagaimana menyampaikan maksud pengunduran diri Saya kepada murobbi….

Akhirnya tiba saatnya Saya siap untuk mengatakan kepada murobbi. Saya hadir di tempat liqo menjelang liqo sudah usai.. karena Saya sudah bertekad tidak ingin terlibat lagi dalam majelis tersebut….dan tidak ingin terlibat dalam pembicaraan pembicaraan kepartaian atau agenda dakwah mereka….

Sewaktu Saya datang…. Subhanallah mereka benar benar baik sekali… kebetulan murobbi lagi mencoba resep baru.. jadi Saya benar benar di jamu. Saya sempat takjub melihat anak anak mereka yang sudah mulai besar…. Hati sempat goyah juga… Tapi di kuatkan lagi… Sebelum hadir Saya sudah bilang ke murobbi kalau Saya mau berbicara dengan beliau selepas majelis…

Mungkin ikhwah sekalian panasaran bagaimana pembicaraan kita…

InsyaAllah Saya share agar ini bisa di jadikan reference untuk mereka yang pernah bernasib sama dengan Saya..

Beberapa tips untuk mengundurkan diri ..

1. Cari dukungan dan share pengalaman dari yang pernah bernasib sama.
Kebetulan di tempat Saya bekerja ada seorang ikhwan yang dulunya sangat aktif di tarbiyah.. Alhamdulillah beliau hijrah ke manhaj salaf… Saya penasaran bagaimana beliau bisa keluar dari tarbiyah… Saya kirim beliau email.. alhamdulillah istri beliau mereply email Saya tersebut dan ikutan nimrung untuk berbagi pengalaman beliau… alhamdulillah… Saya jadi dapat teman baru…. Ini sungguh menguatkan….

2. Temukan pengajian rutin salaf terlebih dahulu… kumpulkan jadwal kajiannya dan cari teman akhwat…

Alhamdulillah dengan perkenalan dengan ukty tersebut.. Saya jadi tahu jadwal kajian dan punya teman untuk ke kajiannnya…

Sebenarnya ini merupakan strategi nantinya pada saat berbicara dengan murobbi. Kita bisa mengatakan kepada murobbi untuk mengatakan bahwa kita ingin mengikuti kajian di tempat lain…. Seorang muslim yang berhati ikhlas pasti tidak akan menghalangi muslim yang lainnnya yang ingin menuntut ilmu di tempat lain.. walaupun itu berarti dia keluar dari lingkungan jama’ahnya…

3. Mengatakan yang sejujurnya…
Saya memilih untuk mengatakan apa adanya yang Saya rasakan….
Sewaktu Saya sudah berhadap hadapan dengan murobbi… Saya katakan dengan sejujurnya.. kalau Saya ingin mengundurkan diri dan ingin mengikuti manhaj salaf….

Murobbi somehow sempat menanyakan tentang calon suami yang Saya inginkan… Saya tidak tahu apa maksud beliau . wallahualam.. Tapi hanya sempat terbayangkan kalau harus menikah dengan orang yang tidak sefikrah yang sudah terjerat dalam intrik intrik perpolitikan…..Na’uzubillah…

Selanjutnya pembicaraan di arahkan kembali ke topiknya….Saya jelaskan kepada beliau bahwa Saya sudah mengenal manhaj ini cukup lama. Saya lihat dakwah salaf di kota ini cukup berkembang dan banyak majelis majelis ilmu….Saya sangat rindu akan majelis ilmu yang berisikan kalamullah… perkataan Rasulullah dan para sahabatnya..

Saya share kebeliau bahwa Saya seperti merasakan suatu kehilangan yang sangat, kehilangan momen moment untuk lebih mengenal ulama ulama besar abad ini, padahal setiap ustadz ustadz yang pernah belajar ke negeri arab pastilah menjadi murid murid mereka….Telah banyak waktu terlewat untuk mendalami tulisan tulisan dan karya karya mereka…

Alhamdulillah ternyata tidak sesusah yang di bayangkan… murobbi menerimanya…. Beliau berkesimpulan maksud Saya untuk berlepas dari jama’ah mereka karena dalam suatu pencarian (perjalanan ke rohanian)…

Sempat terjadi dialog dengan beliau tentang pandangan beliau mengenai salafy.. Kesempatan ini Saya manfaatkan untuk mengklarify beberapa hal yang salah yang di pahami beliau….

Banyak hal yang kita diskusikan… alhamdulillah… bisa melangkah keluar dari rumah beliau dengan rasa lega…. Dengan keyakinan ukhuwah itu masih ada….

Alhamdulillah.. tidak susah….

Banyak kesan kesan yang salah dari para ikhwah di tarbiyah terhadap da’wah salafiyah…

Alhamdulillah setelah lebih mengenal manhaj ini… Saya benar benar menemukan suatu jalan yang terang… dan tahu harus kemana melangkah…

Dulu sering terombang ambing dalam kebingungan… karena dulu lebih memfokuskan sesuatu dengan timbangan akal dan perasaan… sering sakit hati melihat orang orang yang berkesan keras… Dulu bingung dengan pendapat begitu banyak orang ..bingung memutuskan mana yang benar.. seakan akan semua orang bisa berpendapat.. dan mereka selalu tahu cara untuk meyakinkan untuk men-support pendapatnya…

Sebagai seorang yang sudah mengenal islam sejak lahir, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan para mualaf yang baru menerima islam…

Ada suatu tekat yang keras dalam hati.. Saya harus memperlajari agama dengan yang sebenar benarnya… dan senantiasa memohon untuk di berikan petunjuk kejalan yang lurus.. sering menangis sendiri karena kekecewaan…. masyaAllah…

Hal ini dikarena semakin banyaknya jalan jalan yang menyimpang dari yang haq… dan yang haq sudah semakin terkaburkan……

Alhamdulillah Allah menjawab semua itu….
Sebenarnya islam itu mudah dan sederhana…. Allah telah membuat agama ini sempurna… Melalui RasulNya semuanya telah di sampaikan… kita hanya tinggal mengikut dan mencontoh… kita tidak di suruh mekreasi sendiri dan merasa rasa apakah hal tersebut baik atau tidak….

Mahaj salaf sering di musuhi karena manhaj ini selalu berusaha memurnikan ajaran agama ini…menjelaskan kesalahan, meluruskannya…. Bukan menyembunyikan dam membiarkannya…. Allah subhana wata’ala mengatakan “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui” (QS Al Baqarah:42)…

Bila membiarkan saja kesalahan kesalahan fatal atas nama persatuan maka sama saja menghalalkan ajakan ajakan ke jalan yang batil,ke jalan neraka…. Bila membiarkan saja pekara pekara yang bisa membuka jalan kepada ke bid’ahan dengan alasan sebagai metoda dalam berdakwah… justru ini akan mengaburkan sunnah yang sebenarnya.. dan mendorong orang untuk jatuh dalam jurang kebid’ahan… dan yang terpenting.. apakah ini metoda para nabi dan rasul….

