Idola Cilik RXXI Merusak Anak-Anak

Menyimak sebuah acara anak-anak, “Idola Cilik” oleh sebuah stasiun TV swasta (RXXX), ku sangat prihatin. Sebuah acara yang menampilkan anak-anak untuk lomba menyanyi dan dijadikan idola.

Yang terlihat, anak-anak itu menyanyikan lagu-lagu cinta sebagaimana orang dewasa. Bertingkah (ketika menyanyi) bak orang jatuh cinta sebagaimana penyanyi dewasa.

Apakah ini tak merusak anak-anak itu, dan anak-anak lain yang menonton dan mengidolakannya? Kayaknya kok .. iyaa. Ini seperti memaksakan psikologis anak-anak untuk dewasa sebelum waktunya. Hanya demi uang dan popularitas sesaat. Entah itu oleh produser, TV penyelenggara, orang tuanya, atau .. entahlah.

Apakah prestasi yang dapat dijadikan idola itu hanya bidang tarik suara (menyanyi) saja? Dengan syair-syair  “ohhh.. cinta cinta dan cinta???”. Ehm … saya kira ada banyak prestasi lain yang lebih membanggakan. Prestasi belajar, kreativitas anak,  Olimpiade Fisika/ Matematika, dllll .. itu jauh lebih mendidik.

Berikut ku dapatkan tanggapan dari pemirsa. Ternyata tak banyak yang memprotesnya. Sayang sekali .. belum kulihat ada tanggapan dari pakar anak-anak, atau komisi perlindungan anak, atau pakar yg lain. Bagi saya yang awam ini … tayangan itu (idola cilik rxxx dan semacamnya) adalah membahayakan anak-anak kita, membahayakan generasi muda kita.

.

.

Ku cuplik sebagian dari sumber:  http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2008/05/10/27552/anak-indonesia-dalam-bahaya/
……………………………………

Menyinggung hasil penelitian riset AGB Nielsen Media Research, yang mengatakan bahwa jam tayang program anak di televisi semakin bertambah. Namun, sayangnya ya itu tadi, tidak diimbangi muatan materi yang memang benar-benar layak untuk anak-anak.

Tayangan Idola Cilik di RCTI, misalnya. Meski acara tersebut mempunyai segmen anak-anak, tetapi anak-anak yang tampil dalam acara itu seringkali bersikap seperti orang dewasa.

“Saya merasa prihatin melihat tayangan tersebut,” ungkap Bertha, seorang pelatih vokal yang banyak melatih penyanyi terkenal di Indonesia.

Menurutnya, banyak anak-anak yang tampil dalam acara itu bernyanyi dengan lagak dan busana seperti orang dewasa. Sudah begitu, katanya, lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang sebenarnya bukan untuk anak-anak.

……………………………….
.

.

Terkutip sebagian dari : http://www.gaulislam.com/mencari-idola-cilik-sejati

edisi 025/tahun I (7 Rabiul Akhir 1429 H/14 April 2008)
Setelah kontes idol-idol remaja yang pamornya semakin tergusur karena satu dan lain hal, Idola Cilik muncul memberi warna baru pada tayangan TV Indonesia. Dengan peserta anak-anak usia 7 – 12 tahun, pihak stasiun TV, dalam hal ini RCTI, berusaha menjaring potensi olah vokal adik-adik kita. Tak terhitung banyaknya calon peserta yang mendaftar untuk audisi, berharap terpilih agar bisa tampil di panggung pertunjukkan di Jakarta.

Boys and Gals, menjadi terkenal dan banyak uang adalah jawaban seragam yang diberikan oleh adik-adik kita yang begitu bernafsu mengikuti audisi (mungkin juga atas desakan dan dukungan ortunya). Jika ini yang dituju, maka rusaklah generasi mendatang.

Adik-adik lugu, tapi…

Usia yang dibidik pihak produser adalah usia dini yang masih sangat labil. Usia yang masih hijau untuk mengerti sebuah makna idola dan diidolakan. Pada usia ini anak-anak cenderung pasrah akan dibentuk menjadi apa dan siapa oleh orangtua dan lingkungannya.

Anak-anak adalah kertas putih yang polos dan bersih. Ia akan mudah sekali ?ditulisi’ oleh sesuatu: bisa baik dan buruk. Ia akan menerima apa saja yang diberikan oleh orang lain terhadap dirinya. Daya tolak mereka lemah sekali.