Bila setelah di beri peringatan yang semakin gentar mengkampanyekan kebatilannya dengan dalil dalil mereka tafsirkan sendiri… maka umat harus di beri peringatan akan semua kejelekkan mereka agar tidak semakin banyak yang terjerumus…. Kalau kita membiarkannya.. ini sama saja membiarkan orang lain … saudara saudara kita yang awam terjerumus ke jurang neraka… astaghfirullah…

Yang Saya rasakan… memberi nasehat dan peringatan ini adalah kasih sayang yang sesungguhnya. Mengembalikan saudara saudara yang tidak tahu mereka berada di kesesatan untuk kembali ke jalan yang haq.. kejalan yang lurus .. kejalan para sahabat yang Allah terlah ridhoi atas mereka….Karena deen ini adalah nasehat…..

Pengalaman pribadi bukan suatu ukuran kebenaran…
Bagi saudara saudara yang merasa masih merasakan nilai positif berada di “tarbiyah” aka “ikhwani” aka “PKS”… ingatlah bahwa ukuran kebenaran itu adalah dengan kita ber ittiba’ kepada Rasulullah salahu alahi wassalam…. pada praktek para sahabat sahabat beliau.. karena mereka adalah generasi yang terbaik…

Pada saat mereka telah wafat…sekarang ini penting bagi kita untuk mengukur kebenaran itu dengan tidak berlepas dari para ulama, karena mereka adalah pewaris para Nabi. Coba lihat fatwa fatwa ulama rabbani ini …. Mereka telah mengeluarkan fatwa untuk memperingatkan umat dari manhaj dakwah ikhwanul muslimin…..

Apakah fatwa fatwa mereka tidak membuat hati ikhwah fillah tidak nyaman ? Masih tetap berkeras bahwa “hal positif” yang antum rasakan benar benar haq? Ingatlah kapasitas keilmuan kita tidak sampai ke sana untuk melihat dan menela’ah secara ilmiah untuk menemukan yang salah ……

Saya menghimbau bagi para thollabul ilmy alangkah baiknya bila mulai belajar islam dari sumber yang benar.. dan setiap melakukan suatu hal harus ada set dalam pikiran apakah itu yang di ajarkan oleh Rasulullah sallahu alahi wassalam dan di praktekkan oleh para sahabat.

Segala sesuatu yang baik itu pasti telah di jelaskan dengan terang oleh Allah dan Rasulnya….. Dan semua praktek ibadah yang baik pasti para sahabat akan berlomba lomba mempraktekkannya.. karena mereka dalah generasi yang terbaik….

Berhati hati terhadap ke bid’ahan …. Dan semua firqoh firqoh yang ada… terkadang tidak dalam kapasitas kita untuk berada di sana tanpa tersesat…. Semakin kita duduk dan bermajelis di sana.. semakin kita berada dalam suatu lingkaran yang membuat kebid’ahan itu semakin mendarah daging… tanpa kita sadari itu adalah suatu perkara yang bid’ah… na’uzubillah….

Kalau antum sudah mendapatkan manhaj yang lurus ini…. Inilah jalan yang sangat berharga dan mahal… alangkah tinggi dan mulianya ilmu yang haq tersebut. Jangan biarkan diri antum terus berada dalam kubangan Lumpur bila antum sudah menemukan suatu kolam yang jernih…. Jalan jalan para salafush sholeh… kembali pada kehidupan dan pemahaman mereka …dan menjadi orang orang yang berusaha meniti jalan mereka….

Suatu harapan, Saya berharap untuk berbagi kebahagian menemukan manhaj yang lurus ini kepada saudara Saya di tarbiyah… tidak suatu kebahagiaan yang lebih baik dari pada kita bisa berbagi bagian terbaik yang telah kita temukan… dan berharap mereka tidak harus melewati jalan yang berliku untuk menemukan keindahan berada di manhaj yang lurus ini…. insyaAllah…

Tulisan ini Saya tutup, dengan semua kekurangannya… mohonan maaf yang sebesarnya bila ada kata kata yang tidak berkenan… Semuanya di niatkan untuk menasehati… dengan harapan kebenaran bisa sampai melalui tulisan ini…..

Mudah mudahan kita semua menjadi mereka yang meniti jalan para salafus shsoleh… berada pada jalan mereka yang lurus… berakidah yang murni….dan semua pengikutnya sampai akhir jalam… InsyaAllah Allah akan mewafatkan kita dalam keadaan yang Allah ridhoi…. dalam keadaan mulia memperjuangkan sunnah Rasul nya…. ….Ameen…

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika

Sumber: http://ardhillah.blogspot.com/2007/03/hijrah-bagian-7-alhamdulillah-tamat.html

.

 

81 thoughts on “Kaderisasi PKS (Termasuk Perjodohan) dalam Pandangan Mantan (Sekr Salafy)

  1. Pingback: Like me, kenapa hijrah dari PKS | Abu Hafsh Nugroho Blog

  2. kayanya ga gitu-gitu banget deh, saya mau liqo/ga juga gpp, trus milih jodoh yang ga dari murrobi juga gpp, suami saya juga bukan dari tarbiyah, dia sempet ikut pengajian siah, HT, dan terakhir dia kasih kabar ke saya kalau dia ikut tarbiyah di deket kantornya… dan dia ga diharuskan ikut-ikutan politik, secara dia juga ga suka politik, hanya ingin ngaji aja…
    aku pribadi sih ga masalah dia mo ikut pengajian seperti apa, cuma pesan ku minta lah pada Allah ditunjukan jalan yang lurus… sesama muslim harusnya jangan saling menjelekan, ambil yang baik, dan tinggalkan yang buruk…
    kalau saya sekarang dah ga liqo lagi, cuma belajar sendiri dari bacaan dan diskusi kadang diskusi dengan suami…

    • nah komen ini saya agak sependapat karena merasakan juga….tulisan diatas seperti entah tarbiyah sebelah mana kok saya gak ngerasain yak….masalah jodoh, serius gak ada harus setarbiyah, bebas kok, asal kita melakukannya dengan jalan halal, gak harus ngaji, paling gak gak ngelarang kita ngaji, dan gak harus ngikut politik kok karena tarbiyah ujung2nya gak hanya PKS banyak dakwah lainnya, pks hanya salah satu sarana saja

    • bismillah. sy melihat tulisan ini hanya ingin sharing. kenapa pembaca jadi sensi gt? @astiq ga masalah suami mo
      ikut pengajian seperti apa bahkan syiah rofidhoh? komentar anda menunjukkan (maaf) kejahilan anda. @agus katanya aktiv liqo tp kok ndak tau ada hal2 yg sifatnya rahasia d pks? ala kulli hal tulisan ini mirip dg apa yg sy alami. cm beda setting tempat aj. sy aktiv d tarbiyah sejak th ke 2 kuliah d airlangga surabaya sampai bekerja. dan 10 th tarbiyah tdk cukup mengobati rasa haus akan ilmu. liqo ya begitu2 aj, jauh dr ilmu. hal kecil sj, coba tanya ttg fiqih ibadah, kaderny banyak yg ndak tau, krn jarang banget d bahas d liqo. level anggota muda yg dianggap qowi dan menjabat d struktur keilmuan jg biasa sj, krn sibuk membahas siyasi, target perolehan suara dan kursi2 d parlemen. dg hati yg ringan sy berlepas diri dr hizb tsb, alhamdulillah satu stengah th ini aktiv d ta’lim kajian salaf ahlus sunnah wal jama’ah d surabaya. seperti memulai dr nol. krn bnyak ilmu yg tdk pernah sy dapat d tarbiyah. jazakumullah khoyron tulisanya bagus, cukup mewakili kami mantan kader yg hijroh k manhaj salaf. smg istiqomah baarokallohu fiikum

    • bukan saling menyalahkan tapi saling menasihati,.jika muslim yang lain salah ya dinasihati,.kebenaran itu datangnya bisa jadi dari luar PKS,..jika yang terjadi pada mubtadi’ sekarang di PKS apa yang dikatakan murobi selalu dianggap paling bener,.apa bisa mereka meninggalkan yang buruk,.padahal sudah taklid,.tentu nasihat dari luar PKS perlu,.tapi sayang nasihat dari luar sebagai bentuk kasih sayang mah disebut menjelekkan,.jika prinsipnya kayak anda,.tidak ada saling menasihati,.mungkin cuma dari murobi saja jika ambil yang baik tinggalkan yang buruk saja

    • betul mbk,g gitu2 amat kok…sy malah jd bingung,kalau tujuanny utk menasehati knp justru tak disampaikan langsung pd yg bersangkutan yah?

  3. saling menyalahkan itu gak baik berarti merasa paling benar sendiri, lebih baik introspeksi diri aja, Dalam dakwah memang banyak cara tergantung kepada siapa kita berdakwah (luar, awam, setengah faham atau sudah faham), kalo boleh sharing pengalaman seperti juga penulis cerita apa yg di alami>>>>saya ikut liqo tapi jodoh gak dari murrobi, …….cobalah semua kepala dingin…jangan berbuat sesuatu karena pamrih pengen di anggap penting oleh sesama…ok!!

    • memang benar ada yg slah dg tarbiyah..sesuai dg penglaman saya..swaktu mncari jdoh ..sya minta djdohkn,dan org menjdohn ini org im ato pks..mreka mmsukkn faham tarbiyah..dan jika sya ga ikut tarbiyah maka mreka ga mau mecrikan /mnyarankan jdoh pd saya…apakah jdoh itu trgantung dri glongan? pkir sya…saran saya buat ikhwan2 pks … berilmu dhulu baru berkumpul2..

    • bukan saling menyalahkan tapi saling menasihati,.jika muslim yang lain salah ya dinasihati,.kebenaran itu datangnya bisa jadi dari luar PKS,.

  4. Saya juga aktif di Liqo, tapi memang yang ditulis di sini, maaf tidak semua benar. Nggak ada rahasia anggota liqo dan murrabi, dan kelompok saya juga jarang bicara politik, malah kalau ada undangan partai jarang datang. Sepertinya kita tidak bisa menyamakan semua tidak benar, karena belum tentu yang ditulis juga benar. Yang tahu hanyalah Allah, kita semua sebagai sesama muslim menuntut ilmu agama dengan cara yang berbeda, tetapi tujuan kita sama, mengharap ridho-Nya. Teruslah berjuang demi tegaknya Islam, bukan saling menjelekkan, saling menyalahkan, yang akan meruntuhkan Islam. Carilah dengan cara masing-masing untuk tegaknya agama Allah, mau dari kelompok apa, dengan cara apa, yang penting tidak menyimpang dari ajaran Allah, Insya Allah Islam akan jaya. AMin

    • tujuan kita rido Allah tapi caranya sesuai dengan sunnah Rosulullah,..syarat ibadah itu ada 2,..ikhlash dan mutaba’ah,..hadistnya shohih,..islam itu berpecah karena keluar dari sunnah Rosulullah dalam mencapai ridho Allah,.yang meruntuhkan islam justru yang membuat ajaran2 baru dalam agama ini,..teladan kita Rosulullah termasuk dalam mencari ridho Allah,.jika ditanya kepada umat nabi nuh mereka berdoa kepada wali Allah yang telah mati,.mereka menjawab dia juga untuk mencari/brdoa kpada Allah,..tapi caranya yang salah,.tapi nyatannya di ceritakan dalam Quran

    • Tapi kok lucu Ya? Katanya Partai dakwah. kok dak pernah mengkaji tentang dakwah politik ? Padahal PKS jelas-jelas partai politik. Jangan-jangan PKS (tarbiyah) memang dak punya konsep politik islam, tetapi asal comot dari sana-sini???? hayooo

    • terlalu cengeng dan di dramatis banget,,,,kita enjoy enjoy aja bahkan kalau kagak ligo badan kagak enak…nah yg buat tulisan kok liqo makin meriang……terlalu banyak berharap dalam dakwah kaleeee

    • ya iya,.dengan syirik dan bid’ah para sahabat juga gak toleran,..tapi menurutku benar juga yang diceritakan,.mirip dengan pengalaman,.tapi itu dulu sebelum terbuka,.sekarang menjadi terbuka menjadi lebih moderat bahkan kerasuki liberal sampai2 umahat dan akhwatnya nari gangnam di lapangan pas kampanye,.menangis melihatnya,..jika kita gak toleran dengan miras,miss world,narkoba kenapa kita toleran dengan syirik dan bid’ah?..padahal itu dosa terbesar,.rosulullah berdakwah dimulai dengan tauhid,.