Anak-anak ini mudah sekali menjadi korban hasrat orangtua yang terpendam. Bila orangtuanya tidak bisa menjadi terkenal, maka anaknya saja yang dipersiapkan menjadi selebritis. Bila orangtuanya tidak bisa bernyanyi, maka anaknya saja yang diikutkan les menyanyi dan ikut lomba ini dan itu agar menang dan terkenal. Syukur-syukur ada produser yang tertarik untuk mengajak rekaman. Lebih hoki lagi bila ada pencari bakat yang mengajak anaknya main sinetron. Wuih…pundi-pundi uang orangtuanya bisa dipastikan akan penuh sesak tuh.

Lucunya, saat ada orang yang peduli dan prihatin dengan kondisi ini, malah dengan entengnya orangtua si anak yang sudah silau dengan uang menjawab, “Ah, itu kan pendapat orang-orang yang iri dengan popularitas anak saya. Itu karena anaknya tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi kaya dan terkenal.”

Orangtua seperti ini tak lagi memikirkan kebutuhan anak. Kebutuhan asasi yang dipunyai seorang anak adalah kebutuhan bermain dan berkembang dengan maksimal dalam koridor yang positif. Bagaimana mungkin seorang anak bisa berkembang dengan alami dan maksimal bila sejak kecil ia sudah berkenalan dengan sejumlah make-up, dandanan meniru orang dewasa, aktivitas bejibun seputar konser sana-sini, pemotretan dan syuting sana-sini, dll.

Anak-anak ini kehilangan ruang pribadinya, waktu bermain dan mudah stres atau tertekan karena berada di area dewasa secara mendadak. Apalagi bila umur popularitas itu tak bertahan lama, maka hal ini akan menyebabkan si anak merasa kehilangan perhatian dari khalayak. Peran orangtua dalam hal ini sangat besar dalam membentuk kepribadian anak, apakah akan menjadi sosok rapuh dan semu ataukah menjadi pribadi yang tangguh dan kokoh.

Adik kecil sebagai korban

Idola Cilik menciptakan sebuah dunia lain yang penuh imitasi, semu, dan palsu. Anak-anak pun menjadi besar dalam balutan tubuh yang kecil. Mereka dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya. Mereka menjadi ?orang dewasa mini’. Menurut seorang psikolog perkembangan anak dari UI, anak-anak seperti ini mengalami loncatan kehidupan dari bermain menjadi bekerja. Gimana nggak, bila sebagian besar waktu mereka habis di lokasi syuting mulai dari persiapan konser, latihan-latihan, permintaan iklan, rekaman untuk nada sambung, atau bahkan main sinetron. Nggak jarang mereka harus bekerja hingga larut malam bila jadwal sudah sedemikian padat. Tak peduli badan yang sudah sangat lelah hingga suara serak dan habis, jadwal syuting harus tetap dijalankan.

Mereka menjadi produk karbitan demi nafsu serakah oknum-oknum budak kapitalis. Gimana nggak, lagu-lagu yang mereka nyanyikan adalah lagu yang sangat tidak sesuai dengan usia dan perkembangan jiwa anak-anak. Di bawah ini saya kutip dari sebuah mailing list yang prihatin terhadap fenomena idola cilik ini. Berikut tingkah mereka:

“Tak pelnah kulagu dan slalu kuingat kelingan matamu dan sentuhan hangat. Saat itu aku telbawa cinta. Menghilup lindu yang sesakkan dada.. [dinyanyiin sama keponakannya Mona Ratuliu, Kisha]

Yang lebih mengenaskan adalah lirik lagu di bawah ini yang dinyanyikan dengan cadel pula: “Otakmu seksi, itu telbukti dali calamu memikilkan aku. Bibilmu seksi, itu telbukti dali calamu mencium pipiku. Kamulah mahluk Tuhan yang telcipta yang paling seksi. Cuma kamu yang bisa membuatku telus menjelit. Aw aw aw ah ah ah…aw aw aw ih ih ih …” Ancur deh!

Jangankan dinyanyikan oleh anak kecil, sedangkan judul lagunya aja sudah cukup untuk bikin kita merinding. Belum lagi aksi penyanyi aslinya di video klip yang udah terkategori pornografi itu. Bisa dipastikan adik-adik kecil itu telah menontonnya berulang-ulang sebelum akhirnya bisa menghapal lirik lagunya. Sedih rasanya memikirkan sosok generasi mendatang bila fenomena seperti ini yang dijadikan idola.