  5. Pertanyaannya berapa lama anti mengenal manhaj ini??saya aktif di halaqoh tarbiyah tapi tidak seperti yang anti paparkan di atas. Hmm…walaupun anti menuliskan menuliskan ini hanya untuk sharing, ternyata artikel ini tidak seperti yang anti sebutkan..sama saja dengan saling menghina.

  6. Masya Allah..tdk pernah sedikitpun para aktivis tarbiyah yg sekarang da’wah mereka dlm bentuk Hizb berbicara bahkan menjelekan kelompok2 lain…ternyata apa yg saya dengar mengenai salafy yg menggangagap diri mereka lebih bik dari yg lain bukan isapan jempol belaka….semakin yakin dgn jama,ah tarbiyah yg tidak pernah merasa bahwa mereka lebih baik dari yg lain…

    • yang paling nyakitin hati, masak tarbiyah dianggap ngedukung syiah. fitnaaaah ini. saya berkali-klai ikut kajian tentang bahaya syiah dari ustad-ustad tarbiyah.

  7. Hmm ga segitunya kali..sy di tarbiyah g pernah ketemu tuh murrobi yang “bodoh”.Kan smuanya sdh ada jenjangnya,ada “sekolah” khususnya kalau jd murrobi.G sembarangan kalii..
    Masalah jodoh,keputusan izin menikah tetep dr ortu koq.Yg dmaksud wali itu yg menikahkan wali nikah,jd murrobi bukan wali.Hanya perantara.Wali nya ya tetep ayah saya.Wah bs jadi dulu pemahamannya antum yg missing ya.

  8. Astaghfirullah, mari kita berhati2 dalam membuat tulisan, jgnlah menjelekkan sesama muslim, bila tidak benar akan menjadi fitnah..

  9. kalo saya lihat orang ini ko’ pernah kecewa ya ditarbiyah jdi mengeluarkan semuanya… akh ghibah yang diperbolehkan itu yang menyelesaikan sebuah masalah, apakah anda pikir kaya gini akan menyelesaikan masalah… kecewa c kecewa tp jangan gini dong… kaya merasa bener… akhirnya juga sama SALAFY adalah YANG PALING BENAR, gitu to yang mau ditekankan dengan tulisan ini…? lagu lama lah…

  10. kayaknya ia masih belum lega, dengan jamaah yang dia ikuti(salafi) masih jelek-jelekan yang lain, takutnya nanti balik lagi, sekarang dia baru kulit luarnya tahu salafi, kalau udah tau detailnya bisa-bisa balik lagi

  11. yuhuuu……salah menyalahkan kadang gak asyikkk juga yak. ehm setahu ane, kok gak gt yak….so far gak seperti itu,serius masalah jodoh, gak segitunya juga, serius murobbi bilang bebas jaya kok mau pilih darimana saja, asal halal caranya. dan paling gak suami gak ngelarang kita ngaji,

  12. bukan berarti itu menjelek jelekkan golongan,,,
    terkadang hal seperti itu perlu dilakukan supaya bisa tahu jalan yang sesuai dengan Qur’an dan hadist serta menyadarkan sesama muslim

  13. lebay nih. gak segitunya kok. setiap liqo yang paling utama itu memperdalam ilmu ttd tauhid, tentang islam, menyempurnakan ibadah, charge semangat, dll.

  14. ane liqo dari sma sudah 9 tahun, istri bukan orang yg liqo gadis kampung malahan , Ane liqo kebanyakan yg di perdalam masalah diin, dan adapun ada masalah atau aib itu hanya diceritakan kepada murabbi saja tidak kepada mutarabbi yg lain dan insallah bisa dijaga rahasianya.mURABBI ANA sendiri orangnya tidak terlalu fanatik terhadap partai, politik ini seni dakwah akhi seperti para wali menggunakan wayang sebagai sarana dakwah tpai bukan menjadikanya syariat, Murabbi ana tidak hanya punya buku-buku dari IM banyak bukunya ada kitabbu sittah sohih bukhory dan seeterusnya tarsir ibu katsir,qurtuby,jalalin dll, kitab al umm mustadrak,almuwattaq dll, koleksi bukunya banyak banget bisa panjng kalo ditulis disini semua, Intinya kita ini menyeruh kepada tauhid kan kalo menggunakan sarana memang salah akhi seperti antum menggunakan internet sebagai media dakwah?

  15. Dakwah salaf itu menggunakan bukti bukti ilmiah dari Al Quran, Hadist Nabi Muhammad, dan perkataan sahabat serta ulama. Benarlah apa yang dikatakan oleh saudari ini, bahwa belajar agama jangan kepada orang yang ilmunya cuman sepantaran atau selevel. Jangan juga dengan landasan pengalaman hidup orang orang yang masih belum jelas keilmuannya.

    Namun belajarlah kepada orang yang benar benar ahli Ilmu. Belajarlah kepada orang – orang yang membawakan dalil dalil naqli yang jelas dan lengkap. Belajarlah kepada orang – orang yang mendahulukan dalil Al Quran dan Sunnah ketimbang dalil Akal.

    Silahkan dengarkan kajian (salafi) online berbahasa indonesia di radiorodja.com, kajian.net, radiomuslim, yufid.tv sebagai perbandingan.

    “Hendaknya seorang muslim itu Cari Tau Dulu sebelum memvonis salafi itu tukang hujat, tukang mbidah, ataupun tukang takfir.”

    Adapun perkataan, “Jangan merasa benar sendiri”. Adalah sebenarnya perkataan orang – orang kebingungan dan mereka tidak bisa memberikan hujjah hujjah/bukti bukti ilmiah dari AlQuran dan Sunnah untuk mendukung pendapatnya.

  16. tidak smua yg ditulis abang tersebut benar, tp yang semua kebenaran yg ada jg blm tentu telah ditulis. salut ma abang yg uda hijrah… :)

  17. Yg diceritakan oleh sahabat ini adlh pengalaman dia pribadi, barang kali akan berbeda pengalaman dengan ikhwah atau sahabat-sahabat PKS lain yang. Yg penting dgn niat ikhlas kt tegakkan nilai-nilai Islam. Salam sahabat HMI

  18. Berislam itu tidak hanya belajar untuk diri sendiri…. tapi membiarkan bangsa ini dalam keterpurukan… pengalaman yang ditulis di atas kalau saya analisa…. ukhti ini keberatan dengan beban dakwah… hanya ingin cari ringannya saja… belajar belajar belajar terus… kemudian mengaku paling benar.. paling lurus… paling nyunnah… paling hanif…. hati hati…penyakit iblis telah menggerogoti anda

  19. Astaghfirullahal ‘azhiem….
    Engkaulah ya Allah Maha benar….yang mengetahui isi hati dari setiap insan…..
    Aku hanya mengingat firmanMU” Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu dan katakanlah perkataan yang benar”

  20. “Wahai orang-orang yang beriman!janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok),……….Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Quran: Surat Al-hujarat: 11)

  21. inilah fitnah yang tanpa sengaja keluar dari pemikiran setelah liqo di “salafy”….
    Semua perkataan yang kita anggap ulama masih bisa benar tapi juga bisa tidak benar, kecuali perkataan rasululloh
    jika itu masih ijma’ ulama salaf oke bisa diterima, tapi jika itu sudah pemahaman mutaakhirin, kita timbang dulu dengan banyak perkataan ulama.
    ulama bukan hanya yang dianggap ulama oleh satu kelompok, karena banyak ulama yang arab saudi juga yang dianggap menyimpang karena mencoba menasehati ulama “salafy”…adilah…adilah….adilah…Al haqu mirrobbikum…..

  22. Knp juga yg dibahas(dikupas kekurangannya) bukan kelompok2 yg sibuk dgn Acara2 dahsyat, pacaran, karokean, dan segudang aktivitas jahil lainnya, ini jg banyak loh, dan mereka aktif mengajak kawan2nya jg utk gabung dgn kejjahiln mereka. Anak2 abg byk yg suka….Ini pun seharusnya dengan maksud mengajak mereka utk lbh dekat dgn Islam.Mereka ini lbh butuh pertolongan utk diseru kpd Islam.knp sibuk mjelek2kan org yg punya komitmen Islam, dgn bbagai macam dalih….#istighfar dan trus mdoakan kebaikan utk semua….

  23. yg nulis artikel ini benar2 tukang cari2 kesalahan..lebih bahaya dari wartawan selebriti…dasar sontoloyo

  24. “Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang bertaqwa”. Semoga tulisan Ukhti menjadi masukan berharga bagi kader PKS. Saya sering mengikuti pengajian PKS maupun Salafy. Saya merasakan besar manfaatnya dan berpendapat tidak ada perbedaan yang prinsip dari sisi ibadah. Namun saya belum menjadi anggota kedua kelompok jama’ah tersebut alias netral karena: “Serulah (manusia) ke Jalan TuhanMu” (alias ilallah, bukan ila PKS / Salafy.
    Astaghfirullah Waatubuilaihi.

  25. Berusaha lebih baik selalu bisa dimana saja, yang penting kita istiqamah menjalninya. dan yakin akan rahmat Nya..Ahamdulillah,selama Liqa’ saya bisa belajar banyak hal dan berusaha menjadi Muslim yang kaffah…

  26. ya iya,.dengan syirik dan bid’ah para sahabat juga gak toleran,..tapi menurutku benar juga yang diceritakan,.mirip dengan pengalaman,.tapi itu dulu sebelum terbuka,.sekarang menjadi terbuka menjadi lebih moderat bahkan kerasuki liberal sampai2 umahat dan akhwatnya nari gangnam di lapangan pas kampanye,.menangis melihatnya,..jika kita gak toleran dengan miras,miss world,narkoba kenapa kita toleran dengan syirik dan bid’ah?..padahal itu dosa terbesar,.rosulullah berdakwah dimulai dengan tauhid,.

  27. Janganlah saling menyalahkn dan menganggap diri paling benar. Kebenaran itu hanya mutlak milik Allah. Selama kita mash sama brsaksi tiada TUhan selain Allah dn muhammad utusan Allah, insya Allah kita mash d rahmati Allah. Saya sendiri adalah kader yg senang dgn pergerakan ini, yg senang dgn liqo’annya, yg senang dgn pemikiran2 para tokohx, bukan berarti saya menganggap sayalah dan pergerakn saya yg paling benar dan yg tidak mengikuti pergerakan sy ini yg salah. Sekali lg kebenaran mutlaknya hanya milik Allah,,, hanya Allah yg berhak menentukan siapa yg salah dn benar. Tp insya Allah dgn kita yg mash meyakini syahadat di hati kita, Allah mashlah hambaNya yg akan di rahmtiNya..

  28. janganlah kebencianmu menjadikanmu tidak adil…klo istilah anak alay, kamu lebay…selama saya ikut jama’ah tarbiyah. biasa2 aja tuh, ga ada yg maksa…saya dah gabung sejak tahun 1995 lho.

  29. kalau memilih/mencari jama’ah yang ideal pasti tidak akan ketemu, karena ini jama’ah manusia, bukan jama’ah malaikat. silahkan ambil yang baiknya, dan tinggalkan kekurangannya. jangan justru malah saling menjek-jelekkan atau memburuk-burukkan.

  30. saya jg pny pengalaman yg sm dg penulis,dulu saya menganggap pks itu firqoh yg lurus,orang2nya amanah sampe saya bela2in kalau ada yg menghujat mereka…alhamdulillah ALLOH memberi sy hidayah kalo itu keliru,kebenaran tdk akan bs bersatu dengan kebathilan

  31. Saya liqo’ sudah 3 tahun lebih….
    1. mutabbi saya tak pernah nyuruh cari binaan…. kalau mau do carikan kalau belum ya sudah belajar…
    2. murabbi saya juga tak pernah tuh dinyuruh nikah yg sama2 tarbiyah… yg ada di suruh mempersoleh diri biar dpet yg sholehah insya Allah….
    3. sistem nikah melauli perantara emang…tpi gk harus juga tuh…ada beberapa kawan2 yg sudah menikah tanpa perantara murabbi malah ortu…..hayooo ?
    atau tarbiyah disini beda kali ya dama di sana….bisa jadi…itu saja koment ana….banyak maaf saudaraku…Assalamu’alaikum…

  32. kok saya tidak temukan apa yg ditulis oleh penulis pdahal sy sh liqo 7 th …, teman2 saya nikah gak hrs pake murabbi dan gak harus yg sama2 liqo …

    kalo pun IYA, bukankah para kiayi dulu juga begitu? sbgai mediator … dicarikan jodoh yg baik buat muridnya, gak masalah kan?

    ditempat saya ada akhwat salafi nikah dgn ikhwan PKS … , dia sdh diragukan aqidahnya gara2 itu, dia dikucilkan di antara akhwat salaf lainnya … akhirnya dia pindah rumah ke depok ikut suaminya

    jadi, siapa yg eklusif? siapa yg berbuat bid’ah dlm hal ini? spertinya harus banyak koreksi diri sendiri …

  33. menurut saya, apa yang dipaparkan tidak semuanya benar. memang pks orientasinya kepartai tapi selama saya liqo nggak ada tuh pemaksaan untuk harus aktif dipartai. bahkan kalau ada agenda partai jarang saya ikuti. diliqo pun jarang dibahas tentang partai. kita memberikan kontribusi dipartai itu merupakan kepdulian kita untuk negara ini. karna sistem kenegaraan kita kan sistem demokrasi. ketika kita sibuk memperbaiki diri, kita pun tidak bisa tutup mata dengan kondisi kesejahteraan masyarakat/saudara kita yang lain. setiap lembaga dakwah punya metode beragam untuk mengajak kepada kebaikan, maka dari itu janganlah saling menyalahkan antar sesama saudara muslim. mari kita bersama-sama menegakkan agama mulia ini dinegeri tercinta indonesia.