Sungguh menggiriskan hati. Adik-adik kita menjadi korban dari sebuah gaya hidup fana dan semu. Masih belum puas merusak remaja, perempuan dan ibu atau mama kita dieksploitasi sedemikian rupa, eh adik-adik pun dimangsanya pula. Bukan tak mungkin esok atau lusa, nenek-nenek kita atau bahkan bayi-bayi yang imut diembat juga selama itu bisa mendatangkan materi. Dasar kapitalis!

Materi ini pula yang menjadi penyangga gaya hidup semu ini. Karena sesungguhnya ideologi yang diemban juga nggak jauh-jauh dari sini, Kapitalisme. Kapital atau modal adalah hal yang dikejar dan dipuja melebihi apapun juga. Ditunjang dengan akidah berupa sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan), klop sudah ideologi ini merajalela melahap generasi muda untuk menuju jurang kebinasaan. Duhh… akankah semua ini dibiarkan saja?

…………………………………………

.

.

Dan jika anda ingin melihatnya sebagian ada di youtube.

Mohon maaf kalau ada salah. Wallahu a’lam.

80 thoughts on “Idola Cilik RXXI Merusak Anak-Anak

  1. ya, udah saatnya Komisi Perlindungan Anak bertindak. ini sudah termasuk pada kekerasan “kehendak” pada anak dari orang tua dan orang-orang yang mengambil keuntungan

    • kogH…..biSA makSA anaGH……

      PErasAAn tugh tMbah mengEmbangKAn bAkat Anagh….

      itu juGa mrUpaKAn cita” anAgh cz dia BiSa jadi idola…..

      laGIan disitu g kelihatan dEWasa cz… kata” cinta kan DiGanti mA katA ShabAT???????

  2. selama mereka masih nyaman dalam ruang lingkup tsb,,,whynot?

    kita jgn slalu salah mengartikan apa yg mereka lakukan

    menurut saya,,diajang seperti itulah
    akan ada pembentukan diri mereka,,
    mmg mungkin sbgian orang menganggap masa kecil mereka akan tergantikan

    tapi ya mw bagaimana
    anak2 sperti itu saya rasa mempunyai bakat dan talenta,
    jadi disaat umur mereka sprti itu,mereka hanya ingin menyalurkan hobinya!!!
    mereka cenderung mmg hobi menyanyi
    jadi menurut saya ga ada tekanan dari sana sini,selama mereka masih enjoy!!!!
    kita juga ga usah ngambil pusing lah,,slama itu dalam konteks wajar ya!!!

    wong namanya org hobi gimana gitu!!!
    saya ga pernah tuh menemukan keadaan mereka dalam tertekan,,,,

    trus masalah menyanyikan lagu orang dewasa,,,
    apa salah!!
    ingat “anak kecil itu blum bisa berpikir dewasa”
    jadi mereka mungkin hanya cenderung menyanyi saja,,tanpa tahu makna yg sesungguhnya lagu tsb!

    kita ga usah terlalu membesar2kanlah

    antum berpikir sedikit terbuka lah,,,

    • Hati-hati sang Mujahid, nama anda punya tanggungjawab yang besar Lho!
      Banyak hal yang masih perlu anda pelajari, anak-anak adalah tanggungjawab kita !

  3. Setuju. Sejak awal saya sudah risih nonton idola cilik. Untung anak2 saya juga tidak pernah nonton. Menurut saya, acara itu cuma untuk menyalurkan obsesi orang tua agar anaknya ngetop (tidak beda dengan booming videoclip lagu anak2 tahun 90-an dari penyanyi anak2 yang tidak bisa menyayi). sama sekali bukan acara anak2 (selain pesertanya aja yang masih anak2). Mulai dari kostum, lagu2, sampai gayanya, semua mirip orang dewasa. Ya.. orang dewasa bertubuh mungil.

    Kayaknya emang perlu tuh dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak dan Komisi Penyiaran Indonesia.

    • itU salAh…..

      BUkaN begItu MAksuD ORtU

      BkanKAh AnagH” mLAh BahagiA

      ITu jug merUpaKAn kehenDAk anagh…

      DiA iNgin NgetOp kareNA dia SEndir……

      BukaN pakSAan oRtu…..

      QW G seTUju cmA SkALi

  4. gimana kalo kita rame- rame bikin lomba cipta lagu anak- anak sebelum bikin acara semacam idola cilik,jadi anak -anak yg akan berlomba bisa menyanyikan lagu hasil cipta lomba lagu
    anak tersebut,ini cuma masukan dari salah seorang yg ikut prihatin dgn lagu-lagu dalam acara tersebut.

  5. Saya sangat setuju dgn pendapat diatas dr dulu,saya amat prihatin sekali kok sangat tdk pantas anak2 menyanyikan dan bahkan disuruh berekspresi layaknya isi lagu dewasa tsb.Tapi saya bingung banyak yg mendukung acara itu.

  6. Saya sangat setuju dgn pendapat diatas dr dulu,saya amat prihatin sekali sangat tdk pantas anak2 menyanyikan dan bahkan disuruh berekspresi layaknya isi lagu dewasa tsb.Tapi saya bingung banyak yg mendukung dan suka acara itu.Setidaknya acara itu kan bisa menyanyikan lagu anak2 yg tempo2 dulu kek(walau sekarang lagu anak2 ngga sebanyak semasa saya waktu kecil)Tapi menurut ku Indonesia mempunyai banyak lagu anak2 kok.Trim’s

  7. “coba klo anak kita yang terkenal, kayaknya sih tulisan diatas akan ditulis oleh orang lain lagi yang anaknya ga bisa terkenal.”

    jawaban diatas akan muncul secara otomatis dari para pendudung yang kontra dengan opini diatas,betul kan.
    terus solusinya gimana? ya urusin aja anak kita masing2 belum tentu kita mengurus anak sendiri dengan baik,tapi kok malah perduliin anak orang lain, dengan kata lain “mulailah dari diri sendiri,tak perlu diumbar, tapi dibuktikan,biar orang lain yang menilai” ok

  8. iya aku juga agak heran juga masak anak2 kecil lagu nya dh gitu ntar kalo dewasa gimana yow . coba deh bikin lagu2 anak2 aja biar gak merusak mental mereka

  9. itu hanya acara TV….
    dan juga lagu anak2 apa yang mau ia nyanyikan…

    itu sebabnya idola cilik dipentaskan…

    agar dapat memacu para musisi-musisi untuk membuat lagu anak2…
    jangan lagu cinta terus

  10. betul sekali nih….

    kayaknya orang2 skarang tuh cuma ngejar2 duit yang ada. Gak peduli lagi ama sesuatu yg di sekitarnya.

    sampe2 anak ini diexploitasi…… :-?

  11. @lukman

    bener bgt!!!!!
    pendapatnya lukman!!!!

    coba anak sampean(yg bikin thread) ini terkenal?

    pasti yg buat thread org lain yg anake ora iso terkenal!!!!

    peace

  12. Kalok saya setuju sama acaranya, tapi ndak sama lagu2 cinta yang dinyanyikan.
    Coba kalo menyanyikan lagu2 daerah, perjuangan, ato lagu anak2 dengan aransemen ulang pastikan ngga bakal ngebosenin. Ditambah wajah polos mereka dan tingkah polah yang lucu, menurutku masih menarik kok.

  13. Sangat setuju dengan pendapat Mujahidin.

    Yang ingin saya tanyakan, sisi mana yg
    membahayakan anak2? :)

    Kalau soal jam tayang, bukankah orangtua yang
    harus mengatur aktivitas anaknya ? kenapa pula
    acara TV yang disalahkan ? :)

  14. Emang gak pantes sih anak2 kecil dah kayak gt. Kesanya maksa bgt. Tapi mungkin inilah tuntutan industri pertelevisian. Sbernya gak hanya di acara idola cilik aja, di acara seperti sinetron2 jg gak jauh beda.

  15. Saya sependapat dengan anda. Saya terus terang malu nonton acara semacam itu yang memploitasi anak2. Dalam acara Idola Cilik, saya melihat sosok minatur para penyanyi dewasa yang sedang menyanyikan lagu cinta. Pada acara semacam Pildacil, saya justru miris melihat jutaan pemirsa tv yang mendengarkan seorang anak kecil berlagak seorang da’i menceramahi para pendosa.Kemana tuh Kak Seto yang getol memperhatikan anak2. Jangan waktu Syeh Puji menikahi anak dibawah umur saja, atau karena Ponari tak dapat sekolah lantas ribut. Salam dari tenggara pulau kalimantan, yo visite ke http://www.imisuryaputera.co.cc

  16. SAya setuju mas, acara itu adalah bagian dari proses yang akan mendidik mereka seperti apa di saat mereka dewasa nanti.