  34. ohyaaa… satu lagi ketinggalan. untuk masalah jodoh, para murabby tidak pernah memaksa kita untuk nikah dengan sesama kader. bahkan disaat kita sudah siap untuk nikah dan menyampaikan kemurab, murab malah nanya apa udah ada pilihan atau belum? udah ada calonnya atau gimana? mau ikuti prosedur dalam jama’ah atau inginnya seperti apa? yaahh… selama proses yang dijalani adalah sesuai dengan syari’at(menjauhi pacaran sebelum menikah) tidak ada maslah. jdi… buanglah pikiran negatif kita sebagai sesama kader2 dakwah.

  35. masih banyak kejelekan orang sesat yg bisa dibahas dan diambil ibroh dan manfaatnya. kok malah mertendahkan orang yang baca alquran?? piye toh mbak?? kalo kecewa jangan gitu2 amat sih.

  36. belajar sirah dakwah siyasi yuk. sebatas mana sesuatu d benarkan.
    mending saudara k gunung aja ky jemaah an nazir. kita dah jadi orang munafik. jadi g usah belajar munafik lgi.
    perangi atau tinggalkan negara ini ky Rasul mninggalkan mekkah.
    masih jujur n11

  37. Subhanallah ulasan anda sangat luar biasa, memberi banyak pelajaran berharga dan masukan yg sangat penting bagi kami yg haus akan ilmu, tapi ada 2 pertanyaan mendasar yg mengganggu pikiran saya yaitu berapa lama anda berada dalam liqo ini dan berapa lama anda berada dalam lingkungan ‘hijrah’ anda? Yg kedua, apakah titik lemah dari liqo ini tidak anda temukan di lingkungan ‘hijrah’ anda sekarang? Mengingat mereka juga kelompok manusia yg sama seperti orang2 yg liqo?

  38. Nampaknya saya mengerti maksud dari tulisan ikhwah ini,
    mungkin seseorang itu memang harus mengenal dan mengetahui dari dua sisi untuk bisa memahami tulisan ini, terutama yang punya pengalaman di keduanya.
    Overall, semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan apa-apa yang salah dariku dan dari apa-apa yang tidak kuketahui akibat dari kejahilanku.
    Karena manusia tempat salah dan dosa, yang bisa aku lakukan hanyalah berusaha dan berdoa. Yang pasti, selama antum membawakan al-qur’an dan membawakan hadits yang shohih maka itulah kebenaran. Tidak lupa selalu mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi wa Salam. Dan tidak bisa kita taklid dalam arti membenarkan segala sesuatu dari seseorang ataupun kelompok. Maka yang bisa kita lakukan hanyalah memohon perlindungan-Nya.

  39. Bagaimanapun mereka dan anda adalah kita satu saudara, mereka melakukan sesuatu (yang tentunya) menurut mereka baik.
    Pertanyaannya perbuatan baik apa yang sudah kita lakukan???.
    Bagaimanapun mereka dan anda adalah kita satu saudara, kita dipersatukan dalam dalam satu ikatan Laa Ilaha Illallah (Tauhid).
    Menurut hemat saya sebaiknya kontent ini dihapus saja, “Malu” Kita jika dibaca oleh mereka yang Non-Muslim.
    Dan sekali lagi saya katakan: “Mereka dan anda adalah kita satu saudara”, tidak ada yang sempurna. Wal ‘afwu minkum.
    Salam,
    Saudara Se-Iman

  40. aduh..gmn nih Salafi.. udh mulai fitnah umat Islam lainnya.. Atas dasar apa ente Salafi membidahkan umat lainnya.. Mendengar musik yang Islami itu haram ?? Coba ente salafy sebutkan ulama Ahllus Sunnah wla Jamaah yang mengharamkan musik berupa Nasyid ?? Ente bahlul,bodoh asal ngomong aja wahai Salafy.. Jangan berdusta atas nama Ulama..

  41. inilah ciri khas Salafy suka menyesatkan dan menyalahkan orang.. Ibadah kalian saja entah cemana2 malah kalian sesatkan orang lain.. Toleran PKS kepada umat Islam lainnya menunjukkan PKS menghargai amalan2 umat Islam lainnya di luar mereka yang mempunyai Dalil Al-qur’an,Hadits,Qiyas,dan Ijma dan menghormati 4 madzhab karena PKS juga bersumber dari 4 madzhab.. Kalau kalian itulah yang dipertanyakan Madzhab baru tak bersanad ke Rasululloh SAW. Pelaku Bid’ah terbesar bagi Umat ISlam,merasa dirinya paling benar,berdusta atas nama RAsululloh SAW,sahabat dan ulama,menyebarkan fitnah kepada umat islam. Seharusnya kalian wahai Salafiyun seperti PKS yang menghormati keberagaman umat Islam untuk persatuan Umat dan menghargai perbedaan karena masing2 Madzhab mempunyai Dalil yang shohih. Dibandingkan kalian memalsukan Kitab Ulama, belajar tidak kepada Ulama, dan bertaklid buta sesuka hatinya.. Sperti kata pepatah kalian itu Tong Kosong Nyaring Bunyinya, Tak berilmu langsung sok memvonis amalan seseorang.. Salafi tak ada di jaman Rasululloh SAW, sahabat,tabiin dan ulama seterusnya tak ada di kenal. Salafi hadir baru di abad ini,tapi sdh sesatkan umat. Malulah kalian kepada Allah,Bertobatlah sebelum Alloh tarik nafasmu dan ajalmu..