  17. numpang comment…

    hmm.. semestinya bukan ajang idola ciliknya sih yang disalahkan, tetapi lagu yang dibawakan oleh para kontestan yang mesti dipertimbangkan…

    mungkin lagu” nasional atau lagu” daerah atau lagu” religi (halah)…

    tapi kadang takjub juga ‘ngeliat’ para kontestan yang tergolong anak” tetapi bisa menghayati lagu” cinta ( merekakan belum pernah jatuh cinta, ko bisa y ?? )

  18. saya setuju dengan pak hm cahyo:

    yg gila itu orang tuanya..! mau saja anaknya dieksploitasi: dijadikan hamba cinta (baca: hawa nafsu/syahwat), hamba harta, hamba ketenaran, hamba kesenangan sesaat.

    kayaknya orangtuanya yang harus sekolah lagi.

  19. yah, itu kan karena mau nya anak anak itu juga. kalau anak itu yang mau, mau bagaimana orang tua nya selain memfasilitasi?? dan pada awalnya mereka juga bersemangat untuk berkompetisi kok. meskipun lagu nya memang terlalu dewasa, tapi kan lagu lagu tersebut yang sedang eksis sekarang ini. kalau tidak, bagaimana penonton mengerti lagu nya?? contoh saja, kalau anak – anak sekarang menyanyi lagu ‘sepanjang jalan kenangan’ selain jarang didengar juga mereka akan susah menghapal karena lagu tersebut sudah jarang beredar karena sudah tidak eksis. mengenai waktu, itu kan pinter pinter nya anak nya aja, gimana cara ngambil waktu nya. kalau masih pingin main, ya job nya dikurangi. semua itu jangan terlalu dipikirkan pusing laah,, take it easy aja. toh juga kalau saya masih seumur segitu saya mau mau aja kok ikut, kepingin malah. coba deh, anak kecil mana ada yang gg mau ‘nampang’ di tv??

  20. Yap memang betu. begitulah budaya barat menjajah kita… Seharusnya jika di adakan kontes menyanyi untuk anak2 lagunya juga sesuai dg uur mereka… Masa SD saja belum kelar dah nyanyi cinta-cintaan…

  21. Pingback: Top Posts « WordPress.com

  22. Betul sekali karena itu semua adalah propaganda Yahudi dan Nashara untuk mengancurkan Islam, lha masih kecil aja dah suka nyanyi? kenapa kok gak diajari baca Al-Quran? Tujuan mereka adalah menjauhkan kaum muslimin untuk memahami Al-Qur’an.

    >>>> visit dakwatusalaf.wordpress.com
    >>>> tukuherbal.wordpress.com tukuherbalku.co.cc

  23. maaf ya,,bukannya apa-apa. kita harus melihat dari dua sisi, coba aja lihat mana ada lagu anak-anak zaman sekarang kayak zaman saya dulu. Sekarang dunia permusikan sudah dijajah sama orang dewasa, makanya ada suatu ajang untuk mencari bakat dari anak-anak kecil jadi nantinya akan ada lagi lagu anak-anak. coba aja dengerin album keluaran idola cilik, contohnya dari pemenang pertama idola cilik 1 (kiki) lagu yang dihasilkan tentang cintanya kepada ayahnya kan?! bukan yang macam2. Mungkin waktu proses menuju ke arah sana nya saja yang salah.

  24. ya siiih,tiap ngliat juga rasanya ngga sreg banget. ngga ‘pas’ aja expresinya menghayati cinta ‘dewasa’. terlalu maksa. mugkin lebih baik nyanyiin lagu jadul bangsanya chicha kuswoyo, adi bing slamet, ira maya sopha,dll. krn walau jadul tapi tetap up to date koq dengan keseharian anak sekarang. lam kenal, mampir donk ke d0kt3rn1n9s1h.wordpress.com

    • Kok disambungkan ke agama, sih? Apakah yang menjadi pembuat acaranya bukan Islam? Ini bukan masalah agama, tapi lebih ke masalah perkembangan dan sosial, deh.