  42. Fatwa Syaikh Abdullah bin Jibrin [1] Tentang
    Hasan Al-Banna dan Sayyid Quthb
    Soal:
    Segelintir pemuda mengelompokkan Sayyid
    Quthb dan Hasan Al-Banna sebagai ahli
    bid’ah berikut melarang membaca buku-
    buku mereka, serta menuduh beberapa
    ulama lainnya sebagai penganut faham
    khawarij. Alasan mereka melakukan itu
    semua adalah dalam rangka menjelaskan
    kesalahan kepada masyarakat, sedang
    status mereka sendiri masih sebagai para
    penuntut ilmu. Saya sangat mengharapkan
    jawaban yang dapat menghilangkan
    keragu-raguan dan kebingungan saya
    mengenai hal ini.
    Jawab:
    Segala puji bagi Allah semata …
    Menggelari orang lain sebagai
    mubtadi’ (pelaku bid’ah) atau fasik (pelaku
    dosa besar) adalah perbuatan yang tidak
    dibenarkan atas umat Islam, karena
    Rasulullah bersabda:
    { ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻷَﺧِﻴْﻪِ ﻳَﺎ ﻋَﺪُﻭَّ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻛَﺬﻟِﻚَ ﺣَﺎﺭَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ{
    )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ).
    “Barangsiapa yang mengatakan kepada
    saudaranya: “Wahai musuh Allah”, sedang
    kenyataannya tidak seperti itu, maka
    ucapannya itu menimpa dirinya
    sendiri.” (HR. Muslim).
    { ﻣَﻦْ ﻛَﻔَّﺮَ ﻣُﺴْﻠِﻤﺎً ﻓَﻘَﺪْ ﺑَﺎﺀَ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ{ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
    ﻭﻣﺴﻠﻢ).
    “Barangsiapa yang mengkafirkan seorang
    muslim, maka ucapan itu tepat adanya pada
    salah satu di antara keduanya.” (HR. Al-
    Bukhari dan Muslim).
    {… ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼً ﻣَﺮَّ ﺑِﺮَﺟُﻞٍ ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﺫَﻧْﺒﺎً ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻻَ
    ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻚَ . ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻣَﻦْ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻳَﺘَﺄَﻟَّﻰ ﻋَﻠَﻲَّ ﺃَﻧِّﻲْ ﻻَ
    ﺃَﻏْﻔِﺮُ ﻟِﻔُﻼَﻥٍ ، ﺇِﻧِّﻲْ ﻏَﻔَﺮْﺕُ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﺣْﺒَﻄْﺖُ ﻋَﻤَﻠَﻚَ{ ) ﺭﻭﺍﻩ
    ﻣﺴﻠﻢ).
    “… bahwa ada seseorang yang melihat
    orang lain melakukan dosa, lalu ia berkata
    kepadanya: ‘Demi Allah, Allah tidak akan
    mengampunimu’. Maka Allah berfirman:
    ‘Siapakah gerangan yang bersumpah atas
    (Nama)Ku bahwa Aku tidak akan
    mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku
    telah mengampuninya dan Aku gugurkan
    (pahala) amalmu’.” (HR. Muslim).
    Kemudian saya ingin mengatakan bahwa
    Sayid Quthub dan Hasan Al-Banna termasuk
    para ulama dan tokoh dakwah Islam. Melalui
    dakwah mereka berdua, Allah telah memberi
    hidayah kepada ribuan manusia. Partisipasi
    dan andil dakwah mereka berdua tak
    mungkin diingkari. Itulah sebabnya, Syaikh
    Abdulaziz bin Baaz[2] mengajukan
    permohonan dengan nada yang lemah
    lembut kepada Presiden Mesir saat itu, Jamal
    Abdunnaser – semoga Allah membalasnya
    dengan ganjaran yang setimpal – untuk
    menarik kembali keputusannya
    menjatuhkan hukuman mati atas Sayid
    Quthub, meskipun pada akhirnya
    permohonan Syaikh Bin Baaz tersebut
    ditolak.
    Setelah mereka berdua (Sayid Quthub dan
    Hasan Al-Banna) dibunuh, nama keduanya
    selalu disandangi sebutan “Asy-Syahid”
    karena mereka dibunuh dalam keadaan
    terzalimi dan teraniaya. Penyandangan
    sebutan “Asy-Syahid” tersebut diakui oleh
    seluruh lapisan masyarakat dan
    tersebarluaskan lewat media massa dan
    buku-buku tanpa adanya protes atau
    penolakan.
    Buku-buku mereka berdua diterima oleh
    para ulama, dan Allah U memberikan
    manfaat – dengan dakwah mereka – kepada
    hamba-hambaNya, serta tak ada seorang
    pun yang telah melemparkan tuduhan
    kepada mereka berdua selama lebih dari
    duapuluh tahun. Bila ada kesalahan yang
    mereka lakukan, maka hal yang sama telah
    dilakukan oleh Imam Nawawi, Imam
    Suyuthi, Imam Ibnul Jauzi, Imam Ibnu
    ‘Athiyah, Imam Al-Khaththabi, Imam Al-
    Qasthalani, dan yang lainnya.
    Saya telah membaca apa yang ditulis oleh
    Syaikh Rabie’ Al-Madkhali tentang bantahan
    terhadap Sayid Quthub, tapi saya melihat
    tulisannya itu sebagai contoh pemberian
    judul yang sama sekali jauh dari kenyataan
    yang benar. Karena itulah, tulisannya
    tersebut dibantah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid
    [3] hafidzhahullah …
    ﻭَﻋَﻴْﻦُ ﺍﻟﺮِّﺿَﺎ ﻋَﻦْ ﻛُﻞِّ ﻋَﻴْﺐٍ ﻛَﻠِﻴْﻠَﺔٌ ﻭَﻟﻜِﻦَّ ﻋَﻴْﻦَ ﺍﻟﺴُّﺨْﻂِ
    ﺗُﺒْﺪِﻱ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻭِﻱَ
    Mata cinta
    terasa letih memandang aib
    Tapi mata murka
    selalu menampakkan aib
    Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin
    26 Shafar 1417 H.

  43. wah si penulisnya g konsisten, katanya jangan saling membicarakan aib. klo di liqo katanya buka aib peranggota kelompok , jumlahx mah segelintir, nahh ini penulis berani ghibah tingkat nasional, subhanallah.. moga Allah memaafkan. (#ups kalo mnurut saya menjilat lidah sendiri *introspeksi ) >Saya pribadi g melabel saya sbg anggota ormasXYZ/PKS/Mhmmdyh/NU/dll karena saya merasa saya-sebagai “ORANG ISLAM” memberi saran: RUKUN yukk… jgn posting2 yg bernada SARA binti Sarkas begini.. bikin umat Islam kocar-kacir _#istighfar bersama

  44. ga jelas ini tulisan. saya liqo sdh lama kayaknya ga seperti yg disebutkan diatas? dan saya juga tdk ikut dalam kepartaiannya. jamaah tarbiyah ini cukup bagus sebagai media mencari ilmu dan tidak ada ajarannya yng menyimpang dari al quran-hadist.
    Mudah-mudahan penulis diatas diberikan hidayah dan maghfiroh dari Allah SWT, agar selalu menulis dan berkata yang baik-baik. terlebih sesama muslim.

  45. prinsip Islam qobla jama’ah / mengenal islam adl wajib bhkan kebutuhan bg kita, sblum kita brgabung pd
    jamaah/organisasi. Dan blm tentu orang yg kita anggap buruk itu lebih baik dari kita. Jamaah hny sarana kita berukhuwah, slg menasehati, utk urusan tholabul ilmi kita sebaiknya belajar pd ulama2 yg bersanad sampai pd rasulullah. Yg keilmuannya diakui oleh ulama2 dr kalangan ahli sunnah. Menuntut ilmu pd para kyai yg memiliki ilmu alat nahwu sharaf yg baik.. Aqidah yg baik, akhlak yg berusaha meniru rasulullahsahabat tabiij tabiit tabiin yg terpercaya.

  46. Keinginan untuk menyatukan semua golongan membuat kelompok ikhwani berusaha selalu mencari titik temu perbedaan… dan mengkampanyekan islam yang warna warni…. [3] sampai pada titik dimana berusaha untuk mendekatkan paham mereka yang ahluh sunnah dengan para syi’ah dan golongan yang sesat lainnya…. Astaghfirullah…

    Astghfrllah..zhon…pks mndekati syi’ah?bohong besar..bolh mnta bukti?

  47. inilah bahayanya paham wahabi, selain dari golongan dia mah pasti dianggapnya ahli bid’ah dan sesat….. itu aja intinya

  48. Pusing deh ngladeni omongan ukhti salafi ini, lebih baik ngak usah dipedulikan aja. Bikin sakit hati. toh ucapannya bukan kata-kata nabi. apa di salafi itu cuman diajari kedengkian ya. menurutku kesholehan seseorang bukan diukur dari seberapa banyak dia hafal dan faham Alquran Hadist. tapi dari amal dan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

    • Alhamdulillah saya juga mantan jamaah seperti admin dan jujur ya….

      setelah hijrah, ga pernah missoriented lagi, lebih Ikhlas walau kehilangan hal yang berharga termasuk keluarga dan teman dekat satu persatu mulai meninggal, hati-hati kalau mau komentar (semoga Allah Swt ngeliat tulisan saya untuk sekedar share yaa :,( ).

      Yang terpenting hati jadi lebih tenang, karena mindset dan cara ibadah berubah, ga galau, bête, atau hal2 ga enak lain yang berkaitan dengan duniawi

      Dan afwan saya dulu juga seperti para komentator yang kontra, melihat manhaj ini sebagai Islam yang terlalu berlebih2an *lebay istilahnya… komenin mereka yang tidak etis (Astagfirullah) sampai akhirnya ada satu titik yang Alhamdulillah banget2 karena Allah Swt ngasih ujian yang akhirnya nganter saya ke ajaran Salaf ini.

      Itu juga gak langsung di terima, perlu proses panjang dengan berjuang ngelawan ego dan emosi karena sudah merasa paling benar… dan akhirnya lewat shalat Istikharah, iyah hanya Istikharah!

      perlahan saya di tunjukin ke jalan ini… Jadi mungkin bisa di coba minta ke Allah minta di tunjukin jalan yang benar, wong kita semua dari ujung rambut sampe ujung kaki dll punya DIA kok.

      Ato pas baca di shalat di hayati dalem2 Al Fatihah ayat 5 itu. Request sama Allah Swt supaya di bukakan pintu hati dan pikiran.
      Ga akan rugi kok nyoba hal di atas, yang rugi ketika nyawa udah di kerongkongan dan kita belum nemu jalan yang di Ridhoi oleh NYA.

      Semoga Allah meridhoi kita semua, jangan sampai setelah di bawah tanah, badan udah kaku, pas di tanya2 ga bisa jawab…
      Dan semoga lagi kita semua bisa bertemu di Jannah dan ga disusahin mulai dari proses mati sampe hisab … Aamin Ya Allah.

      Karena bukankah kita semua hanyalah musafir yang sedang berteduh di sebuah tempat bernama “dunia” dan akhirnya akan berjalan kembali menuju tempat yang akan kita tuju

  49. Astagfirullah untuk yg komen2 kontra seperti d atas…. Janganlah nambah dosa jariyah :(( karena komentar tidak etis.

    Btw saya juga mantan seperti admin…
    Malah dulu saya nganggep Salaf ini terlalu lebay dalam jalanin Islam. Pokoke masih sopanan penjabarannya admin deh…

    Tapi akhirnya hijrah karena ada kejadian dari Allah yg akhirnya d sambung dengan Istikharah, iyah tiap malem Istikharah doang! minta ditunjukin jalan yang sesuai sama Rasulullah SAW…

    Secara aku mah apa atuh, smua badan n harta punya DIA…. sekarang bisa ngetik komen -untuk yg benar saja- karena karunia dari Allah…

    Jadi bisa di coba Istikharahnya dan ga cukup 10 kali…. Mumpung nih seperti komentar d atas nyawa masih di badan n nafas belum di ujung tenggorokan….

    Kemudian perjuangan untuk nrima ajaran itu juga ga mulus, penuh emosi, nangis2, sampai yg terberat nurunin ego :'(.

    Hasilnya sekarang hati lebih tenang, ikhlas kalo da keluarga ato teman dekat yg meninggal, dan lain lain….

    Smoga kita semua ketemuan di Jannah yaaaa… Dan ga disusahin pas di alam kubur sampe hisab, Aamin ya Allah…

    Bukankah kita hanya musafir yang berteduh sejenak di pohon yg bernama dunia dan akhirnya jalan lagi ke tempat tujuan yaitu akhirat….

    Oh iyah buat penyemangat recomended lho baca buku tentang kematian dan obat dari penyakit cinta dunia :)

  50. Tambahan sedikit aja… Slaen Istikharah selang waktu nambah juga Shalat Hajat minta dibuka hati dan pikiran supaya Allah selalu Ridho n ditujukin jalan kebenaran…

    Plus lagi Al Fatihah ayat 5 diperdalam lagi tafsiran n penghayatannya

    Allah Ta’ala berfirman,

    ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻋَﺴَﻰ
    ﺃَﻥْ ﺗُﺤِﺒُّﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺮٌّ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ
    ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ

    “ Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
    padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
    jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
    padahal ia amat buruk bagimu. Allah
    mengetahui, sedang kamu tidak
    mengetahui .” (QS. Al-Baqarah: 216)

Leave a comment