  25. acara ini mempengaruhi anak dan orang tua untuk bercita-cita seperti itu. seakan-akan kalau kita ingin menjadi idola maka harus bisa nyanyi kayak gitu, otak dan akhlak mah nomer sekian

  26. Masalah ini tergantung dari sudut mana kita memandangnya…
    Tetapi terus terang saat ini lagu2 khusus utk anak2 sudah berkurang
    Bandingkan dgn thn 80-an dan 90-an dmn lagu2 anak2 msh banyk di Produksi
    dan pasar merespon dgn baik…

    Sekarang berbanding terbalik…
    Dan pencipta lagu anak2 sdh tdk berkarya lagi
    Mungkin dulu kita banyk mendengar cipatan lagu dari Papa T. Bob, Kak Seto dkk..
    Sekarang beliau2 tdk menghasilkan lagu lagi, mungkin ada tapi tdk laku dijual…

    Karena mungkin anak2 juga smakin suka menyanyikan lagu org dewasa
    Kita bisa melihat sinetron2 dimana anak2 tingkat Sekolah Dasar dah maen Pacar2an
    Dahulu SMP az msh Tabu, kata guru tunggu celana kalian abu2 dulu :)

    Inilah pergeseran nilai dan Budaya sekarang ini, dan hal ini memang perlu diperhatikan
    Peran Orang Tua dan Guru sangat dibutuhkan disini…

  27. Setuju Juga…
    Kayanya Hal nich dach berimbas ma Adik” disekitas Qta…
    Coba Qta minta Adik” dideket Qta buat Nyanyi, Pasti yg dinyanyiin tuch Lagu” Percintaan… Yach Minimal Lagunya Unggu…
    Beda ma Anak” Umuran Qta dulu, masih terngiang Lagu Anak”

  28. Sutuju bung. saya juga kurang setuju kalo anak-anak menyanyikan lagu remaja, apalagi tentang cinta. apakah lagu anak-anak sekarang ga ada yang nyiptain, ato itu tuntutan da yang buat acara?????????????. apalagi jam tayang yang lama.

  29. saya pikir bukan acara yang salah atau tidak benar tapi dalam pemilihan lagu yang harus diseleksi,mungkin lagu lagu yang tidak bertema cinta orang dewasa tapi cinta secara umum,cinta tanah air,atau lagu lagu perjuangan,lagu lagu daerah dan banyak lagu lagu umum lainnya.di pihak penyelenggara acara tsb pasti juga sdh terpikir hal hal tsb diatas buktinya bukan hanya pelatih vokal,koreografi tapi juga ada psikologi nya

  30. Sepakat. Sejak awal saya juga agak kurang respek ama acara ini. Memang sih tujuannya untuk mengasah bakat anak terutama di bidang vokal. Tapi harusnya lagu2 yang di bawakan pun harus disesuaikan dengan usia. Anak2 emmang belum berpikir seperti orang dewasa, tapi dengan menyanyikan lirik2 lagu diatas bisa memicu mereka untuk lebih cepat dewasa. Belum lagi klo mereka menirukan gaya penyanyi aslinya yang hot, wah wah jadi apa mereka nantinya.

  31. akh org Indonesia bisanya komentar mulu tanpa kasih solusi,,, macam dirinya paling bener….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    –> Jangan gitu dhong mbak.. Bukankah bagian pengantar kami ada ditawarkan alternatif (solusi)? Olimpiade kimia, fisika dll, dan prestasi2 yg lain2. Bahkan man-teman ada yg bilang .. nyanyi anak-anak lebih tepat, bikin lagu anak-anak lebih banyak lagi, dll. Bukankah itu tawaran solusi?

  32. oke saya lebih setuju sama si penulis deh kayaknya.
    kalau dari kecil mereka di ajari jadi dewasa, nanti dewasanya malah kayak anak kecil.

    mkkb
    “masa kecil kurang bahagia”

  33. miris sekali melihat anak2 banyak kehilangan dunianya, seakan dunia sudah milik orang dewasa. banyak orang2 disekitar yang g mau tw akibat dari yang dilakukan hanya untuk keuntungan yang kecil.

  34. Assalamu,laikum
    Itulah fakta bahwa islam kita belum kaaffah,dan negara kita bukan negara islam.
    Lomba Dai cilik di stop, idola cilik makin ngetop, dan MUI tidak mengeluarkan fatwa haramnya musik.
    Bukankah rasulullah bersabdah ” ……suatu ketika nanti ada segolongan orang yang menghalalkan musik ….”
    Wallahua’lam

    • Ternyata sabda Rasulullah SAW benar…
      Anak sejak kecil telah diajarkan lagu-lagu, bukannya shalawat.

  35. Lagu anak-anak sebenarnya banyak meski lagu lawas, ga usahlah nyanyiin lagu dewasa. Lebih bagus penilaian berdasarkan kualitas suara & performance tidak ditambah embel2 jumlah sms yang masuk.
    Lebih setuju kalo ajang lombanya seperti zaman kecil kita (TVRI), masih inget kan?

  36. Bisa jadi anak-anak itu justru tidak hafal lagu-lagu nasional dan daerah seperti Kartini, Apuse, dll. klo emang ini menjerat keinginan anak dan menghilangkan masa anak-anak yang harusnya bermain kenapa komisi anak belum bergerak ya?Ketika ada seorang laki-laki menikahi wanita yang kayaknya umurnya udah jauh dari para idola cilik tersebut, komisi anak langsung seperti polisi mencari penjahat.Aneh… :(

    • e jangan salah ya pasti kamu g pernah nonton acara ini. palg cuma sekali mereka banyak juga nyanyiin lagunya anak-nak dan daerah mau tak kasih contoh: bintang kecil, pada hari minggu, terima ksih guru, naik kereta, ibu pertiwi, tanah airku, indonesia pusaka dan banyak lagi g bisa nyebutin ”””””jangan asal menilai dong

  37. menurut aq g masalah. kecerdasan itu g hanya terpaku ma satu hal tapi banyak hal apa salah nya mereka bernyayi di atas panggung dan berharap jadi idola?1, mereka senang, gembira 2, ini hanya sebuah kompetisi, hanya saja disiarkan di TV, 3.mereka akan tergugah untuk terus mengembangkan potensi mereka. karena idola disini ga hanya dipilih berdasarkan suara tapi terlebih kepribadian mereka yang ikut menentukan. masalah lagu orang dewasa why Not? yang pasti mereka anak-anak dan lagu itu ditunjukkan ma mamanya, papanya atau sahabat dan orang terdekat dengan mereka. kenapa harus dipersoalkan? atau kalian tanya saja ma anaknya sendiri pasti mereka jawab senang dan bangga bisa menyalurkan kreativitas serta potensi atau bakat mereka. mereka pasti juga bangga karena mereka dapat piala, reward dan hadiah emang bukan yang utama sih tapi paling tidak merela dah ngrasa wooo aku ini dah bisa buat orang tua bangga yang mana kesempatan itu g datang berkali-kali. so bagi siapaun mbok ya berpikir positif”’ biar ga negatif thinking terus kasihan kan kru2 atau panitia yang dah ngadain acara ini terutama para juri pelatih dsb, yang jelas pasti mereka sayang bgt gitu dan berusaha ngembangin potensi mereka, kok malah dikritik. aku tuh seneng bgt melihat mereka bernyanyi di atas panggung dengan gaya yang lucu, seru, masih murni bikin hati seneng deh dan mereka kelihatan seneng bgt bisa unjuk gigi. selain itu mereka bisa mengenal orang-orang dari banyak daerah dan disitulah mereka belajar mengenali karakter dan membentuk kepribadian mereka. mereka juga bisa memperkenalkan ke dunia luar tentang kebudayaan mereka masing-masing, contoh: Cakka yang bisa nembang jawa gambuh. obiet nyanyi lagu jawa;numpak perahu layar, trus debo kalo minta dukungan pake bahasa sunda, jadi acara ini g bisa dibilang asal-asalan orang yang g tau dan g pernah nonton aja yang asal menilai.g melihat dengan jelas dan g meneliti dulu CATATAN(e.. kalian g suka kan pada acara ini dan pasti kalian hampir g pernah nonton mungkin cuma sekali dan kebetulan kalian nglihatnya pas si idola cilik nyanyaiin lagu yang dewasa so kalian nilainya g keseluruhan g obyektif dong).maju terus pantang mundur bwt idola cilik

  38. saya kira islam mengharamkam progran2 kayak gitu . gimana tidak di progran2 seperti itu banyak bercampur yang bukan muhrim…dan lagi setahu saya dalam islam haram bermusik. maaf kalau salah . . . .

  39. apabila kita tanya anak kita lagu apa yang jadi lagu faporitnya pasti dengan lantang menjawab bahkan lancar ketika di minta untuk menyanyikanya……..betul tidak ?? pasti betul ya kan ….tapi coba kita tanya siapa sajakah sahabat nabi yg 4 terdekat …….saya yakin kebanyakan dari anak2 kita bingung menjawabnya…….. kenapa ??????????? salah siapa ???????????mari para orang tua sama2 berpikir akan kita bawa kemana anak2 kita???????? siapkah para orang tua di tanya ALLOH di akherat nanti mengenai amanahnya tentang anak?????

  40. kalo utk mengembangkan bakat anak ok, cuman emang ga ada lagu anak2 lagi… mgkn karena skrg lagu anak2 kurang menjual? lagu anak2 jaman dulu bagus2 lho, knp ga pake lagu2 jaman dulu ya…

    kayak ciptaannya AT Mahmud ataupun bu Kasur (?) kalo ciptaan papa T Bob sih ada yg bagus ada jg yang enggak… (hehe, sori papa..)

    Menurut saya, anak diajarkan berkompetisi perlu namun juga disesuaikan dgn usianya lah ya… semoga ortu yg mendaftarkan anaknya ke ajang2 seperti itu mmg buat perkembangan anaknya bukan duitnya doang…

  41. oia, Alhamdulillah ponakan saya lebih suka shalawat loh drpd lagunya (alm) Mbah Surip, walaupun pake geol2 (maaf) pantatnya :)

  42. kalau aku pikir, idola cilik juga gak ngerusak anak,,,thoe kan cumma melatih bakat anak anak aja,,,,
    mungkiiiiiiiiiin pendapat orang beda beda
    jadi gak tau dueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh ,,,,,,,
    pokok nya
    GOGOGOGOGO!!!!
    IDOLA CILIK…

  43. Ini kok pada bawa-bawa Islam, sih.

    Kita berpikiran terbuka saja… Musik gak sepenuhnya gak berguna. Kan banyak musik dan lagu yang menyampaikan pesan penting buat manusia (pesan perdamaian, dsb).

    Saya memang bukan penganut Islam yang baik, tapi tolong jangan menerima mentah-mentah ajaran agama. Harus disesuaikan dengan zaman modern juga.

  44. Menurut saya acara Idola Cilik Boleh-boleh saja.. tapi lagu yg di nyanyikan harusnya jangan lagunya orang dewasa.. lagu anak-anak dong..Berikanlah sesuatu sesuai dengan porsinya. Artinya kalau masih anak2, ya lagunya harus lagu anak2.. jangan lagunya orang dewasa.. siapa bilang tidak mempengaruhi pola pikir anak ttg lagu yg di bawakan. Ingat pada usia muda.. mereka cenderung penasaran dengan sesuatu yg baru, baik kata2 maupun perbuatan. Kemudian terlalu banyak menyanyi sebenarnya menurut saya tidak baik, karena membuat orang cenderung hidup dalam dunia khayalan. Kebanyakan lirik yg ada dalam lagu itu adalah khayalan, utamanya lagu yg bertema cinta. Artinya ketika itu lihat kenyataannya, banyak bohongnya. Mending nyanyikan lagu-lagu Nasyid..
    Dan kebanyakan memang orang yg hidup di zaman sekarang menggunakan panduan hidup khayalan. Misalnya ketika mau menikah harus seperti kisah cintanya cinderela. Nah, ketika pernikahan nya sudah dijalani, eh ternyata jauh dari apa yg diharapkan. Itulah sebabnya mungkin banyak kalangan artis yg kawin cerai. Maaf kalau sudah sedikit melenceng dari topik..

  45. dan saya rasa tidak ada yang menyanyi dengan cadel seperti itu
    dan tidak ada yang menyanyi lagu itu

    ank-anak menyanyi dari hati karena memang menyanyi harusnya begitu
    liat deh video clipnya sama lagu-lagu penyanyi cilik itu,semunya tidak ada yang cinta-cintaan
    contoh:Alvin-Berteman Saja\Rio:Rindukan dirimu (tentang sahabat)/Lintar:Bundaku
    trus waktu Idola Cilik 3 kan liriknya diganti

  46. dengan banyak acara-acara serupa, Indonesia hanya akan dikenal sebgai negara produsen artis, di saat negara lain sudah berlomba mencetak generasi Scientist. Indonesia sudah terlalu banyak punya penyanyi atau artis. Ironisnya, bayaran menjadi seorang artis lebih besar dibandingkan menjadi seorang peneliti atau cendikiawan lainnya. Orang tua bangga anaknya jadi artis, tapi orang tua akan lebih bangga kalau anaknya menjadi peneliti atau cendikiawan. Zaman sekarang bahkan orang yang tidak bisa baca tulis pun bisa jadi penyanyi atau artis hanya modal tampang.

    Kenapa indonesia ngga bikin ajang pencarian bakat bagi scientist atau penemu-penemu untuk dijadikan raw model anak-anak kita?

Leave a reply to WoKay™ mania! Cancel reply